Chapter 4 - Attack

2.7K 239 8
                                        

Jungwon, lelaki manis yang umurnya lebih muda empat tahun dari Jisung itu satu-satunya karyawan yang Jisung punya. Dulu, Jisung punya dua karyawan, Jungwon dan Sunoo, tapi Sunoo melanjutkan sekolah di luar kota, akhirnya yang tersisa hanya Jungwon.

Jungwon seringkali bertugas untuk mengantar pesanan bunga ke pelanggan, kebetulan sekali dia bisa mengendarai sepeda motor. Jika Jungwon sedang pergi keluar, Jisung yang menjaga toko sendirian. Seperti sekarang ini.

Jisung sedang merangkai bunga-bunga pesanan dari pelanggannya untuk acara kelulusan anaknya besok, pintu tokonya terbuka, Jisung berdiri dan bermaksud menyapa, tapi orang-orang yang datang sepertinya bukan bermaksud ingin membeli bunga di toko nya.

Tiga orang lelaki berbadan besar dengan pakaian serba hitam masuk ke toko nya. Masing-masing dari mereka juga membawa sebuah pemukul yang terbuat dari besi, yang Jisung tidak tahu untuk apa. Jisung otomatis mengambil sebuah gunting, sebagai pertahanan diri jika mereka memang benar orang jahat.

"Ka-kalian siapa? Ada perlu apa?"

BRAK

Bukan menjawab pertanyaan Jisung, salah satu dari mereka malah memecahkan vas bunga yang berada tepat di hadapan Jisung. Jisung terkejut dan badannya limbung, dia terjatuh.

Jisung merangkak menjauh dari mereka, hingga dia terpojok di sudut dinding.

"To-tolong, jangan sakiti aku. Kalian mau apa? Uang? Aku akan memberi kalian uang, tapi tolong pergi darisini."

Jisung menangis tapi orang-orang itu tidak mengasihaninya, mereka memang tidak menyakiti Jisung, tapi mereka memukul semua barang secara acak yang ada di toko Jisung dengan menggunakan pemukul yang mereka bawa. Suara pecahan kaca bisa Jisung dengar, semuanya hancur, bunga-bunga yang Jisung rawat dengan baik sudah tak berbentuk, serpihan kaca berserakan di lantai.

Hening seketika, Jisung pikir mereka akan pergi setelah mengambil uang dari mesin kasir, tapi ternyata tidak. Mereka mengarahkan pemukulnya pada dinding kaca toko nya, oh tidak, Jisung tidak akan membiarkan itu terjadi, Jisung harus melakukan renovasi besar-besaran nantinya.

"Jangan! Jangan, kumohon jangan!"

Jisung yang tidak tahu mendapat keberanian darimana, menghampiri salah satu lelaki itu, menahan tangannya.

"Kalian mau apa? Tolong, tolong cukup sampai disini, jangan hancurkan apapun lagi."

Merasa Jisung menghalangi rencana mereka, salah satu dari mereka memberi tanda untuk menyingkirkan Jisung darisana. Lelaki yang tangannya dipegang oleh Jisung menghentak tangannya sambil sedikit mendorong tubuh Jisung hingga Jisung lagi-lagi terjatuh ke lantai yang berserakan serpihan kaca. Gunting yang sedari tadi Jisung bawa, yang seharusnya digunakan sebagai alat pertahanannya, terlempar jauh entah kemana. Sakit, Jisung merasa serpihan kaca itu menancap di tubuhnya.

"Hiks... Tolong jangan..."

Jisung tidak menyerah, dia menarik kaki lelaki itu kali ini, dengan tanpa perasaan tubuh Jisung ditendang dan dia tidak sadarkan diri setelah itu.

Tepat setelah itu, seseorang datang. Ketiga lelaki itu masih kebingungan, takut kalau Jisung mati karena mereka. Mereka tidak menyadari kehadiran orang lain disana.

"Kalian siapa?!"

Terkejut karena kedatangan orang itu yang tidak mereka duga, ketiga lelaki itu melarikan diri dengan tergesa, awalnya orang itu ingin mengejar, tapi melihat Jisung yang terbaring tidak sadarkan diri dengan pelipisnya yang berdarah, dia mengurungkan niat, Jisung jauh lebih penting.

.

.

.

ReplaceHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin