11. MELUPAKAN

23 3 1
                                    

  " Melupakanmu disaat belum mengenalmu. "
~ Nayla Azzahra.
         

Happy Reading...

Tring... Tring...

Bel berbunyi tanda sudah memasuki waktu istirahat. Semua siswa-siswi berhamburan ke luar kelas dengan riang gembira, tetapi tidak dengan seorang gadis yang sedang menyusuri koridor sekolah dengan lesu. Dengan pikiran kalut, langkahnya membawa ke tepi lapangan dan duduk seorang diri melihat segerombolan laki-laki yang sedang asik bermain bola basket. Pemandangan itu tak mampu mengalihkan pikirannya  yang campur aduk karena Akiel.

Tiba-tiba sebuah bola membentur kepalanya keras. Rasa sakit yang dirasakannya mampu menyadarkan dari lamunannya.

"Aduh, sakit. Siapa sih ini yang lempar bola sembarangan? "  Ia mendumel sembari memantulkan bola basket dengan keras. Sialnya, bola itu kembali membentur kepalanya. Alhasil ia ditertawakan oleh orang-orang yang melihatnya.

Ia kesal, disaat mati-matian menahan rasa malu karena ditertawakan oleh banyak orang. Tiba-tiba seorang pemuda menghampirinya dengan tertawa terbahak-bahak.

"Neng toa... Neng toa! Lain kali kalo apa-apa itu jangan pake emosi! Jadinya senjata makan tuan kan. " ucapnya masih dengan sisa tawanya.

"Ck. Kang Fadil kan yang tadi ngelempar bola? "

Fadil mengangguk mengiyakan pertanyaan gadis itu.

"Kebiasaan! Ini kali keduanya kepala aku kena bola gara-gara Kang Fadil, sakit tau! " Ia mengerucutkan mulutnya sesekali mengusap-ngusap kepalanya.

"Ya maaf. Orang gak sengaja juga, galak banget sih. " timpalnya

"Dil, lempar bolanya! " teriak Ridwan yang melihat interaksi keduanya.

Fadil melemparkan bola basket pada Ridwan, "Kalian lanjut aja mainnya! "

Segerombolan laki-laki itu kembali melanjutkan main bola basketnya tanpa Fadil. Fadil tersenyum ketika melihat gadis dihadapannya duduk sambil mengerucutkan mulutnya. Ia ikut duduk di samping gadis tersebut.

"Udah jangan cemberut terus! Nanti tambah jelek lagi, "

Yang dikatain langsung melotot tak terima, tapi Fadil hanya memasang tampang tak berdosa.

"Eh, enak aja pake ngatain aku jelek segala. Kamu tuh yang jelek, sok kegantengan banget jadi orang. " Ia mencerca dengan setengah berteriak.

"Aduh, Nayla kalo ngomong itu gak usah pake teriak-teriak segala! Udah mah suaranya cempreng lagi, "

"Ish, nyebelin banget sih. "

"Kamu sendirian lagi? " Tanya  Fadil yang diangguki Nayla, "Maryam belum ke pondok lagi emang? "

"Belum, dia kan masih berduka. " Fadil mangut-mangut mendengar jawaban Nayla.

Tiba-tiba Nayla teringat Akiel. Ia melihat Fadil sekilas. Apa aku tanya Kang Fadil aja ya soal Kang Akiel sama Rini. Batin Nayla.

"Kang Fadil? " Fadil hanya bergumam menimpali.

"Kang Fadil, emang bener ya kalo Kang Akiel sama Rini pacaran? "

Fadil menatap Nayla dengan tatapan yang berbeda. Tiba-tiba ia tersenyum aneh memiliki ide.

"Ya, bahkan sejak sebelum kamu masuk pesantren! "

"Serius? " Fadil mengangguk menimpali

Suasana hati Nayla tiba-tiba berubah, ia menunduk menyesali nasibnya. Melihat itupun Fadil langsung tertawa terbahak-bahak, Nayla mengerutkan keningnya merasa aneh dengan sikap Fadil.

Cinta Dalam Pesantren (On Going) Where stories live. Discover now