06. NGANTIN BARENG

49 39 37
                                    

"Dalam diam aku mencintaimu. dan dalam diam juga aku berdo'a agar cinta ini tersapa olehmu."
~Nayla Azzahra.

Happy reading...

Hari menjelang sore, Nayla merasa bosan berada dikamarnya. Ia memutuskan untuk berjalan-jalan disekitar kobong untuk mengobati rasa bosannya.

Gadis itu menyusuri area kobong putri, sesekali menyapa teman-teman nya dengan senyuman. Hingga sampai pagar pembatas area putri, langkah Nayla terhenti saat netranya menangkap sosok laki-laki pujaannya yang sedang kerepotan membawa berbagai belanjaan ditangannya. Ia berinisiatif untuk menghampirinya. Karena menurutnya itu tidak akan menjadi masalah, secara posisi laki-laki itu berada di tengah-tengah area antara kobong putra dan putri, yang dimana area tersebut bisa dilalui laki-laki dan perempuan.

"Kang Akiel! "

"Teh Nayla! Ada apa? " Tanya Akiel.

"Kang Akiel, abis belanja, ya? " Akiel mengangguk.

"Emang nya buat apa belanja sebanyak itu? Terus kenapa Kang Akiel belanja sendirian, kenapa gak ajak yang lain? "

"Ini saya belanja buat stok seminggu! Dan saya belanja sama Rahmat, kebetulan dia lagi ngembaliin dulu motornya gus hamdi, yang udah kita pinjam! " Timpal Akiel.

Nayla mangut-mangut mendengarkan Akiel, "Ya udah, kalau gitu aku bantuin bawa belanjaannya, ya, "

"Gak usah, saya bisa sendiri! Lagian ini mau langsung disimpan didapur, selain itu dapurnya juga ada diarea kobong putra. Teh Nayla, mana bisa masuk! " Skakmat, Nayla merutuki tingkahnya.

Nayla cengengesan menutupi rasa malu nya,"Ya udah, kalau gitu aku pamit dulu, ya!" Sembari melambaikan tangan, Nayla buru-buru pergi dari hadapan Akiel.

Akiel tertawa pelan melihat Nayla salah tingkah, dimatanya itu sangat lucu.

***

"Nay, ayo buruan! Udah jam berapa ini, Bisa-bisa kita telat! " Gerutu Maryam.

Nayla buru-buru pakai kerudung "Udah! " Ia langsung mengambil tas, "Eh, bentar! Ada yang kelupaan, " ia langsung membawa parfum dan menyemprotkan pada tubuhnya, "Biar wangi! " Sambungny

Maryam berdecak kesal, karena daritadi Nayla terus-terusan mengulur waktu. Ia takut terlambat di hari pertama mereka efektif belajar. Karena masa MPLS telah selesai, selama tiga hari kemarin.

Keduanya berjalan menuju depan gerbang untuk menunggu angkot yang lewat. Sudah dua menit menunggu, angkot tak kunjung lewat. Karena kesal Nayla merutuki angkot yang tak kunjung ada, ia tidak mau terlabat dihari pertama mulai efektif belajar. Tak selang lama, angkot berhenti dihadapannya. Ia masih merutuki angkot yang lambat datangnya. Disaat bersamaan, netranya melihat seseorang yang turun dari angkot. Dari yang tadinya ngedumel tidak jelas menjadi tersenyum semanis mungkin.

"Kang Akiel, abis dari mana? " tanya Nayla sok akrab.

"Saya abis beli obat di Apotik! "

"Loh! Emang Kang Akiel sakit apa? " Maryam memutar bola matanya malas, tadi aja dia merutuki angkot yang telat datang, sekarang disaat angkot sudah didepan mata malah mengulur waktu.

"Bukan saya yang sakit! Tapi teman saya yang sakit! " ucap Akiel.

Nayla mangut-mangut paham. Dalam hatinya dia memuji Akiel yang begitu peduli terhadap sesama.

"Nay, ayo! Itu angkotnya udah ada," Maryam menarik tangan Nayla, takut terlambat.

Tapi sang empu malah senyum-senyum gak jelas sambil melambaikan tangan pada Akiel. Akiel yang melihatnya pun geleng-geleng kepala akan tingkah Nayla.

Cinta Dalam Pesantren (On Going) Where stories live. Discover now