10.

4.9K 582 20
                                    

Sunoo menunduk. Dia merasa ada sesuatu yang menghalangi dirinya untuk merasa lega meskipun perceraiannya sudah berhasil dilakukan.

"Sunoo-ya....."

Sunoo mengangkat kepala. Dia dan Heeseung saling menatap cukup lama sebelum Sunoo meneteskan air matanya, "Aku minta maaf, Yang Mulia Kaisar."

"Jangan menangis. Ini semua salahku. Jangan menangisi apapun dan jangan meminta maaf padaku. Aku merasa semakin buruk dan malu jika kamu seperti ini. Aku sudah sangat menyakitimu. Aku yang seharusnya minta maaf."

Sunoo menggeleng, "Tidak apa. Aku tau Kaisar tidak bermaksud begitu. Aku minta maaf karena aku tidak sanggup memaklumi kesalahan Kaisar. Jika saja aku bisa, aku mungkin akan mencoba. Tapi aku benar-benar tidak bisa. Aku minta maaf, aku harus meminta perceraian ini dilakukan. Sejujurnya, aku selalu membayangkan masa depan kita yang bahagia, aku selalu berharap aku bisa mengandung anak Kaisar satu kali saja, kita pasti akan jadi keluarga yang sangat bahagia. Aku selalu berharap hal-hal itu terjadi. Tapi Kaisar sudah lebih dulu menemukan kebahagiaan Kaisar. Wonyoung sudah lebih dulu mengandung anak Kaisar."

Sunoo tersenyum, "Aku turut menunggu dan mendoakan calon anakmu, Yang Mulia. Jangan memikirkan aku lagi dan merasa bersalah padaku. Aku juga akan mencari bahagia ku sendiri."

Heeseung ingin sekali memeluk dan menghapus air mata Sunoo. Sungguh, dia terluka melihat Sunoo seperti ini.

"Satu hal yang aku ingin Yang Mulia tau. Aku memang tidak mencintai Yang Mulia sebesar Yang Mulia mencintaiku. Tapi tetap saja, Yang Mulia sudah berhasil membuat aku jatuh cinta." Sunoo menghapus air matanya, "Aku mencintaimu, Yang Mulia."

Heeseung menundukkan kepalanya.

"Maafkan aku yang gagal mempertahankan pernikahan kita. Jangan merasa bersalah padaku lagi. Aku sudah tidak apa-apa. Aku harap mulai saat ini Kaisar bisa berbahagia. Bahagia lah Yang Mulia. Sekarang Yang Mulia adalah seorang calon ayah. Jangan menundukkan kepala seperti ini. Beri contoh yang baik untuk anakmu. Jadilah ayah yang baik untuknya. Buat anak Kaisar bangga karena dia memiliki ayah yang hebat dan kuat. Aku turut senang jika nantinya anak itu lahir. Jangan salahkan anak itu, jangan asingkan dia kemanapun. Dia hanyalah bayi yang tidak berdosa dan tidak tau apapun. Nikahi Wonyoung segera dan biarkan anak itu lahir saat kedua orang tuanya sudah dalam ikatan pernikahan."

Heeseung masih menunduk, air matanya tidak bisa bohong, dia benar-benar tidak pernah membayangkan hari ini akan terjadi. Hidup tanpa Sunoo adalah hal yang bahkan tidak pernah berani dia pikirkan.

"Selama 6 tahun pernikahan kita, Kaisar memperlakukan aku dengan sangat baik. Aku selalu merasa dicintai dan dihargai olehmu Yang Mulia. Terimakasih banyak sudah pernah mencintai aku."

Heeseung mendongak, dia bingung harus menjawab apa. Dia tidak pernah siap dengan hari ini.

"Aku pamit ya, Kaisar? Jangan menangis lagi." Meski Sunoo meminta Heeseung untuk tidak menangis, dirinya sendiri justru semakin kencang meneteskan air mata.

"......." Heeseung merasa putus asa.

"Boleh aku memeluk Kaisar untuk terakhir kalinya?"

Heeseung tidak menjawab, dia langsung menarik Sunoo kedalam pelukannya dan mendekap Sunoo sangat erat seolah tidak ada lagi hari esok. Sunoo juga membalas pelukan Heeseung dan menepuk-nepuk punggung Heeseung pelan.

Berselang cukup lama, di ujung sana Sunoo dapat melihat Sunghoon yang datang mencarinya. Sunoo melepaskan pelukan Heeseung dengan lembut.

"Sudah waktunya aku untuk pergi. Aku pergi ya, Yang Mulia Kaisar. Jaga diri Kaisar baik-baik. Terimakasih sudah menjagaku selama ini. Sampaikan salam ku pada penjaga dan pelayan istana di kediaman mu Kaisar, aku tidak sempat kesana. Aku juga tidak sempat berpamitan pada ibu Suri. Aku terlalu takut menemuinya. Mungkin suatu saat nanti aku akan mengunjungi ibu Suri. Maafkan aku yang sudah mengecewakan banyak orang termasuk rakyat Namyangju. Aku harap Kaisar dapat menemukan Permaisuri lain yang mampu membantu Kaisar memimpin pemerintahan. Kalau Kaisar hanya sendiri, pasti melelahkan. Jangan bekerja terlalu keras, ada calon anak Kaisar yang harus Kaisar temani bermain nantinya. Sampaikan salam ku pada calon ibu dari anakmu juga, Yang Mulia. Maaf aku tidak bisa bertemu dengannya, aku hanya tidak bisa melihat dia saat ini, tapi aku sudah tidak marah atau kecewa lagi. Aku benar-benar sudah tidak merasakan apa-apa."

Sunoo melihat ke arah Sunghoon, "Aku akan menikah dengan Putra Mahkota Park Sunghoon. Doakan aku bahagia juga ya, Yang Mulia........."

Sunoo menunduk untuk memberi salam, "Kalau begitu aku pergi, Yang Mulia Kaisar, selamat siang."

Heeseung masih diam di tempat meski Sunoo sudah melangkah melewati punggungnya, Sunoo benar-benar pergi.

"Maaf, menunggu lama ya?" Samar-samar Heeseung mendengar suara Sunoo yang lembut itu menyapa seseorang yang menjawab dengan tak kalah lembut, "Tidak, aku hanya khawatir."

Suara langkah kaki yang saling beriringan mulai menjauh dari pendengaran Heeseung dan kemudian menghilang.

Heeseung mendudukkan tubuhnya, dia menangis dan memeluk dirinya sendiri yang masih tersisa aroma feromon Sunoo bekas pelukan mereka beberapa saat yang lalu. Ini adalah terakhir kalinya dia bisa mencium feromon Sunoo. Feromon yang selalu ia sukai, segar dan menenangkan. Sampai kapanpun, Sunoo akan selalu memiliki tempat tersendiri di hati Heeseung. Dan itu pasti.








^^

THE SUN [ SUNSUN ]✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora