2.

6K 651 48
                                    

Mata permaisuri dapat melihat pintu masuk menuju kediaman kaisar yang terletak dibagian barat istana, namun ada sedikit rasa bingung dalam dirinya, para prajurit di depan pintu menghalangi jalan masuk dengan tongkat panjang mereka.

"Kenapa kalian menghalangi jalanku?"

Prajurit itu menundukkan badan hormat, sebenarnya dia lebih takut pada permaisuri dibandingkan kaisar, meski selalu bertutur lembut dan tidak terlihat emosi, pancaran keagungan dalam diri permaisuri sangatlah kuat dan Kaisar selalu memerintahkan mereka untuk menghormati permaisuri lebih dari Kaisar itu sendiri.

"Mohon ampun, Yang Mulia Permaisuri, saya di perintahkan Kaisar untuk meminta ijin darinya sebelum ada yang memasuki kediamannya."

Sunoo tersenyum tipis.

"Begitu ya? Sejak kapan peraturan ini dibuat?"

"Mohon ampun Permaisuri, sejak hari ini."

"Dia tidak mengecualikan aku?"

Prajurit itu diam.

"Tidak ya? Baik, tidak apa-apa. Beritahu Kaisar bahwa aku datang. Aku akan menunggu disini, tidak perlu menghalangi pintu masuk dengan tongkat menyeramkan kalian itu. Aku bukan pemberontak."

Malu. Hanya kata itu yang ada di benak para prajurit. Sedangkan dayang-dayang Sunoo hanya menyeringai ke arah mereka, seolah mencibir dan meremehkan.

"Berani-beraninya mereka menyamakan Permaisuri negeri ini dengan orang asing. Cukup halangi saja permaisuri dengan badan besarmu, tindakan menghalangi jalan permaisuri saja sudah menjijikan, ditambah dihalangi dengan tombak, dasar, tidak tau malu." Ucap Dongpyo di dalam hati. Ucapan yang seolah dapat menembus telinga para prajurit yang langsung melirik kearahnya.

"Biarkan permaisuri ku masuk."

Itu adalah suara yang sangat Sunoo kenali. Dan tentu saja, suara itu milik sosok yang sangat ia cintai. Sunoo melangkah mendekat, mengikis jarak diantara mereka. Hanya tersisa dua langkah, Sunoo berhenti, dia menunduk sebagai tanda hormat.

"Kaisar. Maafkan kedatanganku yang tiba-tiba. Aku dengar, kamu membawa para dayang pribadiku kemari?"

Heeseung menatap Sunoo dengan tatapan yang sulit Sunoo artikan.

"Yang Mulia?"

"Omega... Apakah kondisimu sudah membaik?"

Sunoo tertegun sesaat, "Aku pikir, Yang Mulia tidak tau jika kemarin aku sempat tidak enak badan."

"Mana mungkin aku tidak tau. Apapun yang terjadi padamu atau apapun yang kamu lakukan, semuanya aku tau, permaisuri."

"Yang Mulia tau, tapi tidak datang hanya untuk sekedar melihat kondisiku?" Sunoo tersenyum, sangat teduh dan manis, "Suamiku sibuk sekali, ya? Kantung matamu terlihat jelas, apa istirahat mu cukup, Kaisar?"

Belum sempat Heeseung menjawab, Sunoo sudah lebih dulu menyela nya.

"Aku datang untuk membawa kembali dayang-dayang ku, Yang Mulia. Maaf, aku tidak bisa berlama-lama, setelah ini aku harus bersiap melihat pasar di bagian selatan setelah bencana yang melanda mereka."

"Kamu sudah pulang dari rapat mengenai penjamuan wakil-wakil kerajaan?"

"Sudah, aku bahkan sudah istirahat sebentar dan menikmati manisanku. Jadi, dimana dayang-dayang ku, Yang Mulia?"

"Apa hasilnya?"

"Tidak banyak. Aku hanya akan menjamu mereka dengan tradisi yang sudah ada dari leluhur kita. Aku juga sudah membuat daftar tentang wakil dari kerajaan mana saja yang akan datang. Lagipula, waktu pertemuan masih jauh, masih ada 1 bulan dari hari ini. Jadi Yang Mulia, tolong jangan bertanya tentang hal itu lagi. Aku harus segera ke selatan, Yang Mulia juga tau itu bukan?"

THE SUN [ SUNSUN ]✔️Where stories live. Discover now