6. become awkward

3.3K 380 7
                                    

"Ya" balas Jaehyun datar. Ia diam. Memikirkan cara agar isu buruk itu hilang tanpa jejak. Ia tak suka ada kekurangan dalam dirinya. Semua orang tau dia adalah orang yang perfeksionis, jadi semua yang bersangkutan pada dirinya harus sempurna tanpa cacat sedikitpun.

••••••

Renjun berlarian di koridor rumah sakit dengan Mingyu yang mengikutinya dari belakang dengan langkah besarnya. Pria bongsor itu terlihat berjalan santai.

BRAKKK

"YA TUHAN!!"

"Maafkan aku dokter Chan" ucap Renjun. Ia masuk diikuti Mingyu. Shotaro - adik Renjun mengedipkan matanya dan menatap Renjun yang sudah berdiri di samping brankar nya.

"Ge~"

"Ada yang sakit?? Gege senang sekali kau sudah sadarkan diri" ucap Renjun histeris. Dia sangat senang adiknya telah siuman. Maka dari itu tadi dia langsung mengajak Mingyu untuk ke rumah sakit tak peduli ia merusak pikniknya dengan Mingyu.

"Aku tak apa, ayah dan bunda? Apa benar mereka sudah-" Renjun menganggukkan kepalanya mengelus punggung sempit sang adik. Seolah menguatkan sosok rapuh di depannya. Mingyu hanya menatap haru kedua kakak beradik itu. Renjun terlihat mencoba kuat di hadapan adiknya.

"Huh aku menangis" keluh Bangchan dengan menyeka air matanya. Mingyu mendengus kesal. Perusak suasana.

"Emm bagaimana keadaan gege dan Ruto (?)" Tanya Shotaro tak yakin.

"Gege baik, Ruto-" Renjun menggantung ucapannya. Shotaro tau.

"Dia turun di pedesaan di dekat pegunungan" ucap Shotaro. Mingyu mendekatkan dirinya ke arah mereka.

"Kau masih ingat?" Shotaro mengangguk lemah. Ia masih ingat kejadian itu. Pada saat itu ayahnya menyuruh ia berlindung di belakang.

"Haruto izin pergi buang air kecil, ayah sudah merasa tidak beres dengan mobil kita, ia meninggalkan Haruto begitu saja, awalnya aku dan bunda disuruh turun supaya jika ada sesuatu yang terjadi aku dan bunda masih selamat, tapi pada saat itu ayah- hikss ayah tidak mengatakan sejujurnya jadi aku dan bunda bersikeras ikut dan menunggu Haruto, tapi ayah justru marah dan bilang ia tak ingin membahayakan kita, t-tapi-"

"Sudah, kau baru sadar pulihkan terlebih dahulu kondisi mu" ucap Mingyu menghentikan. Ia tak tega melihat kondisi Shotaro. Ia masih lemah tapi seolah dipaksa mengingat kejadian yang sangat mengerikan itu.

"Tak apa, aku bisa" ucap Shotaro meyakinkan.

"Stttt kita bicarakan ini nanti, sekarang kau harus makan dan minum obat" cegah Renjun. Shotaro kalah. Ia tak bisa melawan sang kakak. Ia pun menganggukkan kepalanya pasrah.

••••••

Jaehyun menatap surat ditangannya. Surat panggilan. Sudah ke-3 pada bulan ini ia dipanggil oleh guru anak sulungnya. Dengan berbagai alasan, mulai dari pembullyan, bolos, dan sekarang ini anaknya ikut tawuran dengan sekolah lain. Jaehyun? Ia tak tau, bahkan ia tak tau jika anaknya mendapat luka sayatan di dada kanannya.

"Apa yang kau lakukan Jung?!" Jaehyun membanting kertas itu. Jaemin seolah tak peduli. Semua kenakalannya ini ia lakukan untuk menarik perhatian sang daddy. Tak lebih. Ia adalah anak yang kurang kasih sayang. Menumbuhkan sifat nakal supaya mendapat perhatian dari sang daddy.

"Hanya tawuran"

"Hanya?! Daddy menyekolahkan mu di sekolah terbaik supaya kau tidak menjadi berandalan seperti ini!! Bagaimana jika bubu mu tau tentang ini hah?!! Dia pasti sedih melihat mu seperti ini" untuk pertama kali. Jaehyun berbicara panjang lebar seperti ini. Biasanya tanpa ba-bi-bu lagi pria itu memukulnya dan menyita fasilitasnya.

"BUBU JUGA TIDAK AKAN SUKA MELIHAT DADDY YANG ABAI KEPADA KU DAN JISUNG!! DADDY PIKIR BUBU AKAN MENYUKAI ITU HAH?!"

"DADDY SIBUK BEKERJA JUGA DEMI MU DAN JISUNG" Jaemin tersenyum miring. Demi dirinya dan Jisung?? Bukan demi jalang yang sudah menyita perhatian Jaehyun sepenuhnya??

"Yakin?? Bukan demi jalang mu itu?" Jaemin menaikkan sebelah alisnya. Ia tahu. Ia tahu jika daddynya memiliki sugar baby hanya saja ia tidak mengetahui wajah sugar baby sang daddy.

"Siapa yang kau sebut jalang itu Jaem?!" Jaehyun mengepalkan tangannya sampai terlihatlah buku-buku jarinya yang memutih.

"Sugar baby mu"

"Daddy tidak memiliki sugar baby, kau lebih percaya dengan berita murahan itu daripada daddy mu sendiri??" Tanya Jaehyun mencoba setenang mungkin. Jika ia terlihat panik maka Jaemin akan semakin curiga dengannya.

"Lalu apa alasan daddy tidak pernah pulang ke mansion??"

"Daddy tidur dengan kekasih daddy" jawab Jaehyun datar. Terlihat tatapan tak suka dari sang anak. Ia tak ingin ini. Ia memang mendambakan keluarga harmonis, tapi bukan dengan daddynya menikah lagi. Ia memang egois. Tapi ia tak akan membiarkan siapapun menggantikan posisi bubunya. Tak akan terjadi.

"Huh takkan ada yang bisa menggantikan bubu" ucap Jaemin lalu berjalan membuka pintu ruangan sang daddy.

"Jika takdir mengatakan lain apa kau bisa berkilah??"

"Terserah" Jaemin benar-benar meninggalkan Jaehyun. Meninggalkan Jaehyun yang tengah pusing. Anaknya yang satu itu sangat tak terduga.

••••••

Renjun mengelus kepala Shotaro saat pemuda 20 tahun itu menelan obatnya tanpa paksaan. Ia bangga kepada Shotaro. Dulu Shotaro tak pernah mau menelan obat berbentuk tablet atau pun pil. Jadi Renjun atau bundanya harus menghaluskan obat itu. Dan ini pertama kalinya Shotaro menelan obatnya tanpa dihaluskan.

"Pintarnya adik gege" Renjun tersenyum manis. Sangat senang dengan perkembangan sang adik. Shotaro membalas senyumannya. Mingyu yang memperhatikan mereka dari sofa sudah mau meleleh saja melihat interaksi 2 manusia manis itu.

'ya tuhan aku tidak kuat, ini terlalu imut!!' - batin Mingyu. Ia ingin menggigit bantal sofa itu sekarang juga. Ini terlalu menggemaskan.

"Hyung" Mingyu tersenyum canggung. Renjun memanggilnya.

"Y-ya?"

"Jika hyung lelah hyung bisa pulang terlebih dahulu" ucap Renjun. Mingyu menggeleng. Jika ia pulang lalu bagaimana dengan Renjun??

"Jika aku pulang lalu bagaimana caranya kau pulang??" Renjun terkekeh.

"Apartemen ku hanya sekitar 300 meter dari rumah sakit ini, hyung tak perlu khawatir" jawab Renjun meyakinkan Mingyu. Pria itu nampak mencari kebohongan di wajah Renjun. Tapi nihil. Pemuda manis itu jujur.

"Eumm okay, jika begitu aku harus pulang"

"Adik kecil, cepat sembuh okay?" Shotaro mengangguk. Ia tersenyum manis ke arah Mingyu. Ia berharap memiliki kakak ipar sebaik Mingyu.

"Aku pulang, sampai jumpa besok" ucap Mingyu sebelum meninggalkan ruangan itu. Renjun masih tersenyum menatap pintu yang sudah tertutup itu. Shotaro dapat melihatnya.

"Gege menyukai Mingyu hyung?? Kalian nampak cocok"

"Mana ada" elak Renjun. Tapi pipinya bersemu merah. Shotaro terkekeh.

"Lalu kenapa gege merona ketika aku bertanya seperti itu??" Renjun ingin menenggelamkan dirinya di Palung Mariana. Dia malu sekali.

"Gege tidak memiliki hubungan dengannya"

"Jika ada pun aku tak keberatan"

"Jangan banyak berbicara omong kosong Shotaro, dia berpendidikan dan memiliki karir yang bagus, sedangkan gege mu ini hanya sarjana S1 yang pengangguran, dan sangat murahan dengan menjual tubuhnya untuk membiayai rumah sakit mu" ucap Renjun. Kalimat yang terakhir hanya ia ucapkan di dalam hati. Tentu ia tak akan mengatakannya di depan sang adik. Biarlah ini menjadi rahasianya.

••••••

Jangan lupa votement guys 💚

Oh, My Sugar! [ JAEREN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang