23. blurry

2.5K 335 15
                                    

'memang seharusnya aku tak hadir diantara kalian, aku izin pergi'

••••••

Tok... Tok... Tok....
Pintu terbuka menampakkan seorang pemuda manis. Pemuda dengan kulit tan dan tubuh proporsional.

"Ren??"

"Chan, boleh aku menumpang di apartemen mu sebentar??" Tanya Renjun dengan senyuman tak enaknya. Haechan mengernyitkan dahinya. Kenapa sahabatnya ini datang dengan wajah berantakan??

"Emm boleh, silahkan masuk" ajak Haechan. Renjun mengikuti Haechan. Menurutnya apartemen Haechan cukup rapi untuk ukuran orang yang sibuk bekerja.

"Terimakasih sudah memperbolehkan ku singgah sebentar"

"It's okay, selamanya juga tak apa nanti kita menikah" canda Haechan. Renjun terkekeh. Haechan masih saja. Apakah ia tak menyadari jika dirinya itu pihak bawah??

"Kau masih belum sadar rupanya"

••••••

"RENJUN?! KAU DIMANA SAYANG?! YA TUHAN" Jaehyun mengacak-acak rambutnya. Bagaimana bisa ia kecolongan?? Renjun kabur.

"Dad mommy tidak ada di belakang" lapor Jisung yang ikut mencarinya tadi. Jaehyun semakin pusing. Hufftt kenapa disaat begini ada saja masalah yang datang??

"Kenapa gege ku bisa hilang?!" Haruto yang baru datang langsung mengusap wajahnya kasar. Ia kecewa dengan Jaehyun. Ia sudah mempercayakan gegenya ke pria itu tapi kini Renjun justru menghilang. Bodyguard banyak, maid banyak, tapi mereka semua tak berguna.

"Aku tidak mau tahu, gege ku harus ketemu dalam waktu 24 jam" ucap Haruto mutlak. Jaehyun hanya mendengarnya saja. Benar-benar mirip sang sahabat.

"Akan ku usahakan"

"Kenapa kalian mencarinya?? Merepotkan saja, nanti juga dia kembali" ucap seseorang yang berada di tangga. Haruto emosi. Kenapa Jaemin bisa sejahat ini?! Ia sudah cukup marah dengan apa yang Jisung ceritakan tadi, dan rasa marahnya kini bertambah mendengar ucapan tanpa dosa yang lolos dari mulut jahat Jaemin.

"DIAM KAU SIALAN! JIKA KAU MEMANG TAK PEDULI LEBIH BAIK SIMPAN SAJA OPINI MU ITU" Jaemin hanya terkekeh. Semua orang seolah terbius dengan sikap lembut Renjun. Itu semua membuatnya muak. Awal-awal memang ia tak masalah, tapi ketika ia mengetahui kehamilannya itu membuat ia tak suka. Ia yakin sekali Renjun hanya mau mengambil simpati semua orang lalu setelah anaknya lahir ia akan membuat semua perhatian hanya tertuju ke anaknya. Egois.

"Lama-kelamaan juga kalian akan setuju dengan opini ku" Haruto tertawa mengejek. Tak peduli yang ia ejek adalah anak orang nomor satu di Canvanerra.

"SETUJU DENGAN OPINI SAMPAH MU?! LOGIKA SAJA, MANA ADA ORANG YANG RELA BERKORBAN SEJAUH INI DEMI ADIK TIRINYA, DIA BISA MENINGGALKAN KU DAN SHOTARO JIKA DIA MAU, TAPI IA TAK MELAKUKAN ITU, APAKAH ITU BELUM BISA MEMBUAT MU MEMBUKA MATA?! OHH ATAU MEMANG MATAMU SUDAH BUTA?!" Jaemin mengepalkan tangannya. Berani sekali Haruto mengatainya begitu. Jaehyun merasa pertikaian akan semakin sengit di sini. Jaemin maju mendekati Haruto. Dan tanpa aba-aba.

BUGH!

Satu pukulan berhasil mendarat di rahang Haruto. Membuat remaja itu sedikit oleng karena ia tak ada persiapan.

Oh, My Sugar! [ JAEREN ]Där berättelser lever. Upptäck nu