1. little devil

7K 639 17
                                    

Renjun menatap sendu sang adik yang masih terbaring di rumah sakit. Banyak alat medis yang menempel di tubuh adiknya. Sepertinya sangat sakit berada di posisi itu.

"Maafkan kakak" ucapnya lirih. Pikirannya melayang. Bagaimana jika suatu saat nanti adiknya bangun dari koma dan mengetahui pekerjaannya. Apa adiknya itu akan benci??

"Kakak yang pernah bilang kepada mu agar menjaga diri baik-baik tapi kakak sendiri tidak bisa menjaga diri kakak" air mata jatuh dari mata Renjun. Ia tidak mau menangis tapi ia tidak bisa menahannya. Ia menggenggam tangan adiknya erat.

"Kakak mau pulang dulu, cepatlah sadar agar kakak tidak terus terjebak di pekerjaan ini" Renjun berdiri dan mengusap air matanya. Ia pun pergi dari rumah sakit. Ia tidak bisa terlalu lama melihat keadaan adiknya, itu sangat menyakitkan bagi dirinya.

••••••

"REN!!"
Renjun menengok. Siapa yang memanggilnya?? Renjun bukanlah orang yang mudah bersosialisasi maka dari itu sangat sedikit orang yang mengenalnya.

Sedetik kemudian ia melebarkan matanya dan berusaha menutupi barang belanjaannya. Sial! Dia ketahuan menenteng paperbag dari brand ternama.

"Kenapa kau tidak menengok ketika ku panggil tadi huh?!" tanya pemuda itu kesal. Renjun bingung. Bagaimana bisa temannya ini di sini sih?!

"A-ah aku tidak dengar"

"Kau semakin sombong, padahal aku sudah memanggil mu sejak tadi" kesal pemuda itu. Renjun tersenyum kaku.

"Bukan begitu Hae-"

"Ya ya ya, omong-omong apa yang kau sembunyikan itu??" tanya pemuda itu. Sebut saja Haechan. Pemuda tan yang begitu manis sekaligus tampan dengan pakaian hitamnya.

"Bukan apa-apa, ini punya bos ku dia menyuruh ku untuk membeli ini" Haechan menganggukkan kepalanya paham. Mana mungkin juga kan Renjun membeli barang mewah. Ia tahu betul sahabatnya itu dulu meminta bantuan dana padanya tapi pada saat itu Haechan baru awal-awal bekerja sebagai pengawal kepresidenan jadi ia hanya bisa membantu Renjun sedikit.

"Oh begitu"

"Iya, oh iya bagaimana dengan pekerjaan mu??" tanya Renjun penasaran. Ia tahu jika Haechan bertugas mengawal sugar daddynya. Ia hanya penasaran dengan Jaehyun jika tidak bersamanya.

"Begitulah, tapi kau jangan cerita ke siapapun okay??" Renjun mengangguk.

"Presiden Jung itu memiliki sugar baby" bisik Haechan. Renjun pura-pura terkejut. Aslinya ia sudah tau soal itu bahkan semuanya.

"Huh?! Benarkah?! Ku kira dia baik"

"Tapi ya sudahlah itu hidupnya, tapi aku tidak suka dengan sifatnya" lanjut Haechan. Mereka sudah duduk di sebuah kursi. Renjun mengernyitkan dahinya. Jaehyun kan baik. Sangat baik menurutnya. Ya walaupun sedikit pemaksa dan mesum tentu saja.

"Dia itu suka melupakan tugasnya dan sibuk dengan sugar baby nya, kemarin setelah pulang dari pekerjaan di negara tetangga dia menghabiskan 1 hari penuh dengan sugar baby nya, padahal seharusnya ia memikirkan putranya yang tersangkut masalah, memang gila, ketika tadi ditegur oleh perdana menteri dia malah mengatakan jika kebutuhan biologisnya lebih penting, aku tidak habis pikir dengannya" Renjun ingat. Memang mereka kemarin menghabiskan waktu seharian. Hanya menonton lalu melakukan sex di malam hari setelah itu tidur dan terbangun pukul 11 tadi lalu pria itu pergi dari penthouse. Katanya ada pekerjaan.

Oh, My Sugar! [ JAEREN ]Where stories live. Discover now