Prolog.

30 2 0
                                    

Namanya Kala Alaska

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Namanya Kala Alaska. Anak seorang pedagang perlengkapan elektronik yang juga menerima jasa service elektronik dan menjual kaset-kaset bajakan.

Kala baru saja lulus Sekolah Menengah Kejuruan dengan jurusan Akuntansi. Namun Alih-alih ingin menjadi seorang Akuntan, ia justru bercita-cita menjadi seorang Teknisi hebat yang menghasilkan banyak uang.

Berawal dari hobinya yang gemar otak-atik mesin dan alat elektronik, yang kerap tak berhasil ia perbaiki. Membuatnya sadar akan passion-nya yang perlu di kembangkan.

Namun, keinginannya untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, tak mendapat persetujuan dari Ayahnya. Dengan dalih, ekonomi keluarganya yang mulai tak stabil.

"Ayah nggak ada uang untuk kuliahin kamu, Kal. Kalau cuma untuk belajar service elektro nanti biar Ayah ajarin." Ucap Ayahnya saat itu.

Kala menyerah.

Sejak itu Kala kehilangan harapannya untuk berkuliah.

Keseharian kala berikutnya, hanya menjaga toko milik keluarganya. Dari pagi hingga petang, kegiatannya itu-itu saja. Duduk-di toko-sambil-menunggu-pembeli-datang. Bahkan bisa sampai tertidur karena toko kerap sepi.

Menjadi anak sulung membuat Kala jarang di perhatikan. Kehidupan orang tuanya yang sibuk bekerja, membuat Kala kekurangan perhatian. Sudah kebutuhan materi bisa di bilang kurang. Perhatian pun jarang ia dapatkan. Meski sekedar untuk berkeluh kesah saja tak sempat.

Namun bukan Kala namanya kalau ia tak berusaha mandiri. Sejak SMP, ia terbiasa melakukan apapun sendiri. Masak, membereskan rumah, mencuci piring dan pakaian. Tak sedikitpun mengeluh. Ia menyadari kondisi orang tuanya yang bekerja semata-mata untuk menyambung hidup.

Salah satu hal yang paling melelahkan di dunia ini adalah mengejar target masa depan. Beberapa hari ini, Kala mengalami perasaan tertekan dan merasa kehilangan arah dan tujuan hidup. Kala baru genap berusia 18 tahun, usia dimana bisa dibilang mulai dewasa dan seharusnya sudah memiliki target dan tujuan hidup. Terlebih saat grup whatsappnya sudah di banjiri kabar mengenai teman-temannya yang sudah sibuk mendaftar di beberapa perguruan tinggi, membuat Kala merasa tertinggal dan berkecil hati.

Pada usia lima belasan tahun Kala sudah mulai merancang mimpi, hidup dan masa depan, namun saat ini semuanya terasa sulit, berat dan tidak lagi realistis untuk dicapai. Muncul perasaan ketidaksiapan, keraguan dan cemas menghadapi transisi menuju masa dewasa.

"Kala." Perempuan empat puluh tahunan datang menghampirinya.

"Iya, Bu?"

Perempuan itu mengambil posisi duduk di sampingnya. Tangannya mengelus lembut punggung Kala. Membuat Kala bingung dengan sikap Ibunya yang tak biasa.

"Yakin kamu mau kuliah?" Tanya ibunya.

Kala menggeser sedikit posisi tubuhnya. Menatap penuh keyakinan. Lalu perlahan menghembuskan napasnya. "Iya Bu. Sangat yakin." Ucapnya kemudian.

Sesaat Ibu Kala mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya. Lalu memberikannya kepada Kala. "Ibu ada sedikit uang untukmu. Ambilah."

Kala mengerutkan dahinya melihat amplop di tangannya itu. "Tapi, Bu." Kala tak yakin akan menerimanya.

"Ibu nggak ngelarang kamu untuk kuliah. Asal kamu yakin dan bersungguh-sungguh. Soal Ayahmu, biar jadi urusan Ibu. Pergilah, kejar cita-citamu." Ucap Ibunya.

Kala memiliki ikatan batin yang kuat dengan ibunya. Jika dengan Ayahnya Kala tidak begitu dekat dan terbuka. Ayah Kala tipe orang yang gila kerja. Urusan mengurusi anak dan rumah tangga di serahkan pada istrinya. Termasuk uang jajan dan sekolah Kala dan Anna - adik Kala. Ayahnya tak pernah ingin tau. Namun, Kala menyadari satu hal. Ayahnya bekerja keras juga demi hidup mereka.

Tak terasa Kala meneteskan air matanya.

Seperti mimpi. Kini harapan tentang masa depan sudah sedikit terbuka.

"Terimakasih, Bu."

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 11, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SEDIAKALAWhere stories live. Discover now