[S2] - 38 | Sedikit Kisah (+Cast)

66 6 381
                                    

Arshia tak bisa berhenti tertawa saat tahu ternyata gadis yang mematahkan hati Vihaan adalah Arshika, adik Arhaan, sahabat, sekaligus musuhnya. Bagaimana bisa Arshika? Dan bagaimana bisa mereka menjalin hubungan tanpa dia ketahui? Padahal hampir 24 jam setiap harinya dia bersama Vihaan, tapi bukan itu yang membuat Arshia tak bisa menghentikan tawanya, melainkan karena tak menyangka saja sosok itu ternyata Arshika.

Di sebelah Arshia, Vihaan murung, Arhaan masih loading, lalu Arshika yang cuek-cuek saja.

"Shia, stop, jangan tertawa lagi," ucap Vihaan setengah berbisik.

Bukannya berhenti, Arshia malah semakin keras tertawa. Beberapa orang sampai melihat aneh ke arahnya, tapi itu tetap tak menghentikan tawa Arshia. Bahkan, matanya sampai berair saking asyiknya dia tertawa.

"Astagaa, sungguh aku tak menyangka. Bagaimana kalian bisa pacaran? Dan Arshu, kenapa kau campakkan dia? Lihat, dia jadi kurus karena sebulan galau terus," kata Arshia berusaha menahan tawanya, tapi lagi-lagi itu gagal dan dia kembali tertawa terpingkal-pingkal.

"Ternyata dunia ini sempit, ya?" ucap Arhaan setelah sibuk loading dari tadi. "Kalau tahu kalian pacaran, seharusnya itu bagus untuk kami," sambungnya.

"Vihaan yang malang, kau semakin gagal move on sekarang," Arshia menepuk-nepuk pundak Vihaan di sebelahnya tanpa berhenti tertawa. "Kau tahu, Arshu? Vihaan sangat mencintaimu, tapi kau malah mencampakkannya," tambahnya.

"Dan kau tahu, Shia? Aku lakukan itu untuk menyelamatkannya. Kalau kuputuskan dia nanti, dia malah akan semakin patah hati, kan? Itu sebabnya dia kuputuskan sekarang. Lagi pula aku tidak pernah serius dengan Vihaan dan pacar-pacarku yang lain, aku hanya main-main saja," timpal Arshika santai.

Tawa Arshia spontan terhenti, begitupun Vihaan yang langsung menatap Adik Arhaan itu. "Pacar-pacar?"

Arhaan tertawa kecil. "Dia memang playgirl paling terkenal di kampus, jadi, ya, pacarnya bukan cuma 1. Dan yang terpenting dia sudah dijodohkan. Jadi, Tuan Vihaan, sebaiknya kau lupakan adikku, ya?"

Vihaan mendengus, kemudian membuang muka.

"Kalian lanjutkan acara kalian, ya? Aku pergi sebentar. Nanti pulang kau panggil aku, ya, Kak. Bye," pamit Arshika seraya beranjak pergi tanpa persetujuan.

Setelah Arshika tak lagi tampak, tinggallah mereka bertiga. Vihaan menatap Arhaan dan Arshia yang juga tengah menatapnya. Oke, tanpa diminta Vihaan tahu arti tatapan itu apa.

"Aku panggil saat nanti selesai," ucap Vihaan sebelum pergi juga dari situ.

Arhaan mengernyit sambil garuk-garuk tak gatal rambutnya. "Kenapa malah dia yang mau memanggilmu?" tanyanya pada Arshia.

Arshia tertawa. "Dia bicaranya memang agak aneh, suka sekali terbalik-balik, bahkan kadang orang sampai salah paham, tapi tenang, bukan itu maksudnya. Dia hanya minta kupanggil saat kita sudah selesai nanti," jelasnya.

"Oh," Arhaan manggut-manggut mengerti. Dua detik kemudian, dia sudah lupa itu dan kembali menatap Arshia dengan senyuman manisnya. "Aku tidak menyangka kau lebih cantik lagi saat dewasa," ujarnya.

Arshia tersipu. "Memangnya dulu waktu kecil aku tidak cantik?"

"Tidak, bukan begitu. Maksudku, sekarang kau lebih cantik lagi," jelas Arhaan.

"Kau juga lebih tampan," balas Arshia sembari menatap Arhaan.

Arhaan mengangkat kerah bajunya dengan bangga. "Aku tahu. Dari semua saudaraku, aku yang paling tampan," sombongnya.

Arshia geleng-geleng. "Tentu saja karena salah satu saudaramu cantik, bukan tampan. Oh iya, kak Abhram sekarang bagaimana? Kau tidak mengajaknya ke sini juga?"

Our Impossible Love (COMPLETED) Où les histoires vivent. Découvrez maintenant