[S1] - 17 | Mahika: "Bukan Salah Arzoo!"

55 7 359
                                    

Gadis ini berkedip-kedip pelan menyesuaikan dengan cahaya di ruangan ini. Selanjutnya, gadis itu meraba ke kepalanya terasa dililit sesuatu. Perban yang tebal. Dia tahu dari tekstur dan lebar benda yang melilit kepalanya itu.

"Kepalaku masih ada? Syukurlah," hembusnya setelah meraba ke seluruh bagian kepalanya.

Ketika pandangannya sudah jelas, dia bisa melihat beberapa mesin berbunyi-bunyi di ruangan serba putih ini. Tak hanya itu, bau khas rumah sakit juga tercium sejak pertama kali menghirup napas.

Hal yang lebih mengejutkan lagi ia lihat saat pandangannya jatuh ke samping kiri. Seorang pria datar duduk menungguinya di sana, dengan di wajahnya banyak sekali bekas luka.

"Sudah sadar, kau? Bagaimana keadaanmu?" tanya sosok itu dengan suara datarnya.

Gadis yang tak lain adalah Mahika itu mengernyit. "Kau siapa?" tanyanya.

"Tidak usah pura-pura amnesia."

"Aku memang tidak ingat apa-apa," lirih Mahika, yang membuat pria itu terbelalak.

"Jangan bercanda, Mahika? Kau tidak sedang amnesia, kan?" Pria itu tampak panik sendiri.

Mahika tertawa terbahak-bahak, membuat denyutan nyeri di kepalanya kembali terasa. "Haha, kau tertipu," ejeknya.

Pria itu kembali ke wajah datar andalannya. "Itu sama sekali tidak lucu."

"Memang aku sedang tidak membuat lelucon," balas Mahika cepat-cepat. "Oh iya, Jai, kenapa kau malah di sini? Kau tidak menemui Arzoo?"

"Kau kira ayahmu itu sangat baik sampai mengizinkanku bertemu Arzoo?" balas pria datar yang tak lain adalah Jai itu. "Lihat wajahku, semua ini ulah ayahmu yang menyuruh anak buahnya memukuliku. Dan kau tahu? Dia juga memenjarakan Arzoo-ku."

"Apa?!" seru Mahika. "Arzoo dipenjara?"

Jai hanya mengangguk tanpa mengucapkan sepatah katapun. Ingatannya langsung berjalan ke kejadian beberapa jam lalu, di mana saat dia berhasil diseret keluar kantor polisi, Vijay tiba-tiba datang bersama anak buahnya dan menyeret Jai ke sini. Jai tidak sempat melawan, dan ya, dia berakhir di rumah sakit ini menjaga Mahika.

"Di mana Dad sekarang?" tanya Mahika.

"Di luar."

"Tolong panggilkan dia ke sini, ya, Jai?"

Jai langsung mengangguk, sedetik kemudian Pria Datar itu sudah menghilang dari hadapan Mahika.

Tak berselang lama, Vijay masuk bersama Ayesha. Kedua orang tua Mahika yang biasanya tak pernah akur itu, kini bersama-sama dan tampak sangat kompak. Apa karena Mahika sakit?

"Sayang, kau sudah sadar? Apa yang sakit? Perlu Mom panggilkan dokter?" berondong Ayesha penuh kekhawatiran.

"Tidak," jawab Mahika datar, detik selanjutnya gadis itu menoleh pada pria yang berdiri di sisi Ayesha. "Dad, kenapa kau memenjarakan Arzoo?"

Vijay tampak terkejut dengan pertanyaan yang barusan terlontar dari mulut putri kesayangannya itu. "Apa maksudmu kenapa, Nak? Gadis itu sudah memukulmu, memang seharusnya dia mendapat hukuman."

"Tidak, Dad!" jerit Mahika. "Aku tidak mau tahu, pokoknya kalian harus membebaskan Arzoo!"

"Sayang, dengar, dia sudah memukulmu sampai kau pingsan, bahkan darahmu yang keluar juga sangat banyak. Dia seharusnya memang dipenjara," jelas Ayesha baik-baik.

Entah apa yang salah dari kata-kata Ayesha, tetapi Mahika malah berkaca-kaca.

"Kalian tahu? Aku seharusnya malah berterima kasih pada Arzoo. Kenapa? Karena jika Arzoo tidak memukul kepalaku dengan botol sampai aku dirawat di rumah sakit begini, kalian tidak akan bisa akur, apalagi sampai bersama-sama begitu. Mom, Dad, sejak kecil, aku hanya ingin melihat kalian berdua bersama-sama, kalian akur, dan kita bertiga hidup bahagia. Dan sekarang, salah satu impianku itu bisa terwujud karena Arzoo. Ya, caranya memang salah, tapi itu membuat kalian akur dan bersama-sama begini." Mahika berkaca-kaca.

Our Impossible Love (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang