"Kamu jadi bisu?" kesalnya karena anak yang tengah meringkuk itu hanya diam

"Aku takutt"

"Apakah di panti membuatmu tidak nyaman"

"Hikss tidakkk aku hikss hanya rindu keluargaku"

"Mereka tak pantas mendapatkan itu, dengarkan aku maaf karena sekarang aku hanya bisa membawamu ke panti karena aku tidak mungkin membawamu kerumahku aku ini juga masih beban mommy tapi aku janji setelah banyak uang nanti aku akan membawamu ke tempat yang lebih bagus dan melindungimu" jelasnya sembari menatap anak laki laki didepannya

"Erja"

"Apa?"

"Terimakasih"

"Buat apa aku menolongmu karena kamu itu tampan dan manis aku itu pandang fisik loh" godanya

"Sudah jangan tangisi kumpulan kera itu, jadilah kuat untuk membuat mereka menyesal"

"Keluargaku itu manusia bukan kera, Erja"

"Kelakuan mereka kaya binatang bahkan binatang saja memperlakukan anak mereka dengan semestinya"

"Sudah jangan sedih ayo kerumahku aku mau pamer tv baru" ajaknya lalu menyeret

Setelah sampai di rumah Erja, mereka berdua segera menyalakan tv

"Renjun ayo aku sudah cari tahu bahwa orang tua kandungku akan datang ke acara ini dan untungnya itu disiarkan di TV loh"

"Lihatlah ayahku sangat gagah bukan dan itu kakak kembarku" tunjuknya dengan antusias

Renjun menatap keantusiasan temannya itu dengan arti sebaliknya "Kita sama sama menyedihkan"

"Kita tidak menyedihkan Renjun namun keberuntungan kita datang terlambat" timpal Erja

.........

Rosa meletakkan telur mata sapi didepan Erja yang tengah sarapan "Dimakan ya" lalu dia mengecup kepala sang anak

Erja yang tengah sarapan itu dengan senang hati menerimanya, Erja ini termasuk golongan telur lovers pokoknya makanan apapun yang berbahan telur dia sangat menyukainya.

Saat yang lain sudah selesai makan Erja masih belum selesai, mereka menunggu Erja selesai makan karena mereka tahu Erja ini sedikit lamban dalam makan.

Lino yang berada disebrang sana menggeram kesal kenapa mereka harus menunggu sungguh ini sangat merepotkan.

"Susunya habiskan" perintah Ivander saat melihat sang cucu akan segera beranjak dan susu miliknya masih setengah. Dengan terpaksa Erja menghabiskan susu tersebut.

"Wah pintarnya cucu kakek"

"Memang siapa yang bilang aku bodoh" balas Erja

Sedangkan Ivander tengah membatin karena menyesal memuji sang cucu

"Erja jangan begitu kasihan kakek" ujar Lino

Saat Erja ingin membalas ucapan Lino tangannya sudah ditarik oleh Rajendra. Hal tersebut membuat Erja memberontak apaan ini dia tak mau kalah dengan Lino babi itu.

"Jangan membuat keributan pagi pagi"

Erja yang mendengar ucapan tersebut langsung saja menggigit tangan sang abang "Terserah aku jika disini kalian merasa aku terus membuat keributan, jangan halangi aku untuk pergi" kesal Erja

Rajendra yang menyadari bahwa salah berbicara mengusap wajahnya kasar "Sial". Dia langsung saja mengejar sang adik yang berlari

"Jangan biarkan tuan muda kalian keluar" perintah Rajendra

I'm With The AntagonistTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon