"Benarkah sampai begitu?? Ku kira dia sangat bertanggung jawab, aku sering melihatnya di dekat penthouse bos ku" ucap Renjun sok kaget. Padahal sih ia dan Jaehyun berbagi penthouse.

"Benarkah?!"

"Benar-benar gila" umpat Haechan.

"Apa kau tidak takut membicarakannya begini??" tanya Renjun. Haechan menggeleng. Ia mana peduli. Tidak masalah bukan membicarakan atasannya itu toh Renjun tak akan mengatakannya kepada siapapun. Dia sangat percaya sahabatnya ini.

"Kau penjaga rahasia yang baik, bahkan kau tidak pernah membongkar rahasia ku yang bolos ketika mata pelajaran matematika pada saat kita SHS" Renjun menggeleng-gelengkan kepalanya. Tak habis pikir. Di depannya ini pengawal presiden tapi sifatnya tidak mencerminkan pengawal presiden sama sekali.

"Kau masih ingat kan?!"

"Aku masih ingat, pada saat itu pukul sembilan lebih tiga puluh dua menit lima detik" ucap Renjun. Ingatannya cukup tajam.

"Wow, kau bahkan bisa mengingatnya lebih baik daripada yang ku pikirkan"

"Aku memang tercipta dengan ingatan yang tajam Lee"

"Ya kau benar"

"Sudah sore, aku pulang dulu ya, sampai jumpa lagi" Renjun melambaikan tangannya. Ia berjaln menjauhi Haechan. Haechan ikut tersenyum. Lalu berdiri dengan mata yang tak lepas dari arah perginya Renjun.

"Pengawal Lee!!" Haechan menengok ke arah suara. Ia melupakan sesuatu. Sial pasti si iblis kecil ini akan membuatnya jadi bahan amukan sang daddy lagi. Habislah riwayat Haechan.

••••••

"Daddyy!!" Seorang pria dengan setelan jas lengkap berbalik dan menutup sambungan teleponnya. Dapat ia lihat sang anak yang berlari menubruk tubuhnya.

BRUKK

Untung ia sigap sehingga tidak terjatuh.

"Kenapa Jie??"

"Jie kesal dengan pengawal Lee!!" Jaehyun menatap pemuda tan yang berada di belakang sang putra.

"Dia kenapa??"

"Tadi pengawal Lee sibuk berkencan dengan kakak cantik dan meninggalkan Jie yang ingin membeli ponsel" adunya. Haechan tersenyum pasrah. Kelakuan anak bungsu bosnya ini memang ajaib dan membuatnya ingin membunuh anak itu. Tidak salah bukan jika ia menamainya iblis kecil??

"Saya sudah menitipkan Jie kepada mu kenapa kau justru lalai dan bersenang-senang dengan dunia mu sendiri?!"

"Jisung berbohong, aku sudah menemaninya selama 2 jam dan dia yang menyuruhku menjauh jadi aku menjauh dan bertemu dengan sahabat ku, kami duduk dan bercerita sebentar, sekitar 10 menitan tapi Jisung bereaksi seolah-olah aku meninggalkannya selama seharian" jelas Haechan panjang lebar. Tak peduli akan sopan santun. Ia pengawal kepercayaan jadi ia tak perlu khawatir akan dipecat.

"Jadi siapa yang benar??"

"Jie/aku!"

"Berikan bukti agar saya bisa percaya kepada kalian"

"Jika tidak percaya daddy bisa bertanya kepada kakak-kakak penjaga toko ponsel itu" ucap si bungsu. Haechan tersenyum miring lalu mengeluarkan ponselnya dan menelpon Renjun. Tak peduli pemuda itu akan marah atau apa. Ia masih bisa membelikan Renjun boneka moomin untuk memendam amarah pemuda cantik itu.

"Ren, sekitar berapa lama tadi kita berbicara??" Haechan men-loudspeaker panggilannya dengan Renjun. Jaehyun nampak sedikit terkejut kenapa Haechan bisa kenal dengan Renjun?? Tapi ia cepat-cepat menormalkan kembali ekspresi wajahnya.

"Untuk apa Chan??"

"Cepat katakan saja!"

"Mungkin sekitar sepuluh menit, ahh tidak sekitar sepuluh menit lebih 45 detik, hampir sebelas menit, memang kenapa?? Apa ada masalah??" Jaehyun terdiam mendengar suara Renjun apalagi dibagian Renjun mendesah tadi. Benar-benar merdu. Ia jadi rindu tubuh sang sugar baby di ranjang. Ie menggelengkan kepalanya mengusir pikiran dewasa itu.

"Tidak apa-apa hanya untuk laporan pekerjaan" Haechan pun menutup sambungan teleponnya. Dan menatap Jisung penuh kemenangan. Berbeda dengan remaja itu, ia nampak kesal.

"Lihat, aku tidak pernah berbohong, Jisung saja yang suka berlebihan" ucap Haechan. Jisung menatap Haechan kesal.

"Ishh! Marah sama pengawal Lee"

"Ya sudah, apa aku peduli?? Tentu tidak"

"Lee!" Tegur Jaehyun. Haechan memutar bola matanya malas.

"Daddy tau??"

"Apa??" Jaehyun menaikkan sebelah alisnya.

"Kakak yang mengobrol dengan pengawal Lee sangat cantik, aku ingin memiliki mommy sepertinya, ayo cari dia dad" Haechan melotot. Tak bisa dibiarkan. Dia ingin melamar Renjun sebelum itu terjadi. Dia menyukai Renjun sejak dulu.

"Daddy tidak mengenalnya" jawab Jaehyun. Padahal dia sangat tau siapa itu. Dan tidak sulit baginya untuk mengabulkan permohonan Jisung satu ini. Ia bisa saja membuat Renjun hamil dan menikahinya dengan begitu keinginan Jisung sudah terpenuhi. Tapi ia tak segila itu, Renjun bisa memenggal habis penisnya jika itu terjadi.

"Daddy presiden, tentu daddy bisa melakukan itu, ayolah daddy" pinta Jisung.

"Yakk bocah!! Kau ingin menjodohkan sahabat ku ke daddy ku yang sudah setengah abad ini?? Kasian sahabat ku huh!" Umpat Haechan. Jisung menutup telinganya dan bibirnya mencebik mengejek Haechan. Mengejek pengawal sang daddy benar-benar menyenangkan baginya. Haechan semakin kesal dibuatnya. Dasar iblis kecil - umpat Haechan

••••••

Jangan lupa votement guys

Oh, My Sugar! [ JAEREN ]Where stories live. Discover now