05. A Suspect

Mulai dari awal
                                    

"Tapㅡ"

Jinhee tetap menarik paksa Taehyung agar kembali ke dapur. Taehyung pun pasrah ditarik sambil menghela napas berat.

"Astaga! Soojin!" Jinhee langsung menjerit heboh ketika menemukan Soojin terkapar di lantai sambil meremas perutnya. Jinhee hendak menghampiri Soojin, namun presensi Seokjin membuatnya ragu.

Sebab, bagaimana bisa Jinhee ataupun Taehyung tidak syok melihat sikap aneh Seokjin. Pria itu seperti orang gila yang baru saja lepas dari tahanan rehabilitasi, mengamuk di ruangan dan menghancurkan setiap fasilitas dapur, lalu memakan setiap benda yang hancur dan tajam hingga mulutnya robek, dipenuhi darah.

"Taehyung, kenapa dengan pria itu?" Jinhee kalang kabut, ia ingin mendekati Soojin, namun ia takut dengan Seokjin. Alhasil ia hanya bisa mematung di depan pintu dapur, bersama Taehyung yang juga tampak ingin menghindari kejadian.

"Entahlah."

"Aish!" Jinhee menampar bahu Taehyung, "Cepatlah masuk dan bantu Soojin!"

"Kenapa harus? Dia tidak apa-apa!"

"Tidak apa-apa bagaimana? Kau tak dengar rintihannya hah? Bagaimana kalau kandungannya dalam bahaya?" Jinhee tak bisa lagi mengontrol kepanikannya.

"Itu tak mungkin!"

"Apanya yang tak mungkin?" Jinhee bahkan terlihat paling heboh daripada Soojin, "Cepatlah, Taehyung! Aku mohon bawa Soojin menjauhi pria itu! Dia bisa melukai Soojin!" Jinhee mendorong-dorong Taehyung agar masuk.

Taehyung berdecak. Ia akhirnya memasuki dapur yang sangat berantakan seperti baru saja terjadi gempa bumi. Tapi, alih-alih membantu Soojin seperti yang Jinhee minta, Taehyung justru mendekati Seokjin dan mencoba menghentikan aksi gila Seokjin.

"Taehyung, abaikan dia! Kau bisa terluka kalau mendekatinya! Lebih baik kau angkat Soojin!" Jinhee berteriak heboh. Ia tak mengerti dengan pemikiran Taehyung. Entah kenapa ia merasa Taehyung tampak enggan mendekati Soojin.

"Tapi kalau tidak dihentikan, dapurmu bisa hancur."

"Itu tak penting!" Jinhee tak habis pikir lagi. Ia akhirnya masuk dan menghampiri Soojin. "Soojin, kau tidak apa-apa?"

"Kakak, aku takut ..." suara Soojin terdengar getir dan lirih.

"Astaga, tidak apa-apa, Soojin! Bertahanlah!" Jinhee berpaling ke arah Taehyung yang masih sibuk menghalau kegilaan Seokjin. "Taehyung! Lebih baik kau jangan pedulikan dia dan cepat bantu Soojin!"

"Apa yang harus kubantu? Soojin baik-baik saja!"

"Taehyung, Ada apa denganmu? Kenapa kau sama sekali tak peduli pada Soojin?"

"Akuㅡarrghh!" Taehyung menggeram ketika tangannya tertusuk pecahan kaca yang dilemparkan Seokjin. Darah langsung muncrat dari lengannya.

Jinhee yang melihat itu langsung berdiri panik. "Kan sudah aku bilang berbahaya! Tanganmu jadi terluka, kenapa kau sangat keras kepala?!"

Taehyung tak menyahut diomeli oleh kekasihnya. Ia merintih sambil berusaha menutupi tangannya yang dilumuri darah.

Jinhee tak tahan lagi. Menurutnya sikap keras kepala Taehyung membuat keadaan lebih kacau. Dan pasangan itu jadi berselisih kecil di tengah-tengah tragedi mendebarkan seperti saat ini.

Jinhee bergegas mendekat dan langsung menarik Taehyung agar menjauh dari Seokjin.

"Kenapa kau tak mendengarkanku hah?"

Sementara Soojin masih di lantai, dengan pasrah ia menonton perdebatan sepasang kekasih itu.

"Maaf!" Taehyung seperti bocah kecil yang menyesali kesalahannya karena tak mendengarkan larangan Ibunya.

Trapped In The Ego ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang