1

399 38 32
                                    

Sifra Maree

Bisa dikatakan masa kecilku bukanlah seperti anak-anak pada umumnya yang bersekolah, bermain, serta mengeksplorasi dunia. Nope. Aku tidak seperti itu.

Justru kehidupanku berbanding terbalik dari anak-anak seusiaku. Karena pada usia lima tahun, Papa mengajarkanku berbagai macam cara bela diri, juga mengajarkan berburu dan menembak.

Terlahir dari keluarga yang sudah sejak dulu menjadi pengawal kerajaan, membuatku dilatih untuk menjadi tangguh.

Karena semua anggota keluargaku memiliki peran masing-masing dalam kerajaan ini. Papa telah menggariskan takdirku untuk menjadi pengawal kerajaan juga. Oleh karena itu dia bersikap begitu keras padaku. But no, he never uses violence.

Dia hanya tidak ingin aku menjadi manja. Bahkan hingga sekarang, ketika usiaku 16 tahun. Berbagai hal telah kujalani. Mulai dari menunggangi kuda di hutan selama enam jam tanpa adanya map, mempelajari jiu jitsu, serta menahan nafas dalam air selama tiga menit.

Hal itu Papa lakukan untuk melatihku menjadi kuat dan agar aku siap ketika waktunya aku menjadi pengawal kerajaan.

Hari ini, setelah berlatih jiu jitsu selama tiga jam bersama dengan Papa dan pelatih, aku beristirahat di taman. Aku berbaring di atas rerumputan sembari menarik nafas sebanyak-banyaknya.

“You poor thing,” ujar seseorang yang aku sudah sangat hafal suara siapa itu. Jungkook. Yes, of course.

Aku menoleh padanya. “Shut up.”

“Ini.” Katanya sembari memberikan sebotol air padaku.

Aku segera bangun dan memposisikan diriku untuk duduk, kemudian menerima air yang diberikan Jungkook. “Thanks.”

Jungkook ikut duduk di sebelahku. “Was it hard? Kau terlihat kelelahan sekali.”

“It was.” Jawabku. “Tapi aku sudah terbiasa, dan lagipula, ini kewajibanku. Di masa depan nanti, aku akan menjadi pengawal kerajaan. Jadi aku harus mempersiapkan diri dari sekarang.”

“Tapi kau itu wanita.”

“So? Kau pikir wanita tidak bisa menjadi pengawal kerajaan?”

“Bukan itu maksudku—”

“Take a look at my mum. Dia menjadi pengawal untuk sang ratu. Dan apakah kau tidak pernah menonton Mr and Mrs Smith? Angelina Jolie berperan sebagai pembunuh bayaran.”

“Will you please let me finish? Aku bahkan belum selesai bicara,” Jungkook mendecak sebal. “Maksudku adalah, kau itu wanita. Apakah menjadi pengawal kerajaan adalah sesuatu yang kau cita-citakan? I mean, apa kau tidak memiliki impian untuk menjadi celebrity, or anything?”

Sebenarnya, jika aku boleh jujur, aku ingin menjadi seorang seniman. Yup. Aku ingin menjadi pelukis. Kemudian melihat hasil karyaku dipajang dalam sebuah pameran. That’d be amazing.

Namun, sepertinya tidak bisa. Aku sudah ditakdirkan untuk menjadi pengawal kerajaan sejak aku kecil. Papa telah melatihku sedemikian keras. Aku tidak mungkin mengecewakannya demi impianku.

“Nope.” Kataku. “This is my life.”

Jungkook mengangguk. “Okay, fine.”

Karena keluargaku sudah sejak dulu bersama dengan keluarga kerajaan, hal itu membuatku telah mengenal Jungkook sedari kami kecil.

Jungkook adalah satu-satunya Putra Mahkota dan dia yang akan menggantikan tahta sang raja ketika dirasa sudah pantas.

“Kenapa kau ada di taman? Bukankah seharusnya kau berada di kelas fencing?” tanyaku kepada Jungkook.

The Prince and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang