Aku menatap Gendhis sungkan. Dia tengah memeluk kakaknya yang sepertinya memang tengah kedinginan padahal kondisi badannya panas.
"Oke Yah, nanti aku coba cari di apotik obatnya. Klo masih belum reda langsung IGD ya? Oke oke Yah, nanti Abang telfon lagi buat update. Makasih Yayah.."
Aku melirik ke arah Bang Alfan yang barusan menelfon Ayahnya.
"Apa kata Oom Banyu Fan?" Tanya Mas Ferdy penasaran. (KIsah Oom Banyu baca di Imperfect Love ya)
"Gw ke toko obat dulu semoga ada yang masih buka 24 jam. Loe terus pastikan aja kondisi Bang Gazie ya. Gw keluar dulu.."
Kami semua mengangguk mengiyakan. Tak lama Alfan langsung keluar dari kamarnya bang Gazie.
"Peh, coba kamu siapkan teh hangat ya, kasih gula dikit aja.." seru mas Ferdy sambil tangannya memijiti kaki pakbos yang masih saja dingin.
"Abang tadi pergi kemana sih? Koq bisa pulang malah sakit? Kena hypotermia segala. Kek orang baru pertama ke luar negeri aja!" Ucap Gendhis masih saja berusaha mengajak abangnya bicara.
"Urusan kantor.." Jawab pakbos lemah.
Aku lalu ke pantry dan membuatkan air panas yang banyak untuk minuman semuanya. Sekalian saja deh jadinya.
Dengan cangkir aku membawa teh panas ke kamarnya pakbos. Tadi dengan bantuan Ferdy dan Alfan, pak bos berhasil dipindahkan ke kamar.
"Ini neng, coba diminumkan.."
Aku menyerahkan gelas ke arah Gendhis.
"Mbak Ipeh aja minumin pake sendok. Aku kan lagi angetin badan abang"
Lho lho, koq aku yang suruh suapin? Kan jadi makin malu ini. Udahlah tadi ketauan peluk-pelukan walo terpisah selimut tebal, terus ini? Suapin lagi? Duh, jadi inget kejadian di mobil tadi siang. Ish..
Ya ampun, aku kudu kumaha coba?
"Mbak, ayo disuapin. Abang biar anget nih? Atau mbak Ipeh yang bagian peluk abang? Hihiii"
Aduh, neng Gendhis kek sengaja ngumpanin sih ya. Bikin aku tegang deh jadinya. Jumpalitan akrobat bin konser didalam dada ini.
Dengan agak gugup aku mendekati pak bos dan mulai memberikan air hangat itu ke arah mulutnya pak bos.
Ada rasa yang tak bisa ku ungkap dengan kata-kata ketika netra kami bertemu. Ya ampun, aku boleh ge er gak sih ditatap pak bos seperti itu?
Jantungku kembali menggelar konser tanjidor kala sendokku menyuapi pak bos berkali-kali. Raut wajah yang biasa jutek itu seperti meleleh kayak salju di musim panas.
Jadi meleyot kan hatinya anak perawan Babeh? Uhukss
💕
Untunglah sisa 2 hari ini komunikasi dengan vendor bisa dilakukan via phone. Apa yang ku perlukan untuk pembelian, aku bisa langsung mendapatkannya via email yang dikirim. Pakbos sendiri masih kek lemah gitu walo aura sengitnya mulai kembali pelan-pelan.
Ish, si ganteng jutek bikin ilfil. Tapi gak tahu kenapa hatiku koq jadi kayak nyantol entah dimana. Ampun, jangan sampe deh aku kena virus merah jambu. Mana orangnya resek gitu, nehi nehi nehi!
"Mbak Ipeh, ngelamun aja!"
Gendhis datang dan menggeplak bahuku gak kira-kira. Aduh ini anak ya.
"Siapa yang ngelamun neng? Orang lagi mikir ini.."
"Mikirin ape? Mikirin abang? Udah sehat tauuk. Hihiii..."
Gukbrak! Duh ini bocah, koq pinter?
"Kangen ibu sama babeh neng. Beliin oleh-oleh ape gitu ye buat mereka?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Siapa Tahu Jodoh
ChickLitDisakiti, dihina, dibully, sudah biasa bagi Permata. Kondisi fisiknya memang sering membuat orang lain mengucilkannya. Tapi ketika disakiti begitu saja oleh seseorang yang sudah mulai mengisi hatinya, hidup Permata sudah tidak sama lagi. Ia harus b...
