03 | Rapat

873 176 19
                                    

Braakk!!

Aku kontan berjengit. Waduh, siapa itu lempar-lempar barang sesiang ini?

Ruangan kantor masih cukup sepi pasca istirahat. Biasanya ada aja yang ke lapangan atau langsung ke mushola. Jadi siapa itu yang main lempar gitu?

Aku menoleh ke arah sumber keributan, ruang Purchasing, yang sepertinya aktifitasnya masih terlihat hectic walo masih jam rehat.

"SAYA SUDAH KASIH SPEKNYA! TIDAK BOLEH BARANG KW. TAPI KENAPA KASIH SAYA BARANG PALSU? KAMU GAK NGERTI APA YANG SAYA BILANG?"

Waduh, beneran perang nih. Suaranya berapa oktaf itu sampai kupingku aja pengang. Gila bener, pemarah amat ya?

"Tapi Pak, selama ini begitu.. belinya di vendor tersebut. So far so good Pak.."

"SIAPA BILANG? SAYA TIDAK MAU TAHU. DALAM 1X24 JAM HARUS DATANG BARANG ASLINYA. MESIN AKAN ERROR KALO PAKE BARANG KW. NGERTI GAK??"

Ish, serem!

Gegas aku berjalan menuju kubikelku dan hendak melanjutkan pekerjaanku yang tertahan tadi. Jangan sampe juga ketauan nguping, berabe nanti.

Luna muncul pas setelah aku duduk di kursiku.

"Gila tuh bos Engineering. Galaknya amit-amit kayak mo nelen orang. Ish, gantengnya sih bikin ngiler. Galaknya bikin kejer!"

Aku terkekeh mendengar ungkapan teman satu team ku itu.

"Siape Lun?" Tanyaku iseng

"Itu lhoo... Bos engineering yang baru. Marahnya amit-amit ampe satu lantai heboh. Kasian juge tuh purchasing"

"Ya gak bener kali kerjanya makanya marah.."

"Kagak usah pake urat kan bisa. Marah-marah ngeri gitu siapa yang mau coba? Ishh! Bisa jomblo tuh orang.."

Aku terkekeh kecil mendengarnya.

"Kali aja jodohny eloe, syukur dong dapetin bos!"

Luna melotot ke arahku

"Jangan sekate-kate ah. Tuh muluutt!"

Kontan aku terbahak melihat kekesalannya.

"Jam 2 meeting, siapin tuh bahan RAB tahun depan. Nyonya besar mau cek.." seruku ketika Luna mendekati meja kerjanya.

Luna langsung berkerut dan menghentak kakinya kesal. Dia tahu apa artinya rapat dengan big bosku itu. Pembantaian.

💕

Rapat budgeting berlangsung ketat. Rapat yang membahas tentang pembiayaan setiap bagian ini rencananya ditujukan untuk tahun depan. Dikarenakan akan adanya perluasan pabrik baru, maka setiap divisi diharapkan dapat menurunkan biaya operasional mereka.

Saat divisi Raw Material presentasi, mereka sepertinya tidak masalah dengan rencana cost down ini. Pak Wahyan, sang kepala bagian, mempaparkan apa saja hal-hal yang dapat ia kurangi.

Dihitung-hitung dari beberapa divisi, sudah ada 3 bagian yang keberatan tentang rencana ini. Untungnya yang 2 bagian itu tidak perlu visit lapangan jadi aku tidak gempor mengikuti mereka.

Tapi sayangnya, beberapa divisi ada yang keberatan melakukan perampingan budget dengan berbagai alasan. Termasuk bagian Engineering yang memiliki tanggung jawab merawat mesin-mesin pabrik.

"Gak bisa!"

Lho.. koq nyolot ini orang? Orang baru lho dia. Tapi sepertinya sudah bisa garang begini.

"Budget Engineering tahun depan akan saya naikkan 20% dikarenakan ada overhaul beberapa mesin. Tolong jangan sembarangan main potong budget ya!"

Duh, rapat budget ini jadi panas. Bu Mayang kontan menatap bos baru itu tajam.

Ngomong-ngomong, koq wajahnya bos baru itu aku kayak familiar siapa ya? Tapi siapa?

"Oke, tolong kasih kami data mesin yang akan overhaul. Nanti Permata akan mendampingi anda mengecek dan membuat kalkulasi kenaikan budget."

Haish, jadi aku kan?

Tidak ada jawaban. Lelaki itu hanya menatapku sebentar lalu kembali berfokus pada laptopnya.

"Saya kirimkan estimasi budget yang sudah saya susun"

Bu Mayang menyuruhku menyebut alamat email kantor untuk bapak engineering itu.

"Pasca rapat, bu Permata bisa ikut saya ke lapangan untuk melakukan checking mesin"

"Silakan Pak, biar semuanya jelas dan akurat" jawab bu Mayang bigbosku lugas.

Haish, panas bener dong ini kudu turun ke mesin-mesin. Udah mah lagi panas udaranya, mesin juga pada panas. Gosong sudah!

Bigbosku ini, malah enak banget mengiyakan aja. Lemas sudah hariku hari ini.

💕

Aku terpaksa memakai sepatu safety ketika harus pergi ke lapangan produksi seperti sekarang ini. Belum lagi helm safety yang bertengger di kepalaku saat ini.

Bapak kepala engineering yang terhormat cuek aja berjalan didepanku. Sementara aku? Berjalan di samping Tedy salah satu stafnya.

"Mbak Ipeh, omongannye si bos jangan diambil hati ya.. biasa dia mah gitu.." bisik Tedy saat kami berjalan agak jauh dibelakangnya.

"Kenapa emang ?"

"Jutek! Tapi baik lho, suka bawa apa aja kalo abis pergi-pergi. Asal kerja kita bener, doi mah enak diajak diskusi.."

Aku hanya manggut-manggut saja menanggapinya.

Tak lama kami menghampiri dia yang tengah menunjuk sebuah mesin yang teronggok tak terpakai.

"Lihat, ini korban spare part kw. Mesin sebagus ini juga kolaps kan? Saya harus overhaul segera supaya bisa berfungsi lagi!"

Aku mengangguk setuju melihat kondisi mesin yang memang tampak menyedihkan.

"Saya tidak akan mentolerir lagi sparepart kw yang berupaya untuk cost down tapi merusak mesin. Justru akan merugikan perusahaan kalau begini. Kamu setuju?"

Jelas saja aku setuju.

Kami lalu berjalan lagi dan menuju mesin lainnya. Tedy tampak berjalan dibelakangku dengan aku dan pak bosnya berjalan berdampingan.

Tiba-tiba kakiku tak sengaja menginjak cairan kental berwarna hitam. Kontan saja aku limbung karena licin dan Hufft...

Aku berusaha menarik lengan sosok disebelahku agar bisa bertumpu kuat-kuat ke arahnya. Sayangnya, lantai licin ini tidak mampu diatasi lebih baik oleh sepatu safetyku kali ini dan juga oleh sosoknya yang kaget karena gerakanku.

Hingga pada akhirnya, kejadian memalukan pun timbul.

"Aagggrhhhh.. " teriakku keras.

Bbuuughhh!

Aku sukses menarik lelaki itu terjatuh bersamaan dengan posisi aku yang hampir menindihnya setengah badan.

Disinilah kami sama-sama terbaring di lorong produksi yang disana-sininya banyak operator mesin mengelilingi kami. Ya ampun... koq bisa begini?

Bukannya menolong, Tedy malah terbahak keras melihatku hampir menindih bosnya. Duh, apa kata dunia?

Sedangkan orang yang menjadi korban keteledoranku,  menatapku tajam seperti silett. Amat Mengerikan!

"KAAMUUUU!!!"

💕

Sehat2 kalian semua 😘

Sehat2 kalian semua 😘

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Siapa Tahu JodohWhere stories live. Discover now