16

399 45 28
                                    

Pria paruh baya membukakan pintu untuk Haruto membuat pemuda itu mendengus kesal. Jika saja bukan karena tangannya yang retak dan bundanya yang yang berhati seperti bidadari, mungkin dia tidak akan di setir oleh sopir satu bulan ini. Jam pulang sekolah sudah selesai 15 menit yang lalu tetapi Asahi belum juga muncul.

"Tuan muda, bisakah kita duluan saja karena Tuan besar sudah menunggu di kantor" kata sopirnya sebut saja pak Tejo. (Di Seoul ada nama Tejo kah?😭😭)

Haruto tidak lupa jika Hanbin memintanya untuk ke kantor pulang sekolah. Dan berhubung sekarang Haruto harus diantar jemput, dia tidak bisa lari agar tidak bertemu ayahnya.

"Seperti biasa menunggu Asahi, pak" jawab Haruto yang diangguki pak Tejo.

"Baik, Tuan. Maaf..."

Haruto memejamkan matanya sembari menunggu kedatangan Asahi.

"Loh itu mobil Haruto? Asahi kan udah pulang kak"tanya Mashiho menunjuk mobil sedan hitam yang familiar baginya.

Junkyu cukup terkejut dengan pernyataan kekasihnya. Mereka menghampiri sedan tersebut.

"Haloo Pak Tejo" sapa Mashiho ramah.

"Lo berdua ngapain?"

"Lo nunggu Jihan apa Asahi?" Bukannya menjawab Junkyu malah balik bertanya.

"Menurut lo?"

"Asahi udah pulang sama kak Jaehyuk," ceplos Mashiho tanpa memikirkan efeknya.

"I respect your honesty, thanks Mashi-" mata Haruto menajam, "pak, kita ke kantor ayah sekarang."

Haruto mengumpat dalam hati, dia tidak suka Asahi semakin dekat dengan Jaehyuk. Bukan hanya dekat, kabar mereka berpacaran sudah beredar dari lama. Dan Asahi semakin sulit diatur, tidak jauh lebih buruk dari menghindarinya.

Menyadari perubahan ekspresi dan nada bicara Haruto. Mashiho menutup mulutnya, "apa gua berbuat dosa?"tanyanya pada sang kekasih.

"Bukan cuma dosa, gua yakin Asahi gak bisa dibilang baik-baik aja"ujar Junkyu manik matanya tak lepas dari sedan hitam yang berjalan menjauh kemudian menghilang dari balik gerbang sekolah.

Mashiho merutuki mulutnya yang asal bicara. Dia berharap Haruto tidak bertindak buruk kepada sahabatnya. Mashiho mengenal baik keduanya dan seperti apa hubungan mereka.

.

Deretan gedung tinggi bertingkat, lalu lalang kendaraan memadati jalalanan serta suara klakson bersahutan yang menumpuk di lampu merah. Begitulah pemandangan yang setiap hari Hanbin lihat.

Jangan lupakan laptop dan setumpuk berkas yang ada di mejanya. Pria itu menyenderkan punggungnya di kursi menatap langit-langit atap kantornya, tangannya mengetukan jarinya di meja.

Pintu ruangan terbuka, Haruto menatap Hanbin malas kemudian duduk di depannya.

"Bagaimana ujian tadi?" Tanya Hanbin membenarkan posisi duduknya.

"Cukup baik" Haruto tidak ingin berbasa-basi.

"Apakah hasilnya akan memuaskan?"

Pria tua ini sangat banyak bertanya.

"Tidak tau."

Hanbin berdehem tanda akan masuk ke obrolan serius, "Pertunangan kamu dengan Jihan akan berlangsung setelah ujian selesai."

"Aku akan kabur hari itu" jawab Haruto telak.

Sama keras kepalanya.

"Pergi menjadi gelandangan atau bertunangan dengan Jihan lalu meneruskan bisnis ayah?"

FELICITY| Harusahi (SLOWUPDATE)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora