Setelah mengantar Jihan pulang Asahi pun duduk di sebelah Haruto. Atas paksaan Haruto tentunya yang beralasan dia bukan supir. Asahi masih mengenakan airpods namun tanpa musik dan kembali memejamkan mata. Mengingat dirinya ikut karena paksaan juga, Asahi tidak berniat untuk berbicara dengan Haruto.
.
.
Haruto sekilas melirik Asahi, wajah tidur Asahi yang manis dan damai. Meskipun begitu dia tidak ingin hanyut dalam kedamaian Asahi. Dia masih tidak habis pikir Asahi mengatakan padanya jika dia dan Jaehyuk berpacaran, berani sekali. Dan setelah hukuman pertama di meja makan, Asahi masih mendiamkannya. Tidur Asahi sangat nyaman dengan satu kaki naik diatas jok tersingkap.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Let's play baby! Hukuman kedua menantimu" ujar Haruto dalam hati.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Tangan Haruto mengusap paha Asahi, meremasnya pelan tanpa membangunkan tidur Asahi. Sentuhannya perlahan naik masuk ke dalam sweater yang dikenakan Asahi. Fokus Haruto terbagi, tangan kanan memegang kemudi sedangkan tangan kirinya bergerak liar pada tubuh Asahi. Sementara Asahi terlalu nyenyak hingga tak terganggu oleh kegiatan Haruto.
Melihat tidak ada respon dari Asahi, Haruto mencubit nipple Asahi. Beruntung lampu menyala merah dan Haruto tidak membuang kesempatan itu. Dia menyingkap sweater Asahi kemudian menghisap nipple pinknya.
Tidak ada yang perlu di khawatirkan. Teriakan Asahi tidak akan terdengar di karenakan senyap dan kedap suara. Dan tentunya kaca film mobil Haruto sangat gelap dan tidak terlihat dari luar, so far aman. Dia tidak takut melakukan hal gila di dalam mobil.
"Ur language babe!"
Asahi memutar bola matanya jengah dia membenarkan sweater dan celana pendeknya.