3

1K 88 6
                                    

Dia gugup merasakan hembusan nafas di puncak kepalanya. Haruto melepas satu persatu kancing piyama yang dikenakannya. Sampai ketika pemuda tinggi itu ingin menurunkan celananya, Asahi menahan celana miliknya itu.

"Gua belum siap"lirih Asahi memasang wajah takut.

Haruto membalas dengan senyum,"aku ga maksa Saa."

Haruto sedikit menjauhkan badannya dari sang submissive dan menghentikan aktivitasnya. Tangannya kini memeluk tubuh ringkih Asahi.

"Happy birthday Asayang, besok ikut aku bolos ya"ucap Haruto membuat Asahi mendelik menatap wajah tanpa dosa pemuda tinggi itu.

"Bener bener ga bisa romantis ya lu!!"Asahi menghardik dan memukul lengan Haruto.

Haruto mengaduh tetapi dia tidak bisa untuk tidak tertawa. Apapun yang dilakukan Asahi membuat Haruto semakin cinta pada adiknya, ya adiknya. Meski tau salah tapi sekali lagi Haruto tidak peduli dengan status kakak beradik. Toh Asahi akan tau yang sebenarnya, cepat atau lambat. Kemudian dia akan menjadikan alasan itu untuk resmi bersama Asahi.

Ponsel Haruto berdering. Namun bukannya mengangkat telefonnya Haruto malah menatap lekat manik Asahi.

"Saa, maaf yaa. Tapi aku mau balapan malem ini"ujarnya.

"Jangan becanda, lo udah ga pernah balapan!"ketus Asahi.

"Gua serius. Lo, gua tinggal gapapa ya?"

Haruto beranjak dari kasur dan keluar dari kamar Asahi.

Asahi yang melihat Haruto benar benar pergi merasa bersalah dan takut. Merasa bersalahnya yaitu ia berpikir jika Haruto akan balapan karena penolakan Asahi tadi. Sedangkan yang dia takutkan adalah di rumah sendirian. Benar bukan? Jika Haruto pergi maka dirinya sendiri di rumah. Meskipun ada maid tapi mereka tinggal di rumah belakang, bukan di mansion Kim. Dia pun bergegas menyusul Haruto. Tetapi naas, saat baru sampai tangga listrik dirumahnya padam.

"HARUUUUUUU!!!!" Teriak Asahi.

Lututnya lemas. Asahi pun duduk di salah satu anak tangga sembari memeluk pegangan tangga. Air matanya merembes, dia berusaha melihat sekeliling tapi tetap gelap. Sialnya dia tidak membawa hp.

"Haruu jangan pergiii, Asa takut"panggilnya.

Tidak ada jawaban atau tanda tanda Haruto muncul. Cepat sekali pemuda itu menghilang. Asahi pasrah, mau tidak mau dia menunggu keajaiban lampu kembali menyala. Nafasnya kini sudah sesak, sulit untuk bernafas di tengah kegelapan. Dengan memberanikan diri, Asahi berjalan pelan tangannya meraba agar tidak salah jalan.

Pranggggg!

"Aaaaaaah tolongg!!"teriak Asahi saat tidak sengaja menjatuhkan guci milik bundanya.

Tidak melanjutkan jalannya, pemuda manis ini duduk menekuk kedua kakinya lalu memeluk sambil menenggelamkan wajah pada lututnya sendiri. Dari arah lain, beberapa cahaya dari lilin dan ponsel mendekat ke arah Asahi.

"HAPPY BIRTHDAYYY TO YOUU.. HAPPY BIRTHDAYYY TO YOUUUU"

Asahi mendongak mendapati Mashiho membawa kue diikuti Haruto dengan buket bunga di tangannya. Serta junkyu, Junghwan dan Doyoung menyalakan flash dengan ponselnya di tangan kanan, tangan kiri memegang balon. Mereka bernyanyi dan tersenyum lebar ke arahnya. Asahi menghambur memeluk Haruto erat lalu terisak hingga membuat tubuhnya bergetar.

"Haru jangan seperti itu, Asaa takut"lirihnya.

Haruto membalas pelukan Asahi. Dia merasa bersalah sudah kelewatan mengerjai Asahi.

"Asa pikir Haru marah karena tadi Asa menolak Haru"

Astaga jika tidak di suasana terharu dan ramai. Haruto sudah mencubit hidung Asahi gemas. Dia lebih suka Asahi berbicara seperti ini daripada menggunakan lo-gua. Seperti dunia milik sendiri, keduanya tidak menyadari wajah bertanya dari teman-temannya.

FELICITY| Harusahi (SLOWUPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang