Part 9 - Jason Regards or Jason Chance

90 2 0
                                    


Aku memasuki gedung pencakar lagit ini dengan menghembuskan nafas berat, 'aku harus siap bertemu sang direktur yang mengangkatku bekerja dikantornya.

Chance's Coorporation

Setelah sampai dilobby aku membenahi blazerku dan berusaha setenang mungkin,

"Mr. Chance will see you now" kata mbak-mbak yang aku yakin sekretarisnya.

Aku seperti Dejavu, ini kata-kata yang ada novel fenomenal itu. Gzz!

Aku mengangguk dan dia mengarkan aku keruangannya. Terdapat tulisan CEO, benar-benar seperti dinovel yang menjadi favoritku.

"Okay, to the point saja. Siapa namamu, Miss?"

"Wiona Vallerie Regards"

Dia sempat tercekat ketika aku menyebutkan nama belakangku, namun sedetik kemudian air wajahnya berubah lagi. Dia benar-benar tampan, dewi batinku segera meneriaki nama RENO. Aku mendengus kesal, selalu saja ada suara-suara yang aku yakin itu suara suruhan Reno untuk menjaga hati setiap kali aku bertemu laki-laki tampan.

"Baiklah, nama saya Jason Chance"

Aku hanya mengangguk, lalu wawancara berjalan lancar dan aku tetap dibagian editor. Bedanya kali ini aku harus lebih profesional mengingat ini adalah perusahaan terbesar dikota ini.

Aku melangkahkan kakiku keluar dari lobby, tiba-tiba resepsionis cantik itu memanggil namaku,

"Miss Regards?"

"Ya?" aku menoleh,

"Mr. Chance menyuruh anda keruangannya sebentar"

Aku mengangguk, memberi senyum kepada resepsionis itu.

"Silahkan Miss Regards, Mr. Chance menunggu anda" aku lagi-lagi mengangguk, lalu masuk.

"Ehm," aku berdeham, dia yang posisi semula menghadap kaca besar kini menoleh dan tersenyum

"Silahkan duduk, Miss" aku menurut,

"Apa ada yang salah, Sir?"

"Tidak, hanya saja aku mau kau menemani aku makan siang dan akan membicarakan hal penting sedikit" aku sempat membuka mulutku untuk membantah namun ku urungkan niatku

"Baiklah" aku mengangguk pasrah

"Lets go!" dia berjalan mendahuluiku dan aku mengikutinya dibelakang. Sampai dilobby benar-benar semua mata memandang kami, aku hanya bisa menunduk malu.

"Jangan perdulikan mereka" bisiknya ditelingaku, aku sempat kaget namun aku kembali mengangguk.

Dia membukakan pintu mobilnya dan menyuruhku duduk, lagi dan lagi aku hanya bisa pasrah. Dia melajukan mobilnya menuju restoran Jepang, hey makanan Jepang adalah favoritku.

"Mari?" dia membuka mobilnya diikuti aku dibelakangnya.

Setelah sampai, dia memesan beberapa porsi makanan.

"Aku mau tanya" dia berbicara layaknya kami mengenal lama

"Mak-maksud anda, Sir?"

"Panggil aku Jason jika sedang diluar kantor!" nada suaranya tegas, aku mengangguk.

"Apakah kamu mempunyai kakak?" aku yang sedang minum tersedak, lalu dia segera mengambilkan air putih. Aku meneguknya, sempat malu tapi ah sudahlah.

GoodnightWhere stories live. Discover now