Part 5 - This Love

148 1 0
                                    


            Aku bingung, baru saja dia mengantarku pulang satu jam yang lalu sekarang dia mengajakku untuk merayakan pergantian tahun bersama. Aku sungguh sangat tidak keberatan, malah dewi batinku berteriak kencang mengingat hal itu. Oke aku sedikit berlebihan ketika sedang dilanda asmara, jatuh cinta mungkin. Cinta? tidak, tidak mungkin. Kami hanya berteman, dan baru bertemu berapa kali secara resmi. Baiklah aku segera membersihkan diri dan mencari kostum yang sesuai, pilihanku terjatuh pada dress selutut berwarna ungu muda tanpa lengan dipadu cardigan senada. Aku padukan lagi dengan stiletto berwarna putih senada dengan handbag-ku, ku poleskan lipbalm baby-pink dengan make up tipis, sempurna. Tidak lama klakson mobil berbunyi dan this is the time.

Aku sedikit gugup dengan penampilanku karena sedari tadi dia memandangku, tidak lama kita mulai berjalan menuju mobilnya.

Selama dalam mobil kita hanya diam, menikmati keheningan malam ditengah kota Mexico yang mulai padat pengendara mobil maupun motor.

Taman kota. Tempat yang biasanya aku kunjungi dengan ayah ketika kami sama-sama libur. Hmm aku kira kami akan ke bukit yang tadi, tapi mana mungkin ini kan sudah malam haha.

"Win, tunggu bentar yaa.." katanya, aku mengangguk

"Kamu mau kemana?"

"Ngambil sesuatu" dia mulai berjalan

'Jangan lama-lama tahun barunya akan segera tiba"

"Sip" dia mengacungkan kedua jempolku dan tersenyum, lalu melanjutkan jalannya.

"Ehm, permisi sebentar" samar-samar aku mendengar ada suara orang dimicrofon

"Boleh saya menyanyi sebuah lagu?"

"Bolehhhh" jawab mereka, aku mulai penasaran. Namun aku tepiskan mengingat aku sedang menunggu Reno,

"Lagu ini aku nyanyikan khusus untuk seorang gadis kesepian yang duduk disana memakai sweeter ungu" katanya, seketika semua mata menoleh kearahku.

Reno?

Mau menyanyi? Ya Tuhaann..

Aku membekap mulutku dengan tidak percaya, lalu dia mulai menyanyi.

"Happy birthday Wiona Regards. Wish you all the best" dia mengucapkan dengan lantang setelah selesai menyanyi,

"TENG! TENG! TENG!" lonceng dibunyikan dan jarum jam yang sangat besar ditengah kota pun menunjukkan pukul 00.00. Lalu beribu kembang api dinyalakan, saling bersaut dan satu lagi, sebuah kembang api bertulisan 'HAPPY BIRTHDAY WIONA"

Semua orang bertepuk tangan, ada yang berbisik terlalu sosweet, pasangan yang cocok, pasangan yang akan utuh. Entahlah aku hanya bisa berharap itu semua terjadi.

Aku mendekat ke arahnya, masih membekap mulutku dan mulai mengeluarkan air mata. Dia memelukku erat,

"Happy birthday again, sweety"

Aku masih terisak,

"Thank you so so so much. Its the best day I've ever had.."

Aku masih memeluknya erat, dia pun sama. Membiarkan aku menangis didadanya, dia cukup tinggi untuk ukuran wanita sepertiku. Huh,

"I love you.." kataku tidak sadar. Dia menegang, lalu sedetik kemudian dia mulai rilex. Dia menatapku lekat, tatapan tajamnya mampu menembus tulangku, aku melemas seketika tapi dia masih memelukku erat.

"I love you too" katanya, seketika dewi batinku berteriak gembira, menari-nari dengan bunga bermekaran dan alunan musik yang entah dari mana asalnya hahaha.

Dia mencondongkan kepalanya, mengecup bibirku pelan dan lembut.

"So?" tanyaku, gugup. Memalingkan wajahku

"Kita jadian, dong" katanya semangat. Aku kaget, dia menarik daguku menyuruhku menatap matanya. Ketenangan yang mendalam

"Kiss me slowly under the thousand of stars.." bisiknya dan mulai menciumku.

Ciuman pertama dihari ulang tahunku, dibawah langit hitam legam berhias bintang.

Perfect!

            Aku menggeliat pelan, mematikan alarm di nakas samping tempat tidurku. Pukul 06.30 am. Masih terlalu pagi untuk bangun karena hari ini libur tahun baru.

"Sweety ayo bangun!" samar-samar aku mendengar Dad menggedor pintu kamarku

"Lima menit, Daaadd"

"Itu loh dibawah ada pacar kamu"

"Aku gapu—"

Pacar?

Oh My! Renooooo..

"Ya,ya Dad suruh tunggu bentar"

Bagaimana aku bisa lupa dengan janjian pengantin baru yang sedang terbakar asmara, hahaha. Baiklah aku memang berlebihan, baru pertama kali jatuh cinta ya wajarlah.

Aku segera mandi dan mengeringkan rambutku, memakai kaos santai dan celana jeans kebangsaanku. Turun kebawah dan menyapanya,

"Hi. Morning" dia menyapaku, mendekat dan mengecup bibirku pelan,

"Belum sarapan kan? Aku buatin ya, sana sama Dad dulu"

"Aduh, seneng deh sarapan dibuatin istri" dia nyengir

"Haha apaan deh,"

Aku melangkah kedapur, menyiapkan bahan makanan yang akan aku buat.

Aku membuat sandwich dengan daging asap, serta jus jambu. Menyiapkan dimeja makan, mereka mendekat.

Aku mengambilkan makanan untuk Dad, dan selanjutnya untuk Reno. Kami makan dengan diam, sebelumnya aku memberitahu Reno bahwa dalam keluargaku tidak boleh makan dalam bicara.

Setelah selesai dia membantuku membersihkan bekas makan, Dad sudah menuju ke bengkelnya.

"Kita kemana?"

"Maumu kemana, beb?"

"Hahaha, panggil nama aja ah. Lebay!" aku mengacuhkan dia, sambil terkikik geli

"Iya deh iya iya.. Hmm, kemana enaknya?"

"Jalan dulu aja deh, kali aja ada ide dijalan"

"Oke"

Aku memasang stablet dan mulai menghidupkan radio, dia sudah menjalankan mobilnya. Aku masih sibuk dengan radio, tiba-tiba ada musik yang aku kenal. Yuhu..

Seketika suara cemprengku-pun mulai terdengar,

 

Just a little West Coast, and a bit of sunshine

Hair blowing in the wind, losing track of time

Just you and I, just you and I

Woah, woah

No matter how far we go, I want the whole world to know

I want you bad, and I wont have it any other way

No matter what the people say,

I know that we'll never break

'Cause our love was made, made in the USA

Made in the USA, yeah

 

Sambil terus tertawa dan bernyanyi bersama, ini sama seperti saat pertama aku jalan dengannya. Bedanya kini kita sudah menjadi sepasang kekasih.

Entah sudah dimana kita hanya mengikuti arah jalan membawa kita kemana, tidak ada diantara kami yang mengusulkan akan kemana. Entahlah aku juga bingung, biarkan kami menikmati waktu kita hanya berdua.


TBC

GoodnightWhere stories live. Discover now