"Bohong," Gellan mendelik tajam.

Elona hanya tersenyum, seperti orang bodoh. "Kakak engga bohong kok."

Apa yang harus ia lakukan dengan gadis dihadapannya ini?

"Oh yah kakak lupa bilang, Minggu depan kita cek up ke rumah sakit."

Akhirnya permohonan Gellan terkabulkan.

"Dokter Eben bilang karena kondisi kamu makin menurun setiap Minggu harus cek up." Sorot matanya terlihat kosong, senyuman luntur.

"Oke." Gellan mengangguk mantap, mungkin Elona takut adiknya akan pergi meninggalkannya, tapi kenyataan Ares sudah tiada.

Bagaimana cara menyampaikannya?

Jika ia memberi tahu Elona tentang siapa dirinya, gadis itu pasti tidak akan percaya.

"Yaudah makan gih."

Gellan menatapnya dalam diam. "Ganti baju di toilet." Dia menegakan ini ketika Elona bersiap-siap ingin membuka bajunya.

"Iya deh, Ares udah besar." Elona mengejeknya.

***

Di saat toilet Elona mengigit bibirnya kuat-kuat.

Jemari gadis itu membuka satu-persatu kancing kemejanya, mengangkat pakaian untuk menemukan luka memar yang lebih besar disana.

Ia menahan sakit sejak lama.

Untungnya Ares masih kecil jadi dia tidak tahu kalau keringat dingin yang ada di wajahnya adalah bukti dari menahan rasa sakit.

Perlahan-lahan gadis itu duduk di lantai toilet yang basah, ia merunduk sembari berdoa agar rasa sakit ini bisa menghilang dari tubuhnya.

Jika terus seperti ini ia bisa kehilangan kesadarannya.

Ayolah tahan sedikit lagi.

Setelah bekerja malam ini, ia bisa tidur dengan nyenyak, seperti biasa.

Sekarang kerjaan mengantarkan koran sudah tidak ada lagi, Elona bisa tidur sampai pukul 5.

Nafas gadis memburu, pandangannya mulai tidak fokus.

Bianva mulai kehilangan pengendalian diri sejak Gellan koma.

Reputasi Gellan hancur dan sekarang semua orang di sekolah membencinya.

Foto-foto Gellan yang bermain wanita, Gosip tentang Papa Gellan, perceraian, mengunjungi Club malam, bermain bersama anak-anak geng motor yang dicari Polisi menyebar di mading, bahkan orang-orang juga beranggapan kalau Gellan menggunakan narkoba hanya karena ia berteman dengan anak geng motor.

Berkat kenyataan ini Bianva menjadi sumber pembicaraan semua orang.

Mereka merasa kasian pada gadis itu.

Bianva yang malang.

Bisa-bisanya malaikat seperti Bianva berpacaran dengan Iblis.

Bianva hanya tersenyum manis mendengar gosip itu, ia berkata pada semua orang kalau dia baik-baik saja, dia memiliki kakak laki-laki yang akan melindunginya bahkan sekarang ia sedang melakukan PDKT dengan Noel, sih ketua ekskul Basket. Bianva adalah malaikat dimata semua orang, namun tidak ada yang menyadari bahwa malaikat itu setiap pulang sekolah sejak Gellan koma dia tidak pernah membiarkan Elona hidup dengan tenang.

Bianva melampiaskan amarahnya pada Elona.

Kekerasan fisik Bianva semakin menjadi.

Bohong jika Elona tidak pernah melaporkan kekerasan ini pada pihak sekolah.

Dia pernah melakukannya ketika kelas 10.

Apa respon mereka?

"Maaf Elona bertahanlah, itu resiko karena kamu murid beasiswa."

Apa karena dia miskin dan tidak memiliki uang?

Hahaha tentu saja, mudah untuk keluarga Bianva menyogok pihak sekolah.

Kenapa gadis itu sangat kejam padanya?

Elona tidak tahu.

Bianva, dia punya segalanya.

Kenapa dia ingin menyiksa Elona yang tidak memiliki apa-apa?

Elona meringis ketika merasakan rasa sakit yang begitu mengerikan.

Sudah hampir 2 minggu sejak Gellan koma.

Ia menahan tendangan Bianva di perutnya selama itu.

Bagaimana ini?

Gawat.

Elona menutup mulutnya, ia batuk.

Melihat telapak tangannya kedua mata gadis itu membelak.

"D-arah?" Ditendang berkali-kali di bagian perut tentu saja aneh jika organ dalamnya tidak ada yang rusak.

Bagaimana ini?

Bagaimana menyembunyikan semua ini?

Ia tidak memiliki biaya untuk mengobati ini?

Apa yang harus ia lakukan.

Tangan Elona terhempas lemas di samping tubuhnya.

Gadis itu menatap langit-langit toilet yang rusak.

"Bahkan setelah mereka pergi apa kami tidak bisa bahagia?" Tidak ada air mata yang jatuh.

Elona sudah lelah.

Ia sudah terlalu sering menangis di masa lalu.

Hingga ia tidak memiliki alasan lagi untuk berhenti menangis.

"Kakak?"

Elona tersentak.

Kenapa Ares memanggilnya?

***

Terima kasih sudah membaca

Selamat 1 Desember guys.

Cieee entar lagi tahun baru.

Entah apa yang gue lakuin sepanjang tahun kayaknya engga ada faedah 🗿🥲

Your Guardian Angel (The End)Onde histórias criam vida. Descubra agora