Elona tidak kuat! Karena gemas ia mengigit pipi Ares.

"Huwa!" Gellan menjerit keras, ia hampir melempar sendok plastik itu ke wajah Elona.

Untungnya Elona Manahan lengan mungilnya itu.

"Hahahaha!" Gadis itu tertawa lepas.

Gellan meliriknya tajam, ia mengambil kembali sendoknya dan makan dengan hati-hati.

Endingnya apa yang terjadi? Nasi itu jatuh sebelum masuk ke dalam mulutnya.

Gellan melakukan berulang-ulang bahkan sangking emosinya ia melempar sendok plastik itu ke lantai.

Dengan amat terpaksa Gellan membiarkan harga dirinya terluka dan disuapi dengan lagu kapal mau masak ke dalam mulutnya oleh Elona.

"Ngeng! Ngeng! Ngeng! Ayo buka mulutnya, pesawat Ares mau masuk!"

Gellan membuka mulutnya.

"Pesawat Ares meluncur dengan sempurna!"

Gue harap, kalau gue balik, semua ingatan ini hilang.

***

Hari ini Gellan yang tersangkut dalam tubuh Ares adiknya Elona akan pulang ke rumah.

Elona akan menjemputnya setelah pulang sekolah, selama Elona bersekolah para suster dan Dokter Eben bergantian menjaganya alias menganggunya, padahal Gellan ingin sendiri dan mencari kesempatan untuk menemukan dimana tubuhnya berada, Gellan mendapatkan informasi ini dari Elona.

"Kamu tahu waktu kamu masuk teman sekolah kakak ada yang kecelakaan, dia juga di rawat di rumah sakit ini."

"Namanya siapa?".

"Gellan."

Berdasarkan informasi itu Gellan akhirnya tahu kalau tubuhnya juga berada di rumah sakit ini.

Ia harus segera mencarinya dan kembali masuk, mungkin jika ia bertemu tubuh lamanya Gellan bisa melompat masuk.

Ia kembali mengingat percakapan dengan Elona.

"Dia di rawat dimana?"

"Di ICU, dia koma, sampai sekarang dia belum sadar."

"Oh."

Elona tersenyum manis, ia mengelus rambut Gellan. "Kakak harap dia baik-baik saja."

"Kenapa?" Padahal mereka tidak saling kenal, kenapa gadis itu berharap dia baik-baik saja?

"Karena dia sudah menyelamatkan kakak berkali-kali."

"Dari?"

Elona tidak mengatakan apapun setelahnya.

Sekarang jika diingat-ingat Gellan jadi tahu siapa identitas seseorang yang ia panggil kakak itu.

Dia adalah Elona, gadis yang menjadi bahan rundungan Bianva, pacarnya.

Kenapa Gellan memasuki tubuh adik Elona? Ia tidak tahu yang jelas Gallen akan mencari tahu hal itu nanti.

"Ares, apa yang kamu lakukan disini?"

Gellan tersentak kaget, ia mendongak dan bertemu pandang dengan Elona yang tiba-tiba muncul di hadapannya.

Kenapa dia cepat sekali pulang sekolahnya?!

Padahal sedikit lagi Gellan akan segera keluar dari kamar rawat inap nya, butuh usaha keras untuk turun dari kasur dengan tubuh kecik ini!

Gellan nyengir, entah kenapa ia merasa sangat kecil, wajar saja tinggi tubuh Ares hanya sesampai paha Elona. "Ares...."

Elona menatapnya galak.

Gellan ciut, dia melangkah mundur, kemana nyali jantan nya pergi?! Dulu saja ia masih berani menantang Bredy satu lawan satu hanya untuk mendapatkan Bianva?! Sekarang kenapa ia bisa ciut berhadapan dengan gadis yang sangat tidak ia kenal?!

Gellan cemberut, pipinya mengembung, bibirnya mengerucut. "Ares mau liat..." Dia memainkan kedua jari telunjuknya.

Ayolah bertingkat imut! Imut! Imut! Lupakan identitas asli!

"Lihat apa? Jujur sama kakak." Elona berjongkok di hadapan Ares.

Dari jarak sedekat ini Gellan melihat sesuatu yang aneh di wajah gadis itu.

"Ini kenapa?" Gellan menunjuk dahi Elona, itu biru.

Elona terlihat panik, ia menutupi dahinya dengan rambut panjangnya. "Engga ada apa-apa, kakak cuma kebentur dinding waktu tidur jaga kamu."

Itu bohong.

"Dasar penipu," lirih Gellan.

Elona berhenti tersenyum, ia menggaruk dahinya. "Maaf, kakak engga bermaksud berbohong."

Gellan menghela nafas, ia tidak peduli.

Sekarang tujuannya hanya satu!

"Ares mau lihat teman kakak yang sakit." Dia menatap Elona dengan puppy eyes nya.

Elona termenung sejenak sebelum akhirnya ia menghujani wajah Gallen dengan ciuman.

"Kamu lucu banget!"

Sumpah, itu penuh dengan rasa sesak.

"Baiklah, ayo kita kunjungi Abang Gellan."

Abang?!

Oh yah! Sekarang dia terjebak di tubuh bocah berusia 7 tahun.

Ia harus memanggil dirinya sendiri Abang?

Hahahaha situasi aneh macam apa ini.

"Kamu harus panggil dia Abang Gellan, coba ikuti kakak."

Gellan membuka mulutnya lalu kemudian menutupnya kembali.

Ia ragu.

"Ayo..." Elona menatapnya penuh harap.

"A...aa.. Aba..." Pipinya memanas.

"Hm?" Elona menatapnya penuh harap.

"Abang Gellan!"

Sumpah anjir! Aneh banget! Gila!

***

Your Guardian Angel (The End)Where stories live. Discover now