Apa kedua kaki dan tangannya diamputasi?

Kenapa?

Terus apa tubuhnya juga menyusut? Kenapa ia merasa sangat kecil.

Rasa tidak nyaman apa ini? Kenapa seluruh tubuhnya terasa sangat sakit.

Seingat Gellan kecelakaan yang ia alami tidak separah itu sampai harus kehilangan anggota tubuhnya dan membuat tubuhnya menyusut.

Tubuh Gellan tersentak, ia terkejut ketika tiba-tiba merasakan benda basah dan kenyal yang menyentuh dahinya.

Dahinya mengernyit.

"Ares, kamu baik-baik saja? Bisa dengar suara kakak?"

Kedua mata Gellan terbuka lebar.

Betapa terkejut ia ketika mendapati wajah seorang gadis yang tidak ia kenal terpaut beberapa centi dari wajahnya, cantik lagi.

Elona memiringkan kepalanya, ia tersenyum lembut. "Selamat pagi Ares." Dia mengecup kedua pipi adiknya.

Wajah Gellan langsung terasa panas, seluruh aliran darahnya terhenti di pipi tulang-belulang nya dan membuat semburan merah disana.

"Kamu demam?!" Elona panik sendiri, ia memegangi dahi Ares, panas, sangat panas. "Tunggu sebentar Kakak panggil Dokter!" Dia berlari pergi sebelum Gellan sempat mengatakan sesuatu.

Gellan menatap horor ke depan, ia merunduk, melihat jari-jari mungil dan pendek yang jelas-jelas bukan miliknya, ia menggerak-gerakkan kakinya yang pendek.

Hah?

Gellan memegangi seluruh tubuhnya.

Kecil!

Semuanya kecil! Tulang-belulang! Dia seperti tengkorak hidup!

Ia membuka bajunya dan melihat perut kurus yang bukan perutnya.

Kemana sixpack yang capek-capek gue buat?! Batin Gellan.

Lengan berototnya juga tidak ada.

Rahangnya yang kekar, pipinya yang cekung, dan lesung pipinya.

Semuanya hilang!

Ketampanannya hilang!

Yang tersisa hanyalah tubuh kurus yang kekurangan gizi.

Gellan pingsan di tempat, dia tidak bisa menerima kenyataan.

Kenyataan yang kejam.

"Ares!" Elona tentu saja menjerit melihat adiknya yang tiba-tiba pingsan.

Kemana tubuh keren gue?!

***

Sejak sadar dari pingsan beberapa hari yang lalu Ares menjadi lebih pendiam.

Ia tidak memakan makanannya, mengacuhkan Elona, dan menatap pintu keluar ruangan dengan tajam, ia seperti sedang mengharapkan kehadiran seseorang. Elona juga merasakan perubahan yang cukup besar dari aura Ares, biasanya Ares selalu mengeluarkan aura penuh kasih sayang padanya, namun Ares yang baru sadar dari pingsan memancarkan aura permusuhan padanya.

Elona memilin ujung jarinya, ia menatap Ares penuh rasa bersalah. "Kamu marah sama kakak?"

Gellan yang berada di dalam tubuh Ares mengalihkan pandangannya, tidak mau melihat Elona.

"Ares." Elone menoel-noel pipi Ares. "Kakak minta maaf yah udah ninggalin kamu kemarin, jangan marah dong sama kakak, kakak sedih."

Gellan merasa sangat tidak nyaman.

Sejak ia sadar gadis di hadapannya ini selalu mencium dan memeluknya. Mungkin ia sering melakukan itu dengan adik laki-lakinya yang pasti sekarang ada di dalam tubuh Ares, yah ini lah situasi yang Gellan percayai sedang terjadi padanya.

Dia percaya kalau saat ini ia koma dan jiwanya ketukar dengan jiwa adik gadis yang tukang skinship ini. Mana mungkin seorang Gellan meninggal gitu padahal ia belum bahagia.

Gellan tidak tahu apa pemicunya yang jelas ia harus tenang dan berpikir secara rasional, untuk sekarang ia harus mencari tahu di rumah sakit mana saat ini ia berada.

"Ares..." Nah lihat! Sejak tadi gadis ini selalu menoel-noel pipinya.

Apa sih yang dia toel-toel!? Daging aja tidak ada disana! Cuma tulang!

Apa dia tipe kakak yang menyiksa adiknya dengan cara tidak diberikan makan?

Wow kejam sekali! Rasanya Gellan ingin marah dan menjambak rambut panjang gadis itu.

"Dia tidak mau berbicara?" Dokter Eben masuk, ia hadir untuk mengecek tubuh Ares.

"Dokter Eben, Ares marah sama saya." Elona mengadu sedih.

Dokter Eben tersenyum lembut. "Elona kamu turunlah, ada pembagian makanan gratis di kantin."

"Tapi Ares gimana?" tanya Elona khawatir.

Elona?

Sepertinya Gellan pernah mendengar nama itu di suatu tempat.

"Saya tunggu kamu kembali, ambil jatah makan kamu."

Elona pergi tanpa banyak bicara, ia harus kembali secepat mungkin dan menjaga Ares.

Dokter Eben mendekati Gellan.

Bocah itu langsung memasang wajah waspada.

Dokter Eben tertawa kecil.

"Kenapa kamu cuekin Elona? Dia sedih loh, beberapa hari ini dia tidak makan dan beristirahat dengan baik dia bahkan membawa kamu ke sini lari-larian dari lampu merah."

Oh, ternyata dia bukan kakak yang menyiksa adiknya.

***

Dah lima Chapter dulu hehehe...

Semoga ini tidak berkahir seperti Crazy.

Terima kasih sudah membaca 😘

Oh yah kalau kalian jumpa nama Gellan jadi Gallen maaf yah aku pakai auto correct dan yah gitu deh T_T

Tapi sejauh ini udah aku cek dan engga ada.

Kalau ketemu kasih tahu aku yah

CMIW

Your Guardian Angel (The End)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ