Serangan Penggemar

936 149 9
                                    

The one and only Keynan's sweetheart

-Dafeeya Raihandoko-

****

Seputar Selebriti Hari Ini:

"Pamer Foto Bersama, Kekasih Baru Rebut Keynan dari Talitha?"

Yap, tarik napas... buang... banting ponselnya. 

Baru dua hari setelah foto pranikah kami--aku dan Keynan diunggah di akun media sosial Keynan, sudah muncul narasi gosip aneh-aneh dan ngawur. Aku juga menemukan banyak sekali komentar dari penggemar Talitha di unggahan foto pranikah kami. Tentu saja isinya mayoritas jauh dari doa-doa baik untuk kelancaran hubungan kami.

Netizen zaman sekarang memang banyak yang berkomentar sesuka hatinya. Paling jago menghancurkan momen bahagia orang lain. 

Pelipisku rasanya berdenyut setelah membaca berbagai komentar cacian untukku. Lebih baik aku menghindari sosial media dahulu untuk sementara waktu untuk kewarasan jiwa dan ragaku.

Jam di pergelangan tanganku masih menunjukkan pukul 10 pagi. Setahuku pagi ini Keynan ada rapat penting, jadi mungkin dia tidak akan terpengaruh dengan pemberitaan semacam ini. 

Aku menarik napas, melempar pandangan ke luar jendela. Di luar langit mendung, udara juga terasa dingin sejak pagi. Ruang kerjaku tak seramai biasanya karena sebagain karyawan mengikuti acara seminar di luar. Hanya anggota divisiku yang masih dalam formasi lengkap berada di kantor saat ini, tetapi semuanya tampak sibuk dengan kerjaan masing-masing.

Mungkin hanya aku, yang justru sibuk dengan pikiran kacauku sendiri. 

Aku tersadar dari lamunan saat ponselku berdering nyaring, memecah suasana sunyi. Aku buru-buru menyingkir ke toilet sebelum mengangkat panggilan dari Keynan.

"Ya, Keynan? Bukannya kamu ada rapat penting?" tanyaku bingung.

"Sayang, kamu baik-baik aja?" suara Keynan tampak sangat cemas.

"Aku..?" aku berpikir keras menerka arah pembicaraan Keynan. "Maksud kamu, soal Talitha?"

"Kamu perlu saya ke kantor kamu sekarang?"

Sejujurnya aku terkejut mendengarnya. Seorang Keynan yang terbiasa cuek, mendadak menjadi peka. Wow. Apakah ebalakngan ini dia punya abses menjadi pasangan sempurna impian para wanita abad ini?

Bukannya menjawab pertanyaan Keynan, aku justru tertawa. 

"Dafeeya, kamu nggak apa-apa?" tanya Keynan semakin cemas. Lalu, sedetik kemudian aku menerima permintaan video call dari Keynan dan... wah, ternyata wajah Keynan terlihat lebih cemas dari yang kubayangkan. 

Dengan pakaian formal lengkap rapi, aku berasumsi dia kabur dari rapat.

"Aku nggak apa-apa... sedikit stress, tapi oke. Ada kamu, kan?" Keynan mengangguk mantap, lalu menarik napas lega. 

"Syukurlah... Saya keluar sebentar dari rapat untuk memastikan keadaan kamu. Mau dijemput makan siang nanti?"

Tentu saja dengan senang hati aku menerima tawaran Keynan. Meski sedikit terkejut, tentu aku senang sekali mendapatkan perhatian Keynan kali ini. 

Tunanganku itu tipikal manusia yang sangat fokus kalau sudah berkaitan soal pekerjaan. Jadi, kalau sampai ia rela meninggalkan rapat untuk memastikan keadaanku, tahu artinya, kan? Sebelumnya, Keynan hampir tak pernah begitu. Kurasa ia mulai lebih perhatian belakangan ini.

Perasaanku sedikit lebih lega setelah menerima panggilan Keynan. Ketika kembali ke meja kerjaku, kudapati sebuah memo. Tampaknya seseorang meninggalkan sebuah pesan untukku. Awalnya, kukira itu dari Gab. Tetapi, tulisan tangan rasanya tidak seburuk ini.

The Great Teacher My FiancéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang