Berbeda halnya dengan Kiara. Gadis itu malah terlihat diam menatap kotak makan yang baru ia keluarkan dari dalam tas. Awalnya dia ingin mengantarkan makanan itu kepada Pak Taeha. Tapi setelah mengingat kejadian tadi pagi rasanya Kiara seperti akan membuang bekal itu sekarang juga.
"Tumben lo bawa bekal" ujar Dira yang baru saja menghampiri Kiara dan duduk di kursi kosong yang ada di sebelah gadis itu.
"Bukan punya gue"
"Pasti punya Pak Taeha. Lo tuh emang istri idaman, Ki. Pak Taeha pasti seneng punya istri spek babu kaya lo"
"Lo sini yang gue jadiin babu" ketus Kiara.
"Yaudah, tunggu apa lagi. Buruan anterin ke pak suami. Kasian noh dia udah kelaperan dari tadi" goda Dira.
"Gue nggak peduli"
"Lo masih marah gara-gara Pak Taeha jalan sama dosen cantik tadi?"
Kiara hanya diam sembari mengetuk-ketukkan bulpoin pada meja yang terhubung dengan kursi miliknya.
"Jangan gitu, Ki. Masa cuma perkara Pak Taeha ngobrol sama cewe aja lo cemburu"
Kiara melirik Dira tajam "Gue nggak cemburu" ujarnya menyangkal.
"Kalo nggak cemburu apa namanya? Jelous?"
Belum sempat Kiara menjawab, handphone yang tergeletak tepat di depannya saat ini tiba-tiba menyala dan menampilkan beberapa pesan dari Pak Taeha. Kiara hanya menatap pesan itu sebentar. Kemudian dia mengalihkan pandangannya ke arah jendela.
Pak dosen galak 😡 (3 massage)
- ke ruangan saya sekarang!
- jangan lupa kotak makannya kamu bawa juga. Kita makan sama-sama
- kalo kamu telat, saya yang nyamperin kamu ke sana
"Aduuhh. So sweet banget diajak makan berdua" ujar Dira yang tidak sengaja membaca pesan masuk dari Pak Taeha.
"Diem, lo" ucap Kiara sembari membalas pesan dari suaminya itu.
Tidak lama kemudian, Kiara terlihat kembali memasukkan kotak makan itu ke dalam tas miliknya. Setelah itu Kiara berdiri dan mengatakan kepada Dira jika dirinya akan menemui Pak Taeha sekarang juga.
Kiara saat ini sudah berdiri tepat di depan ruangan bertuliskan Mr. Taeha Dirgantara's Room. Dia mengetuk pintu ruangan dan langsung masuk ketika mendapat instruksi dari dalam.
Tanpa Kiara sangka, saat ini di dalam ruangan Pak Taeha tidak hanya ada suaminya saja. Tetapi juga ada Pak Andra yang sedang duduk di depan Pak Taeha. Dua orang itu seketika mengalihkan pandangannya saat Kiara mulai melangkahkan kakinya ke dalam ruangan.
"Permisi" ucap Kiara.
"Tunggu di sana sebentar" ujar Pak Taeha sembari menunjuk ke arah sofa yang ada di ruangannya.
Kiara hanya menatap Pak Taeha datar, kemudian melangkahkan kakinya menuju sofa.
"Kalo begitu saya permisi dulu ya, pak. Mengenai rencana yang tadi, bisa kita bicarakan lagi nanti" kata Pak Andra.
"Baik, pak. Terima kasih banyak"
"Sama-sama. Saya permisi"
Pak Taeha menganggukkan kepalanya kemudian mengikuti Pak Andra yang sudah berdiri dari duduknya "Silahkan, pak" jawabnya.
"Kiara. Saya keluar dulu, ya" ucap Pak Andra ketika laki-laki itu sampai tepat di depan Kiara.
"Iya, pak"
Setelah Pak Andra keluar dari ruangan, Pak Taeha segera berjalan menghampiri Kiara yang terlihat masih sibuk dengan handphone di genggamannya. Perempuan itu terlihat diam saja dengan wajah yang ditekuk sedari tadi.
YOU ARE READING
Mr.Taeha Dirgantara [on going]
Humor"Pak" "Hm" "Jangan mau ya, di jodohin sama saya" ujar Kiara memelas. "Kenapa harus nggak mau?" Tanya Pak Taeha dengan tatapan lurus ke depan. "Kan saya ngeselin. Nanti Pak Taeha pasti cape kalo punya istri yang nggak bisa di atur kaya saya" Pak Tae...
Part 32
Start from the beginning
![Mr.Taeha Dirgantara [on going]](https://img.wattpad.com/cover/309031932-64-k131758.jpg)