Mendengar penuturan Pak Andra membuat senyum Pak Taeha langsung meredup dalam sekejap. Sebenarnya Pak Taeha sudah tau jika Kiara itu sangat menyukai Pak Andra. Dia juga merasa tidak terima jika perempuan yang menyandang status sebagai istrinya itu malah mencintai orang lain. Tapi Pak Taeha tidak mau gegabah dalam mengambil keputusan yang akhirnya malah menghancurkan hubungannya dengan Kiara. Pak Taeha lebih memilih untuk menyiapkan siasat dalam mengambil alih hati Kiara jika saatnya sudah tiba nanti.

"Pak Taeha. Saya mau tanya sesuatu sama bapak"

Pak Taeha menatap Pak Andra datar "Tanya apa, pak?" Ujarnya.

"Pak Taeha ada hubungan apa sama Kiara?"

"Hubungan? Maksud Pak Andra?"

"Begini, pak. Akhir-akhir ini saya sering sekali melihat Pak Taeha bersama dengan Kiara. Kiara juga pernah tanya ke saya tentang calon istri Pak Taeha. Bahkan waktu itu saya juga sempat bertemu dengan kalian di toko perhiasan. Pak Taeha masih ingat, kan?"

"Oh. Itu, saya sama Kiara disuruh mengambil cincin pernikahan milik saudara saya. Yang kebetulan saudara saya menikah dengan saudara Kiara"

"Lalu waktu pernikahan Pak Taeha saya juga melihat Dira berada di sana. Tapi yang aneh, kenapa hanya ada Dira? Apa di kampus ini Pak Taeha hanya mengundang Dira saja?" Tanya Pak Andra curiga.

Sebenarnya Pak Taeha sedang menahan emosi, juga berusaha mencari alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan Pak Andra. Pak Andra itu tidak seperti dosen yang lain. Dia akan terus mencari tau tentang sesuatu yang terasa mencurigakan bagi dirinya.

"Dira? Oh, Dira itu adiknya perias yang merias istri saya, pak. Jadi dia di sana untuk membantu saya dan juga istri saya kalau kami butuh bantuan" jawab Pak Taeha beralasan.

Pak Andra menganggukkan kepalanya. Dia berpura-pura untuk mempercayai ucapan Pak Taeha. Meskipun dalam hatinya dia sedikit ragu dengan jawaban yang diberikan oleh temannya itu.

"Ngomong-ngomong, saya belum pernah ketemu sama istrinya Pak Taeha, loh. Boleh lah pak, lain kali kenalin ke saya" kata Pak Andra.

"Istri saya itu galak, pak. Kalo Pak Andra ketemu sama dia, saya takut Pak Andra kena gigit"

Pak Andra langsung tertawa mendengar jawaban dari Pak Taeha "Semua perempuan memang begitu, pak. Apalagi kalo nggak dikasih uang belanja. Beuhh, khodam anjing galaknya langsung keluar" ujar Pak Andra yang dibalas dengan tawaan oleh Pak Taeha.

"Istrinya Pak Taeha namanya siapa?"

"I-istri saya?"

"Iya"

"Siapa, ya?"

Pak Andra mengerutkan dahinya "Loh. Pak Taeha ini bagaimana. Masa nama istri sendiri bisa lupa" ucapnya.

"Tasya. Iya. Namanya Tasya"

Pak Andra menganggukkan kepalanya.

"Sekarang Pak Taeha masih tinggal bareng sama Om Surya?" Tanya Pak Andra.

"Enggak, pak. Alhamdulillah saya sudah pindah ke rumah saya sendiri"

"Wahh. Alamatnya dimana, pak? Bisa lah kapan-kapan saya main ke sana"

"Silahkan, pak. Rumah saya di-"

Belum juga menyebutkan alamat rumahnya, tiba-tiba handphone milik Pak Andra berbunyi. Laki-laki itu segera berpamitan lalu keluar dari ruangan Pak Taeha.

Setelah pintu ruangan kembali tertutup, Pak Taeha langsung menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. Dia baru bisa bernafas lega karena sudah terbebas dari belenggu pertanyaan Pak Andra.

Mr.Taeha Dirgantara [on going]Where stories live. Discover now