Bonus chapter 2

7 3 1
                                    

Pagi ini Tian tengah menikmati secangkir kopi di ruangannya. Dikarenakan hari ini sedang tidak terlalu sibuk, jadilah ia bisa sejenak bersantai sembari menikmati tayangan televisi pagi ini.

"Pemirsa pagi ini telah terjadi kebakaran di SD Negeri 127, menurut beberapa guru yang mengajar di sekolah tersebut, kebakaran terjadi akibat hubungan pendek arus listrik yang-"

Tanpa menunggu siaran berita itu selesai Tian yang terkejut lantas beranjak, menyambar kunci mobil di mejanya dan berlari keluar dari ruangannya, sembari terus berusaha menghubungi Kiran dan merapalkan doa semoga tidak terjadi apa-apa pada Miko. Pasalnya sekolah yang dikabarkan kebakaran itu merupakan sekolah tempat Miko belajar.

"Dek, kamu ke sekolah Miko sekarang ya. Penting! " Ucap Tian kala panggilan itu terhubung.

"Loh memangnya ada apa mas?" Tanya Kiran yang nampaknya belum mengetahui kabar tersebut.

"Miko dek, sekarang kamu titipin dulu Nisya sama Gita ya, terus abis itu langsung ke sekolah Miko, nanti kita ketemu disana, mas tunggu. Kamu hati-hati ya dek"

"Miko kenapa mas?" Tanya Kiran mulai panik, namun bukannya mendapatkan jawaban atas pertanyaan nya, panggilan itu malah terputus.

Tanpa pikir panjang lantas Kiran bersiap-siap, sepertinya ada hal yang penting. Tak ingin berburuk sangka Kiran tetap berusaha tetap tenang dan bergegas menelepon Gita agar datang untuk menjaga Nisya.

Hanya memerlukan waktu sekitar 20 menit, akhirnya Kiran sampai di depan sekolah Miko. Kakinya seketika terasa lemas kala melihat kepulan asap tebal dan juga orang-orang yang berlarian untuk membantu memadamkan api, dan ada juga sebagian yang membantu untuk mengevakuasi para siswa untuk dibawa ke tempat yang lebih aman.

"Dek" Panggil Tian yang rupanya baru saja datang. Ia berlari menghampiri Kiran.

"Mas, Miko mas, Miko gimana? Miko pasti baik-baik aja kan?" Tanya Kiran yang kini sudah menangis.

"Kamu tenang ya dek, mas dengar dari berita. Makanya mas suruh kamu cepet-cepet kesini. Sekarang kita masuk ya? Kita lihat keadaan Miko, dia pasti baik-baik aja kok, mas yakin" Tian berusaha menenangkan Kiran, lantas membawanya masuk.

"Permisi pak, bagaimana keadaan anak-anak?" Tanya Tian pada salah satu pria paruh baya yang diyakini itu adalah salah satu staf di sekolah ini.

"Anak-anak sudah dievakuasi ke tempat yang lebih aman pak, tapi ada beberapa anak yang mengalami sesak nafas karena sempat terjebak di dalam kelasnya" Balas pria paruh baya tersebut.

"Sekarang mereka dimana pak?" Tanya Kiran tak sabaran.

"Sebagian ada di aula, dan yang mengalami sesak nafas ada di uks untuk diberikan pertolongan pertama sembari menunggu ambulance dan petugas medis sampai" Balasnya, lantas tanpa basa-basi lagi Kiran berlari menuju ke aula berharap Miko baik-baik saja dan berada di aula.

"Baik, terimakasih pak" Ucap Tian lantas berlari menyusul Kiran.

Sesampainya di aula, mereka mencari keberadaan Miko, mereka menyusuri kerumunan orang tua yang tengah memeluk anaknya masing-masing dengan keadaan cemas. Namun Kiran tak juga menemukan keberadaan Miko.

"Mas, Miko gak ada disini mas!" Ucap Kiran histeris.

"Sabar ya dek, kita cari lagi Miko nya"

"Miko tadi dibawa ke uks om,tante kata bu guru tadi Miko sesak nafas" Ujar salah satu anak, kemungkinan itu adalah teman sekelas Miko.

Kiran berlari menuju ke ruang uks, perasaannya semakin tidak enak sekarang. Ia takut Miko terluka parah.

"Mas! Miko!" pekik Kiran kala melihat keberadaan Miko didalam uks. Ia semakin panik kala melihat Miko seperti kesulitan bernafas.

Lost [End]Where stories live. Discover now