Selamat datang jagoan

20 4 1
                                    

3 bulan kemudian

Hari ini Haikal sangat khawatir, pasalnya sejak semalam Kiran mengatakan bahwa perut nya sakit, apa mungkin Kiran mengalami kontraksi karena memang kini usia kandungan nya sudah 9 bulan.

Sudah beberapa kali Haikal berusaha membujuknya untuk ke rumah sakit, namun katanya nanti saja dulu, karena takutnya ini bukan kontraksi karena terkadang rasa sakitnya hilang. Maklum ini kali pertama mereka jadi belum tahu apa-apa.

Jam sudah menunjukkan pukul 9 lewat 15, rasa sakit itu sekarang semakin sering dan akhirnya Kiran menyetujui permintaan Haikal yang sejak tadi mengajaknya ke rumah sakit, Haikal segera mempersiapkan segala macam kebutuhannya lalu tak lupa mengabari kedua orang tuanya dan juga kedua orang tua kiran.

Hanya memerlukan waktu sekitar 20 menit, Haikal dan Kiran sudah sampai di rumah sakit, Kiran segera masuk ke ruang pemeriksaan ditemani oleh Haikal. Sembari menemani Kiran Haikal tak lupa terus saja memanjatkan doa, semoga semuanya dilancarkan hari ini.

"Bagaimana dok? " Tanya Haikal.

"Sepertinya bu Kiran akan melahirkan pak, kita tinggal menunggu pembukaan nya sempurna, setelah itu kita akan melakukan proses persalinan"

"Sekarang bapak bisa temani bu Kiran, nanti saya kembali lagi" Ucap dokter wanita yang baru saja memeriksa Kiran.

"Baik, Terima kasih dok" Ucap Haikal.

Sudah hampir dua jam terlewati, Haikal masih setia menemani Kiran tanpa mau beranjak barang sedikitpun, ia tetap setia menggenggam tangan Kiran dan sesekali mengelus puncak kepalanya.

"Sayang sakit banget ya? " Tanya Haikal sambil terus mengelus punggung tangan Kiran guna memberinya semangat.

"Berkali-kali lipat dari yang semalam mas" Jawab Kiran.

Sejam terakhir, Haikal sudah menghabiskan satu juz Al-Qur'an untuk menemani Kiran.
Kiran semakin keras menggenggam tangan Haikal, lalu Haikal kembali membacakan beberapa surat dalam Al-quran sambil mengelus perut Kiran. Mendengar suara merdu suaminya ketika membacakan surat-surat membuat hati Kiran tenang.

"Akh.. Mas"

"Kamu pasti bisa sayang, kamu pasti kuat, mas selalu mendoakan kamu" Ucap Haikal lalu mencium kening Kiran.

Tak lama kemudian, dokter datang dan menyatakan Kiran sudah bisa memulai persalinan, ada rasa bahagia dan takut dalam benak Kiran kala itu. Namun melihat Haikal yang tetap ada disisinya dan tak beranjak barang sejengkalpun dari sisinya membuat Kiran semangat.

Selama proses persalinan Haikal tak henti-hentinya memanjatkan doa, sambil berusaha menahan tangis nya Haikal tetap berusaha menyemangati Kiran.
Hingga akhirnya suara tangis bayi membuat ketegangan itu mulai mereda, mereka mengucap syukur begitu juga dengan seluruh keluarga yang menunggu di depan ruang persalinan.

"Selamat ya pak, bayinya laki-laki dan alhamdulillah bayinya sehat" Ucap dokter lalu memberikan bayi mungil itu pada Haikal untuk kemudian diadzani.

Suara tangis bayinya yang seketika terhenti ketika suara merdu lantunan adzan dikumandangkan oleh ayahnya, membuat Kiran tak kuasa menahan tangisnya. Ia bahagia ah sangat bahagia rasanya saat melihat putranya sudah terlahir dan kini tengah digendong ayahnya.

Setelah selesai mengadzani Haikal lalu membawa bayi mungil itu ke arah ranjang Kiran dan menidurkannya dipelukan Kiran.

"Terimakasih sayang atas perjuangan nya, mas bahagia sekarang keluarga kecil kita telah lengkap" Ucap Haikal lalu mencium kening Kiran dengan penuh kasih sayang. Kiran hanya dapat mengangguk sembari menangis bahagia, kini ia resmi menjadi seorang ibu.

Lost [End]Where stories live. Discover now