Ayah Haikal

13 3 1
                                    

Memang waktu terasa berlalu begitu cepat, begitu juga bagi Kiran. Rasanya masih belum lama ia menyambut kehadiran Miko hingga akhirnya harus mengikhlaskan kepergian Haikal. Haikal meninggalkan nya hanya berdua dengan jagoan kecilnya yang saat itu belum mengerti apapun. Namun kini kebahagiaan sudah kembali pada Kiran, semenjak kehadiran Tian dan juga Anisya kebahagiaan Kiran kembali menjadi utuh.

Dan mengenai jagoan kecilnya, kini ia sudah memasuki sekolah dasar, ia mulai masuk sekolah dasar beberapa waktu lalu. Dan anak itu tentu saja sangat senang ketika ia mulai memasuki dunia sekolah.

"Assalamu'alaikum, bun Miko pulang" Ucapnya ketika memasuki rumah dengan membawa tas dan juga secarik kertas yang diberikan gurunya.

"Bun? Bunda dimana? " Merasa tidak mendapatkan jawaban ia kembali memanggil ibunya, namun tetap tidak ada jawaban.

"Apa jangan-jangan bunda lagi istirahat dikamar ya? Yaudah Miko ke kamar aja deh" Gumam Miko lalu berjalan menuju kamar Kiran.

"Bun? Ini ada undangan dari bu guru katanya lusa ada pertemuan orang tua" Ucapnya lagi sembari membuka pintu kamar tersebut. Namun tetap saja ia tak menemukan keberadaan Kiran.

"Bunda kemana ya? Kok gak ada. Yaudah Miko simpan surat undangan nya di laci aja deh, takut nanti suratnya hilang. Nanti kalo bunda udah ada, tinggal bilang" Ucapnya pelan lalu membuka laci nakas yang berada di kamar ibunya tersebut untuk menyimpan surat itu.

Namun fokusnya teralihkan ketika ia tak sengaja melihat sesuatu yang membuat rasa penasarannya muncul. Ia melihat sebuah album foto yang nampaknya sudah lama, sebab album itu sudah nampak sedikit usang.

"Ini album foto apa ya? Kok Miko belum pernah lihat?" Ucapnya lagi lalu karena penasaran ia mulai membuka lembaran demi lembaran album foto itu.

"Ini siapa ya? Kok sama bunda? Tapi kenapa om ini mirip Miko? " Miko semakin dibuat penasaran ketika melihat isi album tersebut, disana terdapat banyak foto Kiran bersama laki-laki yang entah itu siapa, namun dilihat dari wajahnya laki-laki itu mirip sepertinya.

Miko sangat serius melihat foto-foto yang ada di album itu, ia melihat dan memperhatikan foto itu secara seksama, sehingga tak sadar bahwa Kiran memanggilnya sedari tadi.

"Loh? Miko kamu lagi ngapain sayang?" Tanya Kiran ketika melihat Miko berada didalam kamarnya, pertanyaan itu sontak membuyarkan lamunan Miko.

"Eh bun? Bunda dari mana aja kok daritadi Miko panggil ndak ada?" Tanya nya.

"Bunda abis dari warung sebentar, mumpung adek kamu lagi tidur, bunda tadinya mau masak" Balas Kiran, Miko hanya mengangguk.

"Bun ini siapa? Kok sama bunda? Terus kenapa wajahnya mirip sama Miko?" Tanya Miko lagi, pertanyaan itu sontak membuat Kiran terkejut, lalu ia beralih menatap album foto di pangkuan Miko.

"Miko nemu itu dari mana hmm?" Bukannya menjawab Kiran malah balik bertanya.

"Miko tadi mau simpan surat undangan dari bu guru buat bunda, tapi Miko ndak sengaja nemu ini. Maaf Miko lancang buka ini bun" Balas Miko.

"Gapapa kok sayang, bunda gak marah. Lagian sekarang sudah saatnya Miko tau. Karena Miko sudah besar dan pasti sekarang sudah mengerti, jadi bunda akan ceritakan semuanya sama Miko" Lantas Kiran ikut duduk di samping Miko.

"Jadi ini siapa bun?" Tanya Miko lagi.

"Jadi ini ayah Haikal sayang, ayahnya Miko" Kiran menunjuk foto Haikal yang tengah tersenyum manis di foto tersebut.

"Ayah Miko? Terus ayah dimana bun? Miko mau ketemu ayah" Kiran menunduk ketika mendengar pertanyaan Miko.

"Ayah Miko sekarang sudah di surga sayang, ayah Miko udah bahagia disana" Balas Kiran.

Lost [End]Where stories live. Discover now