s i x | back to realita

5 2 0
                                    

HIDUP selama 16 tahun didunia ini, Salma tidak pernah berpikir dan membayangkan akan bertemu dengan keluarganya. Terlebih ayah dan bundanya yang sudah ia cari keseluruh kota. Dan sekarang, Tuhan telah mengabulkan permintaannya.

Gadis dengan piyama abu-abu itu kini sedang duduk dibalkon kamarnya. Langit hitam yang terlihat, tidak membuatnya ingin beranjak setelah berjam-jam ia menikmati hari disana. Salma masih tidak menyangka, ia akan dipertemukan dengan kedua orangtuanya setelah ia mengalami kecelakaan. Dan semua pertanyaan yang ia tanyakan pada Vani kemarin, sudah mampu membuat Salma yakin jika mereka memang keluarga kandungnya.

"Salma,kamu pasti mau dengar kan penjelasan dari bunda?"

" .. "

Vani tersenyum lembut yang terarah pada gadis cantik didepannya. Ia memandang langit-langit kamar sang anak dan mulai mengingat-ingat kejadian 16 tahun silam.

"Dulu Bunda dan Ayah pergi karena suatu alasan. Nenekmu bersikeras mengambilmu dari kami, hanya karena ingin menjadikan cucu perempuan satu-satunya sebagai penerus perusahaan yang hanya mewajibkan anak perempuan sebagai syaratnya. Bunda dan Ayah tidak setuju. Kami lakukan apapun untuk menjauhkanmu dari ambisi wanita tua itu. Karena tidak ingin membuat masa depanmu selalu dikekang untuk menjadi yang terbaik ini itu. Dan hal itu juga, yang membuat nenekmu menyewa orang untuk membunuh anaknya sendiri. Ayah koma selama setahun. Perusahaan sendiri ayah, bangkrut karena tidak ada yang mengelolanya. Dan terpaksa Bunda menjualnya untuk biaya pengobatan ayah yang saat itu terbilang cukup banyak.Bunda  saat itu tidak lagi bisa berbuat apa-apa karena semuanya sudah habis terjual. Dan jalan satu-satunya hanyalah menyerahkanmu pada nenek dengan imbalan akan membiayai pengobatan ayah sampai sembuh"

Air mata Vani perlahan menetes satu-persatu, Salma tak bergeming, "percayalah! Bunda tidak menjualmu sayang! Saat itu bunda berjanji akan mengambilmu kembali setelah ayah pulih total. Dan saat semuanya  yang diharapkan terjadi, ayah sudah sehat dan sudah memiliki perusahaan yang besar untuk menghidupi keluarga kita, Bunda dan Ayah tidak menemukan keberadaan nenek dan kamu. Dua tahun kami habiskan untuk mencarimu kesana-kemari, namun kalian seperti hilang ditelan bumi."

"Bunda dan Ayah sedih, kecewa, menyesal, marah pada nenek bercampur menjadi satu. Namun Tuhan Maha Baik, pertemuan kita hadir saat kamu sedang menolong seorang nenek dijalan. Bunda syok saat melihatmu, saat mengetahui kalau kamu seorang perempuan muda yang dengan rela menolong nyawa orang lain tanpa memikirkan nyawanya akan selamat atau tidak"vani memegang kedua pundak anaknya meyakinkan.

" Bunda turun dari mobil dan membelah kerumunan. Entah ada ikatan batin atau apa, Bunda langsung memelukmu dan menangis histeris saat melihatmu sudah berlumuran darah. Saat itu, bunda kembali mengingat anak perempuan Bunda yang seumuran denganmu. Bunda membawamu kerumah sakit dengan cepat. Lalu membicarakanmu pada suami dan anak bunda."

"Entah dorongan dari mana asalnya, Bunda  nekat mencoba tes DNA denganmu dan hasilnya langsung membuat Bunda drop sampai tiga hari lamanya"

"Bunda masih ragu, dan menyuruh ayah untuk mencoba tes DNA juga denganmu. Dan hasilnya tetap sama. Kamu memang anak kandung Bunda dan Ayah yang telah hilang" Vani memeluk erat Salma.

"Sekarang Salma tidak sendirian dan kesepian lagi. Bunda dan Ayah serta abangmu akan selalu menjaga dan melindungimu. Maafin kesalahan Bunda dan Ayah dulu juga ya?kamu maukan?"

Salma hanya mampu menangis tanpa bergerak. Pikirannya masih melangsa dan melana kemana-mana. Tentu karena penjelasan Vani yang membuatnya tidak bisa menerima kenyataan secepat ini.

Vani menggoyang-goyangkan tubuh anaknya khawatir. "Sayang? Kamu kenapa?"

Salma tersadar dan langsung memeluk wanita cantik didepannya erat. Vani membalas pelukan pertama anaknya dan tersenyum haru. Menepuk-nepuk pelan punggungnya guna memberikan kekuatan.

"Maafin Salma Bunda, maafin Salma!"

Vani menggeleng"Bunda yang salah sayang, kamu gak tahu apa-apa tentang ini semua, maafin Bunda .. "

"Iya .. Salma udah maafin Bunda jauh sebelum Bunda dan Ayah pergi"

Vani kembali tersenyum lalu menghapus jejak air mata yang masih menetes dikedua pipi anak perempuannya.

"Anak Bunda baik banget sih .. Siapa yang ngajarin coba?"ujar Vani seraya mengapit hidung anaknya menggunakan kedua jari.

Salma memberontak minta dilepaskan karena sudah sesak dan ingin bernapas. Vani terkekeh" Nenek"

Vani yang mendengar ucapan Salma lantas mematung. Salma mendadak dibuat bingung. Namun saat tahu apa yang membuat Bundanya seperti itu, ide cemerlang langsung muncul diotak Salma.

"Bunda jangan sedih karena kelakuan nenek dulu. Sekarang kita maafin sama-sama ya? Mulai semuanya dari awal .. " Salma tersenyum tulus. Dibalas pelukan oleh Vani.

"Makasih udah mau nerima kehadiran Bunda, Ayah dan Abangmu.Walau nyatanya kami tidak pantas untuk dimaafkan .. "

"Syttttt ... Bunda ngomong apaan sih?Salma  jadi sedih tau" Salma pura-pura kembali menghapus jejak air matanya

"Eh? Jangan sedih dong!"

"Kalau Bunda gak mau Salma sedih, Bunda jangan sedih juga dong"

"Iya .. Iya Bunda gak bakal sedih lagi demi Salma"

"Nah .. Gitu dong!"

• D I V I N E__ D E C R E E, FA T E •حيث تعيش القصص. اكتشف الآن