DIPERJALANAN pulang menuju rumah, aku singgah duduk disebuah halte bus yang tak jauh dari sekolahku berada. Hari ini kuputuskan bolos sekolah karena semua kejadian yang menimpaku dari pagi sampai sekarang masih belum bisa kucerna dengan baik.
Apa aku salah dengan yang kulakukan kali ini? Apa salahku hingga rasanya aku selalu mendapatkan hal yang serupa setiap saat?kelakuan apa yang telah kuperbuat dulu hingga Tuhan memberiku cobaan seperti ini? Apa salahku...
"Tuhan? Kenapa rasanya tak adil? Hiks--kenapa hidupku seperti ini?hiks, Kenapa Tuhan? Hiks--hiks, Ibu dan ayah sudah kau ambil, ne-nenek juga, tapi kenapa aku tidak? Aku ingin menyusul mereka disyurgamu Tuhan! Arghhh--hatiku sakit Tuhan hiks--hiks aku ingin mati saja!manusia sepertiku tidak berguna diduniamu ini Tuhan! Kenapa harus a-aku!"
Dapat dipastikan jika ada orang yang melihatku saat ini,apakah mereka akan merasakan rasa sakit yang juga kurasakan? Aku mendongak dari tundukanku, lalu menghapus kasar jejak air mataku yang masih menetes. Dapat kupastikan,mataku akan bengkak karena tangisanku ini.
Rintik hujan mulai menitik membasahi jalanan. Mendung yang terlihat, mampu menggambarkan rasa sedih dan sakit yang saat ini tengah kurasakan. Mengedarkan pandangan, aku menghela napas untuk kesekian kali.
Pip pip pip
Bola mataku terbelalak kala melihat seorang nenek-nenek tengah berada ditengah jalanan dan tak bergeming saat mobil yang melaju kencang kearahnya berada. Rasa cemas dan khawatir sudah melingkupi perasaanku dan tanpa ba-bi-bu aku dengan cepat berlari menerobos hujan dan langsung mendorong tubuh sang nenek kepinggir trotoar jalan.
Dan yang selanjutnya terjadi, mampu membuatku merasa senang, sedih, kecewa, khawatir, semuanya perasaan itu bercampur menjadi satu. Rasa sakit dan remukan kasar yang berhasil membuat tubuhku tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menangis tanpa suara.
Disela-sela kantuk yang mulai menyerang dibawah guyuran hujan yang sangat deras, aku perlahan menerbitkan sebuah senyuman kecil dan lantas bergumam, "Ayah, ibu,nenek, Salma datang"
"T--tuhan, terimaka--kasih sudah memberi hidup untuk Salma, dan akhirnya seperti ini"
Dan setelahnya,hanya kegelapan yang mampu membuat rasa sakit yang amat ini hilang seketika.
YOU ARE READING
• D I V I N E__ D E C R E E, FA T E •
General FictionHuh .. Huh.. "MAU LO APA ANJING! LO SIAPA MAIN NGAJAK-NGAJAK GUE PACARAN?! GUE BELUM TAHU IDENTITAS LO BANGSAT! RUPA LO AJA KAGAK! MAIN NGAJAKIN ANAK ORANG PACARAN! SANTAI AMAT TUH MULUT! BAU AJA IYA PASTI!" Urat-urat tenggorokan Salma mendadak mem...
