Setelah mengatakan hal menyakitkan itu, sang Mama lantas masuk ke dalam mobil seraya membanting pintu kasar.

"Jalan pak!"

Galang menggeleng kan kepala, ia cepat-cepat bangkit dan berlari tepat di depan mobil. Remaja tegap itu nampak tak berdaya, dengan lelehan air mata yang mengalir di rahang tegas nya.

"JANGAN PERGI MA!"

"BERHENTI!!"

"GALANG MOHON!"

Perempuan di dalam mobil itu menggeram emosi. "Tabrak!"titah nya.

"T-tapi--"

"SAYA BILANG TABRAK!"

Tepat setelah mengatakan itu, sang supir menginjak pedal gas.

BRAK!

Brugh!

Badan Galang terbanting ke aspal dengan sangat keras. Remaja itu mati-matian agar tidak berteriak, darah segar mulai mengucur menyelimuti badan nya.

"A...arghh!"

Kaca mobil terbuka. "Kau pikir aku akan turun dan memeluk mu? Jangan mimpi!"

Galang hanya menatap datar pemandangan Mama nya yang tengah tersenyum mengejek. Galang berdecih, wanita itu tidak pantas di sebut Mama. Dia lebih tepat di sebut orang gila berjiwa psikopat.

"K-kau boleh h-hah pergi! S-sebelum itu arghhh! L-lepaskan hh ikatan mu! Ughh!"

"Kau benar. Mulai detik ini kau bukan anak ku!"setelah mengatakan itu dengan nada santai, ia lantas menyuruh supir menjalankan mobil nya. Tanpa belas kasihan meninggal kan sang anak yang tergeletak bersimbah darah.

Benar-benar wanita iblis!

Galang terkekeh miris. Ia membalikan tubuhnya nya terlentang. Mata nya memburam menatap langit malam. Mengapa hidup nya semenyedihkan ini.

Tidak di akui oleh ayah kandung nya, di tinggalkan ibu nya, bahkan masa remaja yang harus nya menyenangkan juga ikut di renggut dari nya.

"Ya, mulai detik ini gue bukan anak dari jalang itu lagi. Ughhh!"dada nya benar-benar sesak. Galang sampai berfikir ia akan mati saat ini juga.

Mata nya mulai memberat, sebelum benar-benar menutup mata, ia dapat melihat sorot cahaya ke arah nya, sebelum semua nya gelap.

***

Punggung tangan dengan selang infus yang tertancap di atas nya itu mulai bergerak. Jari jemari nya mulai terangkat.

Perlahan kelopak mata dengan bulu mata panjang yang senantiasa menghiasi itu terangkat. Bola mata tajam itu terbuka. Sedetik kemudian kembali terpejam diiringi bibir nya yang berdesis lirih.

"Shh..."sekujur tubuh nya sangat sakit, bahkan untuk di gerakan juga sulit.

Kennard, pemuda tampan yang tengah memejamkan mata seraya menyandar kan tubuh nya di sebuah sofa seakan sadar.

Ia lantas bangkit mendekat ke asal suara. "Lo hidup?"pertanyaan yang membagongkan itu meluncur dari mulut si dingin Ken.

"Shh bangsat!"umpat Galang mendengar pertanyaan nol ahlak sahabatnya.

Ken masih menatap nya datar, ia sebenarnya bingung harus berbuat apa. Apakah ia harus memanggil dokter? Tapi keadaan teman nya tidak terlalu sekarat.

Galang menghela nafas seakan paham apa yang di pikirkan teman nya. Menahan rasa sakit nya, Galang mencoba duduk dan menyandarkan tubuh nya di sandaran brangkar.

AVWhere stories live. Discover now