1. Roller Coaster Rasa

285 50 262
                                    

Kembang jingga kemerahan melambai ringan tertiup angin di atas kepala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kembang jingga kemerahan melambai ringan tertiup angin di atas kepala. Bunga yang mahkotanya menjulur seperti jalaran api seakan-akan mempersembahkan jalan di sisi kanan dan kiri. Filosofinya mengatakan bunga yang kerap disapa kembang agustus ini sebagai penyambut mahasiswa baru Institut Teknologi Terapan. Namun, Riani tidak merasa begitu, satu kelopak baru saja gugur menjatuhinya.

Bunga agustus gagal menyambutnya dengan gembira.

Riani menghalau bunga itu dari selebaran yang ia pegang. Tampak kalimat yang amat mencolok bertuliskan 'WE DON'T NEED LOVE CLUB! For those who have been betrayed, hurted, unrequited, this is the right club for you!'. Dalam hati Riani tertawa meledek diri. Aku pasti terlalu gila!

Klub yang cocok untukku?

Jika rasa itu tidak berbayang dalam benaknya meski telah menapakki jejak baru, Riani tidak perlu merasa sefrustrasi ini berpikir segala cara yang mampu menghilangkan sakitnya. Setelah berurusan dengan cinta di setiap sisi kehidupan, baru kali ini Riani dibuat tak bisa lupa. Andai yang ini berlalu seperti kisah-kisah sebelumnya.

Riani menghela napas panjang dan mencengkeram kuat pinggiran pamflet promosi klub yang ia dapat saat ospek dua hari lalu. Masa bodoh, pokoknya aku mau cepat-cepat lupa cowok itu! batinnya meneguhkan diri. Ia kemudian melangkah lebih cepat di sepanjang jalan utama kampus menuju kawasan organisasi. Namun, suara riang yang mengarah padanya dengan panggilan adik tingkat terdengar.

"Dek, tunggu!" seru perempuan yang lebih tua darinya sedang melambaikan tangan. Dia berlari kecil mendekati Riani.

Sejujurnya Riani tidak tahu siapa kakak tingkat yang kemungkinan menyapanya. Hanya dari wajahnya ia ingat bahwa perempuan itu adalah kakak-kakak yang membagikan selebaran pamflet klub yang Riani pegang.

Tapi kenapa dia memanggilku?

Senyuman perempuan berambut lurus sebahu itu tersemat di wajahnya saat berhadapan dengan Riani. Seakan-akan membawa mentari di belakangnya, Riani agak kesulitan menatap raut bahagia yang tampak bersinar. Ia sempat menduga, isi klub anti cinta benar-benar sekumpulan orang suram yang telah kehilangan cahaya hanya karena cinta, tetapi dilihat-lihatnya dalam wajah kakak tingkat ini tidak seperti itu.

Riani hanya menyungging senyum canggung dan tangannya ragu-ragu melambai.

"Eh, maaf, aku SKSD banget ya," ujar kakak tingkat tersebut sembari menyengir malu.

Ia balas menggeleng pelan. Riani bukan anak yang tidak bisa bersosialisasi dengan orang baru, hanya saja saat ini suasana hatinya tidak mendukung untuk basa-basi. Akan tetapi, melihat keantusiasan orang di hadapannya, ia juga tidak bisa begitu saja malas bicara. "Ada apa, Kak?" tanya Riani kemudian.

Kakak tingkat yang belum diketahui namanya itu menunjuk pamflet di tangan Riani. "Kamu mau ke sekre WDNL, kan? Kalau iya kita bisa bareng."

"Iya, boleh Kak."

✔ Kepentok Klub Anti CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang