Kejutan Untuk Elsa

11 4 0
                                    

Matahari pagi telah bersinar. Hari ini Elsa bertemu lagi dengan Kirana sesuai dengan rencana Arash untuk menjadi Elsa menjadi wanita berkelas. Elsa pun menuruti semua perintah Arash hingga Elsa pun tidak ingin setengah-setengah dalam menjalani perannya sebagai istri pura-pura Arash. Nenek mempersiapkan segala kebutuhan untuk pesta esok hari. Semua asisten rumah tangga Arash sibuk, semuanya sibuk untuk mempersiapkan pesta pernikahan. Hanya kakek yang sendiri berjalan-jalan menikmati udara segar di taman. Elsa sebenarnya ingin menemani pria tua yang kini duduk sendiri di taman dan hanya ditemani supir yang menunggu di mobil. Namun karena Elsa harus menemui Kirana, Elsa mengurungkan niatnya untuk menemani pria tua kesayangan Arash.

Sebenarnya Arash meminta supirnya untuk selalu menemani kakek tercintanya di mana pun ia berada. Tapi kakek bersikeras untuk berjalan-jalan seorang diri. Kakek tidak suka dikawal, kakek lebih suka Elsa yang menemaninya jalan-jalan. Arash tidak mengetahui kakeknya berjalan-jalan sendiri. Pria tua itu duduk di bangku taman sambil menikmati pemandangan di sana sembari melihat sepasang kekasih yang sedang bercengkrama duduk di bangku sebelahnya. Melihat pasangan kekasih itu dia teringat dengan Arash dan Elsa dan mulai bergumam sendiri.

Kakek tersenyum tipis melihat pasangan kekasih itu. "Hmm... Apa gunanya pesta pernikahan? Elsa dan Arash sudah bersatu mengikat janji suci pernikahan. Istriku itu selalu sibuk memikirkan segalanya. Segala hal mengenai perusahaan, kehidupan cucunya. Dia jadi jarang mengurusiku. Elsa, anak itu..." Senyum kakek merekah di bibirnya setelah memikirkan Elsa. "Istriku membuat Elsa sibuk. Elsa jadi tidak bisa menemaniku." Ujar pria tua itu sambil menghela nafasnya.
Kemudian dia beranjak dari duduknya dan menuju parkir mobil.

Supir yang telah menunggu kedatangan pria tua biasa disapa Tuan Zayed Ahmad—pendiri perusahaan Andromeda Corp, dan segera membukakan pintu mobil untuk tuanya yang kini ada di hadapannya.

"Zabierz mnie do Barbakan Warszawski!" (Antar aku ke Warsaw Barbican).

Supirnya hanya mengangguk dan segera menutup pintu mobil sesaat setelah tuannya masuk dan duduk di bangku belakang mobil.

***

Di teras belakang kediaman Mr. Aaron Czeslaw. Nama itu yang sekarang disematkan menjadi nama belakang Kirana Czeslaw.
Kirana menjelaskan beberapa hal mengenai bagaimana bersikap meladeni tamu-tamu undangan di pesta nanti. Tapi sepertinya pikiran Elsa terpusat pada Arash. Pandangannya pun tak mengarah ke wajah Kirana yang duduk di hadapannya. Elsa kembali membayangkan peristiwa yang membuatnya selalu memikirkan Arash. Ciuman tidak sengajanya terhadap Arash membuatnya merekahkan senyum manisnya.

Kirana memerhatikan tingkah Elsa yang tidak fokus pada yang ia ajarkan. Kirana menegur Elsa sambil mendekatkan wajahnya pada wajah Elsa.
"El? Elsa!" Ujar Kirana menepuk lengan Elsa pelan.

Elsa pun sedikit terkejut dengan tepukan tangan Kirana yang mengenai lengannya.
"Eh... Iya Kak. Kenapa?"

"Mmm... Lagi mikirin apa sih, El? Sampe senyum-senyum gitu."

Elsa tersenyum dengan sedikit menggeleng. " Ga mikirin apa-apa kok. Tadi nyampe mana Kak?"

"Hmm..." Kirana menyandarkan tubuhnya ke bangku. Hening sejenak. Lalu Kirana mengakat kambali tubuhnya dan mengambil cangkir yang ada di meja di dekatnya lalu menyeruput secangkir teh yang berada digenggaman tangan dengan jari-jari lentiknya.

"Maaf Kak, tadi aku tidak memperhatikan."

"It's okay." Sambil menaruh kembali cangkir di atas piring kecil. "Aku rasa kamu tidak perlu belajar banyak tentang tata krama yang menurutku itu tidak begitu penting. Kamu sudah bisa menyesuaikan diri."

"Ya... Kak, sebenarnya aku juga sudah jemu dengan semua ini."

"Ya begitulah Nyonya Fatmah Ahmad, neneknya Arash. Semua harus terlihat sempurna. Segalanya, El." Kirana beranjak dari duduknya dan bergerak ke sana-kemari seraya menyilangkan kedua tangannya di bawah dada. "Ya... Termasuk hubunganku bersama Arash, tidak pernah direstui olehnya."

Goes to Warsaw 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang