54 - PERINGATAN

12.4K 2.2K 176
                                    

Assalamualaikum teman-teman Pasukan Pembaca semua? Bagaimana kabarnya? Semoga sehat selalu ya ^^

SUDAH SIAP BACA CHAMOMILE PART 54?

Teman-teman jangan lupa nabung untuk bisa peluk Novel Chamomile di bulan Desember yaa ^^

Dan, untuk paket-paket full Novel Chamomile akan segera aku share di bulan November yaa. Ditunggu ^^

SEMANGAT NABUNG SEMUA DAN SEMOGA SELALU SUKA CHAMOMILE YA ^^ 

DAN, SELAMAT MEMBACA CHAMOMILE ^^

*****

"Aku boleh cium kamu?"

Kedua mata Alen sontak terbuka lebar dan kedua tangannya refleks menutup bibirnya. Alen sangat terkejut dengan pertanyaan Alan.

"Ka... Kak Alan mau cium gue?" tanya Alen terbata-bata.

Alan menahan tawanya melihat ekspresi panik Alen yang menurutnya menggemaskan.

"Katanya mau bukti?" goda Alan.

"Ta.... Tapi..." Alen semakin panik, bingung harus membalas apa.

Alan tak bisa lagi menahan tawanya. Ia terkekeh puas melihat Alen yang begitu gugup. Alan perlahan menarik tangan Alen agar tidak menutupi bibir gadis itu. Alan ingin melihat wajah sang pacar yang sangat cantik.

Dengan ragu-ragu Alen menurunkan kedua tangannya dari bibirnya. Alen dapat melihat tatapan Alan yang begitu hangat.

"Alena," panggil Alan lembut.

"I... Iya Kak?"

Alan tersenyum kecil.

"Gue akan buktiin ke lo setiap harinya kalau hanya lo gadis yang gue suka," ungkap Alan.

Alen terdiam sejenak.

"Setiap hari?"

"Iya."

"Be... Berarti Kak Alan akan izin cium gue setiap hari?" tanya Alen kembali panik.

Kini giliran Alan yang terkejut mendengar pertanyaan Alen. Gadis itu salah menangkap maksudnya. Alan terkekeh kembali.

"Bukan gitu Alen."

"Terus gimana?"

Tangan Alan terulur menyentuh rambut Alen, kemudian membelainya sangat lembut. Tatapan Alan pun lebih lekat ke Alen.

"Gue akan tunjukin dengan sikap peduli gue."

Jawaban Alan berhasil membuat pipi Alen merona, sangat malu sekaligus bahagia.

"Kak Alan bakalan kasih perhatian juga ke gue?" tanya Alen malu-malu.

"Iya. Semuanya."

Alen berdeham pelan.

"Kabulin semua yang gue mau?"

Alan mengangguk tanpa ragu.

"Selama itu bisa gue lakuin akan gue kabulin."

Senyum di wajah Alen semakin mengembang. Rasa sedihnya karena kejadian di sekolah perlahan sirna meskipun tak seutuhnya. Alen merasa bahagia memiliki Alen lagi di sampingnya.

"Makasih Kak Alan."

Alan tiba-tiba mendekatkan duduknya ke Alen, menatap gadis itu dengan sorot hangat.

CHAMOMILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang