16

9 4 0
                                    

Yuri sedang bersiap berangkat sekolah. Seperti biasa, dia akan berangkat dengan bus. Baru saja Yuri akan berlari menuju halte depan kompleks, sebuah motor berhenti di depan pagar rumah Yuri.

Kening Yuri berkerut. Sepertinya dia familiar dengan motor ini.

Benar saja. Ternyata yang muncul adalah Jerome, mantan pacar Yuri.

"Neng Yuri, belum berangkat sekolah?" seru Jerome.

Yuri memutar kedua bola matanya malas. "Ngapain kamu kesini? Nggak nganter Nako sekolah?"

"Nako hari ini dijemput Jeongin. Kamu bareng aku aja, ya?"

"Nggak usah, aku naik bus aja. Cepet minggir, aku mau ngejar bus."

"Ayolah, sesekali bareng sama aku aja."

"Jer, kamu nggak lupa kan kalo kita beda sekolah? Kita juga udah put--"

Jerome buru-buru memotong, "Iya, aku tau, kok. Tapi nggak ada salahnya kan kita berhubungan baik? Aku sedih tau kamu ngeblokir semua akun sosmed ku."

Yuri tak punya pilihan lain selain menuruti keinginan Jerome. Lumayan juga ongkos naik bus bisa dibuat jajan.

"Let's go!!!"

**

Kedatangan Yuri bersama Jerome diketahui oleh Sumin. Gadis itu langsung heboh.

"Cie... Siapa tuh? Seragamnya kayak anak sekolah lain?" goda Sumin.

"Mas mantan," jawab Yuri singkat.

"Ceileh mas mantan. Eh, motornya Aerox tuh. Asyik dong?"

"Mana ada? Duh kalo bukan karena tuh anak tiba-tiba nongol di depan rumah, aku nggak mau diboncengin dia!"

"Lho, kenapa? Kalian musuhan?"

"Enggak, sih. Cuma..."

"Yuri itu sebenarnya masih sayang, cuma gede gengsi," potong Mako yang baru saja tiba.

Yuri mendelik. Mako malah mengedipkan sebelah matanya sambil tertawa.

"Ngaca kamu, Yamaguchi Mako!!!"

Sekarang giliran Mako yang mendelik. "Apa maksudmu?"

"Maksudku,,, ya,,, kamu sebenarnya juga masih sayang sama mas mantan, tapi gengsi mau ngakuin soalnya dia--"

Tangan Mako buru-buru menutup mulut Yuri. "Eh diem. Nanti orangnya denger, kegeeran lagi."

"Tapi fakta kan, Ko?" tanya Sumin dengan suara lirih.

Mako memutar kedua bola matanya malas. "Iya deh terserah kalian."

Yuri menepis tangan Mako yang masih membekap mulutnya. Untung tangan Mako wangi, jadi Yuri tidak mual-mual.

"Mau taruhan nggak, Ko?" ucap Yuri.

"Taruhan apa?" tanya Mako malas.

"Siapa di antara kita berdua yang balikan lebih cepet sama mantan, harus nurutin permintaan yang menang."

"Males ah."

"Takut kalah, ya?"

"Enggak tuh."

"Ayo dong kalian taruhan," Sumin malah mengompori.

Yuri mendorong pelan kepala Sumin. "Kamu juga ikutan lah. Kalo kamu jadian sama Beomgyu, kamu kalah."

"Yah, kok gitu sih?"

Mafia In The SchoolWhere stories live. Discover now