5

55 13 3
                                    

Mako berjalan pelan menuju sumur tua di belakang sekolah. Setibanya di sana, Mako sempat melongok ke dalam sumur itu. Di sumur itulah dia, bersama Ham Wonjin, menemukan mayat Giselle. Saat itu Wonjin percaya kalau Giselle hanya sedang apes karena waktu kejadian memang baru saja hujan dan area sekitar sumur itu licin. Tapi Mako berbeda. Dia yakin ada yang tidak beres dengan kematian Giselle.

Karena, hei, buat apa Giselle main ke sumur selepas hujan?

Hal senada juga diungkapkan Choi Beomgyu. Dia percaya kematian Abe Haruno di lab kimia bukan kecelakaan biasa. Tapi karena tak ada bukti yang kuat, Beomgyu meyakinkan dirinya kalau itu memang kecelakaan.

Mako menghela nafas panjang. Ah, perbedaan pendapat dengan Wonjin itu membuat mereka putus. Yah,,, sebenarnya Mako tahu itu hanyalah akal-akalan Wonjin agar mereka bisa putus. Mako tahu Wonjin punya alasan lain.

Lagi, Mako menghela nafas.

"Hei, kamu ngapain di situ? Bahaya, lho!"

Mako menoleh. "Oh, Kak Shotaro?"

"Kamu ngapain berdiri di dekat sumur? Hati-hati, nanti jatuh. Cepat pergi sana. Bahaya, lho."

Mako mengangguk pelan. "Iya, ini aku mau pergi, Kak. Kak Shotaro sendiri ngapain di sini?"

"Aku jalan-jalan aja. Btw, panggil aku Shotaro aja. Kita seangkatan, dan sekelas."

**

"Haruto, jangan lupa hari ini ada rapat Rohis."

Haruto mengangguk-anggukkan kepala. "Bareng dong, Rim."

"Iya, entar bareng-bareng sama Youngeun, Hikaru, Yeseo sama Sein," balas Rima asal.

Haruto cemberut. "Jangan sama mereka lah. Nanti aku dikira bapaknya mereka."

"Sama aku juga nanti kamu dikira Omku, kan?"

"I-iya juga sih..."

"Yaudah kalo nggak mau bareng mereka, bareng Amaru sana."

"Nah sama Amaru aja deh aku. Woi Amaru, bareng dong!"

**

"Selamat datang di keluarga Rohis SMA Diamond. Kamu anak baru, kan? Namamu Watanabe Haruto? Aku Kim Doyoung, ketua Rohis."

Haruto mengangguk. Disalaminya ketua Rohis SMA Diamond itu. Dia harus memberikan citra baik di sekolah baru.

"Kalau kamu butuh bimbingan, bisa tanya padaku, atau Yeojin. Dia wakil ketua Rohis. Bisa juga minta bimbingan ke tim inti Rohis lainnya. Oh, ke Rima juga bisa. Dia tim inti juga, kok. Motivasimu masuk Rohis karena ada dia, kan?"

Sebelah alis Haruto terangkat. Doyoung terkekeh.

"Di brosur yang kamu setor, kamu menulis nama Rima sebagai motivasimu bergabung dengan Rohis."

Haruto menepuk jidatnya pelan. Ah, dia baru ingat kalau dia memang menulis seperti itu. Waktu dia mengisi brosur, Yewang mengajaknya mengobrol. Makanya Haruto kurang fokus. Jadilah dia menulis 'Nakabayashi Rima' sebagai motivasi dia bergabung dengan Rohis. Padahal dia ingin menulis 'menjadi pribadi yang lebih baik'. Pantas saja tadi Hikaru dan kawan-kawannya menertawakannya.

Doyoung menepuk pundak Haruto pelan. "Tidak apa-apa, kok. Amaru juga menulis nama Hikaru sebagai motivasinya, begitu pula Hikaru yang menulis nama Amaru. Jadi, kamu tak sendirian."

Mafia In The SchoolWhere stories live. Discover now