2

127 22 11
                                    

"We're about to paint the town. Ratatatatatatatata. Paint the town. Ratatatatatatatata. You can't stop- eh aduh..."

Yeojin yang sedang asyik bersenandung ria, menghentikan nyanyiannya karena menubruk seorang anak laki-laki yang berhenti di tengah jalan.

"Aduh maaf ya? Lagian kamu halangin jalan, sih..."

Anak laki-laki itu menoleh. Yeojin bisa melihat anak laki-laki itu ternyata cukup tinggi. Terdapat nametag 'Park Jeongwoo' di depan dadanya.

Jeongwoo terlihat kesal. Telunjuknya menuding-nuding ke muka Yeojin. "Kalau jalan tuh liat pake mata! Dasar bocil!"

Yeojin mendelik. Dia tak suka dikatai bocil, apalagi oleh orang yang lebih muda darinya. Ya, Yeojin tahu anak laki-laki di hadapannya ini lebih muda, terlihat dari badge nya.

Yeojin berkacak pinggang. "Heh, sembarangan ngatain aku bocil! Aku kakak kelasmu, tau! Nih liat badge ku!"

Jeongwoo tersenyum kecut. Merasa seperti deja vu. Astaga, kenapa Jeongwoo harus punya masalah dengan siswi yang bermasalah dengan tinggi badan di awal-awal masuk sekolah? Di SMA lama, Jeongwoo juga begitu terhadap siswi bernama Nako.

"O-oh, kakak kelas, ya? Maaf kalau begitu,,, eum,,, Kak Im Yeojin?"

"Ya, namaku Im Yeojin. Kamu anak baru, ya? Tolong dijaga etikamu!"

"Ada ribut-ribut apa ini?" seru siswi lain yang kebetulan lewat.

Yeojin langsung mengadu kepada siswi yang merupakan teman sekelasnya itu. "Hueee Isa... Tadi aku dikatai bocil sama anak baru ini..."

Siswi bernama Isa itu menatap Jeongwoo. Jeongwoo juga balas menatap gadis dengan nametag Lee Chaeyoung itu.

"Halo, Park Jeongwoo. Maaf ya, tapi Yeojin kurang suka dikatai bocil. Dia memang sedikit kurang sih soal tinggi badan, tapi jangan katai dia bocil lagi, ya? Dan maaf kalau tadi Yeojin membuatmu kesal."

Jeongwoo tidak menjawab. Dia fokus pada nametag Isa.

Lee Chaeyoung... Lee Chaeyoung... Isa... Isa...

Jeongwoo sedikit ter-trigger melihat nama asli Isa, ditambah nama panggilan gadis itu juga terdengar mirip dengan salah 1 pelaku asli yang membuat kehidupannya pernah kelam.

Tidak... Tolong jangan...

Isa keheranan melihat perubahan air muka Jeongwoo.

"Halo? Kamu nggak apa-apa?"

Jari Jeongwoo yang sedikit gemetaran menunjuk nametag Isa. "Kamu,,, Lee Chaeyoung?"

Isa mengangkat sebelah alisnya. "??? Iya, nama asliku Lee Chaeyoung. Tapi teman-teman memanggilku Isa. A-i-sa.  Kamu juga bisa memanggilku Isa. Ngomong-ngomong, aku ketua OSIS di sini. Salam kenal."

Tubuh Jeongwoo masih gemetaran. Kedua tangannya terjulur hendak mencekik leher Isa, tapi sebelum itu terjadi, Miihi sudah datang mencegah.

"Jeongwoo, ayo katanya mau ke kantin bareng?"

Jeongwoo tersentak. Tangannya ditarik kembali. "A-ah, iya. Ayo kita pergi."

Miihi pun berpamitan kepada Isa dan Yeojin. "Kak Isa, Kak Yeojin, kami pergi dulu. Maaf kalau Jeongwoo ada kesalahan."

Isa tersenyum. "Iya, nggak apa-apa. Enjoy your day."

"Tolong ajarin temannya sopan santun ya, Miihi?", seru Yeojin. Sepertinya dia masih dendam.

Miihi cuma haha-hehe, kemudian langsung menyeret Jeongwoo pergi.

"Kamu tadi ngapain, sih?" tanya Miihi sedikit berbisik ketika mereka sudah pergi.

Mafia In The SchoolWhere stories live. Discover now