15

20 6 0
                                    

"Rekaman CCTV belum diperiksa? Apa maksudnya?"

"Tolong segera periksa rekaman CCTV di hari itu! Kami ingin kasus ini secepatnya menemui titik terang!"

Kedua orangtua Giselle lantas keluar dari ruang kepala sekolah. Para murid yang dari tadi memantau dari teras kelas masing-masing, langsung membubarkan diri.

"Waduh, orangtua Kak Giselle sampai balik lagi ke sekolah ini, tapi Bu Yanti belum juga periksa rekaman CCTV nya," ucap Yunkyoung memulai perghibahan.

"Tau tuh. Ngakunya sih sibuk. Sibuk nontonin sinetron kali," sahut Suyun.

"Terus katanya nih ya, Bu Yanti tuh suka molor di ruangannya," imbuh Zige.

"Udah, jangan ngibahin Bu Yanti kayak gitu. Nanti dosa," tegur Gowon.

"Sudah sudah semuanya jangan ghibah terus! Ayo sini bayar uang kas nya! Zige, uang kas bulan lalu kamu belum bayar lho!" teriak Mako yang membuat keluhan berjamaah terdengar.

Setelah semua anak beres urusan membayar kas, Soojin berdiri di tengah-tengah kelas sambil membaca pesan di ponselnya. "Teman-teman, ada pengumuman nih. Bu Boa hari ini enggak bisa ngajar dulu. Jadi di jam Bu Boa nanti jadi jam kosong ya? Kalian bebas mau ngapain aja asal nggak berisik dan ganggu kelas lain. Sekian pengumuman nya..."

Pengumuman itu langsung mendapat sorakan dari mayoritas murid yang suka dengan jam kosong. Sumin sampai melempari mereka dengan kertas agar tak terlalu berisik.

**

Di saat teman-teman yang lain memilih ke kantin, perpustakaan atau malah tidur di kelas, Mako malah memilih jalan sendirian ke sumur tua di belakang sekolah tempat mayat Giselle dulu ditemukan. Kalau kalian lupa, Mako adalah orang yang menemukan mayat Giselle, bersama Wonjin.

Mako meletakkan kedua tangannya di tepian sumur, kemudian melongokkan kepalanya ke dalam sumur. Para guru sebenarnya sudah menyarankan sumur itu ditutup sebelum kematian Giselle karena dinilai berbahaya, tapi sampai sekarang Bu Yanti belum memberikan perintah menutup sumur itu.

Ketika Mako melihat ke dalam sumur, Mako merasa seperti melihat ada bayangan Giselle dari dalam sana. Seolah meminta tolong kepada Mako.

Mako sedikit tersentak, kemudian berpikir sebaiknya dia segera pergi sebelum hal-hal aneh kembali bermunculan.

Ketika berbalik, Mako kaget karena sudah ada orang lain di belakangnya.

"Keita? Kamu ngapain di sini?"

Keita yang merupakan teman sekelas Mako, nyengir. "Ah, itu, aku lagi jalan-jalan aja tadi habis dari kantin, mumpung jam kosong. Trus aku lihat kamu di sini liatin sumur. Aku takut kamu mau bertindak aneh-aneh, jadi aku deketin aja kamu."

"Oh... Itu, aku cuma mau ngecek aja sumurnya. Kan yang nemuin mayat Kak Giselle dulu aku. Jadi aku pikir mungkin bisa dapat petunjuk."

"Oh gitu... Hati-hati ya Mako, jangan bertindak gegabah. Terus, jangan suka berkeliaran sendirian. Takutnya ada yang punya niat jahat."

"Hah? Emang siapa yang mau jahatin aku?"

"Ya,,, nggak tau? Mungkin ada murid sekolah ini yang nggak suka sama kamu? Atau ada kemungkinan-kemungkinan lain? Kan isi hati manusia nggak ada yang tau?"

"Hmm iya juga."

Pada saat itu Jaehyuk muncul.

"Mako! Aku nyariin kamu!"

Mako dan Keita menoleh serempak.

"Oh, udah ada Jaehyuk ya? Yaudah aku lanjutin lagi jalan-jalan nya ya?" ucap Keita sambil berlalu pergi.

"Ko, kamu ngapain sih ke sini?" tanya Jaehyuk dengan muka khawatirnya.

Mako mendecih. "Kamu kenapa sih ngurusin aku terus? Urus urusan kamu sendiri aja sana!"

"Mako, kalau kamu masih marah sama kejadian itu, oke aku minta maaf. Aku ngaku khilaf. Tapi ini aku beneran khawatir banget sama kamu. Kamu tau kan kemungkinan pembunuh Kak Giselle dan Kak Haru masih berkeliaran? Ini kamu malah jalan sendirian, ke tempat ini pula. Gimana kalau-"

"Kalau apa?"

"Kalau,,, ya kalau ada yang jahatin kamu? Minimal kamu tuh bawa teman. Kamu mau ajak aku juga ayo aja!"

"Dih, males!"

"Oke kalau kamu nggak mau ditemenin sama aku. Tapi tolong lain kali jangan jalan sendirian. Kalau ada apa-apa sama kamu, aku harus ngomong apa ke Papa kamu?"

"Iya iya berisik banget!"

Setelah berkata begitu, Mako pun pergi sambil terus ngedumel. Sementara Jaehyuk terus menatap Mako dengan tatapan sedih dan khawatir.

"Aku udah janji ke Papa kamu buat jagain kamu, Ko. Aku nggak akan biarin siapapun nyakitin kamu!"




#####

Mafia In The SchoolWhere stories live. Discover now