34

87 8 0
                                    

Rain berjalan santai dengan ekspresi dingin di wajahnya saat orang-orang berjalan sembari menatapnya.
Ia kembali ke akademi setelah hampir sebulan lamanya.

“Aku kira gadis itu sudah mati. Saat aku mendengar ayahku berbicara tentang seorang Lady dari keluarga Deleux yang di serang beberapa malam yang lalu,”

Well, Rain tahu bahwa orang-orang akan mengatakan hal semacam itu.
Dan yang lebih menjengkelkannya lagi, kabar yang mereka dengar itu pasti di sebarkan oleh orang suruhan kakaknya.

Natalia jelas sengaja melakukan hal itu untuk memperburuk keadaan dan menyebabkan tidak ada satu pun orang-orang yang ingin berteman dengannya.

“Perempuan ular itu benar-benar bekerja keras ternyata. Hm,haruskah aku memberikannya sesuatu sebagai penghargaan karena sudah membuat keberadaanku menjadi perbincangan?”

Rain tersenyum sinis,lalu mendudukkan dirinya di sebelah Azkier yang sibuk berbicara dengan Chris yang berdiri di samping mejanya.

Rain mengabaikan kedua pria itu dan sibuk membaca ulang materi yang sudah ia pelajari.

“Hei, Apa kau ingin pergi bersama kami?” tanya Azkier.

Rain menegakkan punggungnya seraya menoleh ke kiri dan ke kanan lalu menatap Azkier dan Chris bergantian dengan wajah kebingungan.

“Apa kalian berbicara denganku?” Rain balik bertanya seraya menunjuk dirinya sendiri.

Azkier berdecak kesal.
“Lalu siapa lagi,”

“Aku tidak menyangka Anda akan mengajak ku tuan, lalu bagaimana aku harus menjawabnya?”

“Lupakan, aku benar-benar melakukan kesalahan karena sudah mengajakmu,” dengus Azkier.

Rain terkekeh pelan, “Ya,baiklah. Aku akan pergi bersama kalian. Tapi,kemana?”

Azkier menyunggingkan senyum miring.
“Kau akan tahu nanti,”

“Aku memiliki firasat buruk tentang hal ini,” ujar Rain seraya menatap Azkier dengan penuh selidik.

“Sudah hentikan kalian berdua. Kita akan terlambat jika tidak pergi sekarang,” ujar Chris menengahi.

“Ayo pergi.” Kata Azkier yang di angguki oleh Chris dan juga Rain bersamaan.
KetiganKetiganya berjalan beriringan keluar dari kelas dengan Rain yang berada di tengah-tengah keduanya.

“Tunggu,mengapa aku berada di tengah-tengah?” protes Rain seraya mendongak dan menatap Azkier.

“Dia hanya sedang mempermainkanmu,” bisik Chris.

“Lalu mengapa bukan kau saja yang pindah?” sinis Rain.

Chris menggelengkan kepalanya. “Mana mungkin aku berani. Az akan memenggal ku jika aku melakukannya,” ujar Chris dengan suara mendesis.

“Mengapa ia memenggalmu?” tanya Rain.

“Itu karena Anda lady,karena Anda.” Chris menggeram.

Rain menaikkan sebelah alisnya tak mengerti.
“Aku?”

Chris mengangguk pelan.
“Ya,itu benar,”

“Aku masih tidak mengerti,mengapa aku yang menjadi pemicunya?” ujar Rain seraya berpikir.

Chris mendengus,ia tidak tahu jika Rain adalah gadis polos atau tidak peka,mungkin?
‘Aku penasaran bagaimana keduanya berinteraksi jika sama-sama tidak menyadari perasaan mereka sendiri?’ batin Chris.

Azkier menghentikan langkahnya membuat Rain dan Chris juga memberhentikan langkahnya.

“Apa yang sedang kalian berdua bicarakan?”
tegur Azkier dengan sorot tajam dingin.

Antagonis Lady [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt