WWT - 13

4 2 2
                                    

Dion berangkat terlebih dahulu, baru setelah itu Harin segera bersiap juga untuk pergi. Dia tak mau ikut karena punya acara pribadi, me time ke suatu tempat di mana Harin bisa mencurahkan seluruh isi hatinya.

Sebuah taksi berhenti tepat di depan rumah mewahnya, Harin buru buru naik ke dalam dan taksi itu pun melaju.

Sebelum itu Harin sempat berhenti di toko bunga sebentar, dia membeli buket mawar putih. Setelah mendapatkan apa yang ia inginkan Harin melanjutkan perjalanannya.

"gue mau yang jantan ah!"

"buset Dion, kucing gue udah beranak banyak masa iya gue punya yang betina lagi??!"

Tak afdol jika Dion dan Genta bertemu tidak ribut. Ada saja hal yang mereka ributkan, mau sekecil apapun itu. Baskara saja sampai heran, sama sama sudah besar tapi kenapa seperti bocah?

"yaudah gue ambil yang betina." ujar Baskara, kini keduanya menjadi sedikit lebih tenang karena Baskara yang mengalah.

Dion berulang kali mengecek bagian belakang kucing berwarna abu abu yang akan dia bawa pulang "beneran laki laki kan ini?? Awas aja kalau bohong, gue potong gaji lu."

"lu beneran minta di tempeleng anjir, ga usah suudzon deh!! Gue ga ada niatan sama sekali mau nuker, karena lu ngomong gitu gue jadi pengen nuker."

"jahat."

"makan siang yuk ah laper gue ngeliat kalian ribut tross." Baskara bangkit dari duduknya dan mengalihkan topik.

"gue mau jalan, kalau di traktir." ucap keduanya secara bersamaan. Baskara menatap kedua temannya dengan tatapan tak suka, gawat jika sudah seperti ini Dion dan Genta langsung merasa merinding karena Baskara terlihat seram jika sedang marah.

"engga bercanda Baskara ganteng, ayo Dion yang traktir." Genta membujuk Baskara kemudian menarik pria itu menuju keluar apartemennya.

"Genta sialan kok jadi gue??"

Mereka tiba di salah satu cafe yang berada di dekat apartment Genta, masing masing memesan satu porsi menu yang mereka inginkan.

"Harin di rumah sendiri dong?" tanya Baskara.

"iya dia ga mau ikut, malu katanya." jawab Dion seraya memasukkan makanan itu ke dalam mulut.

"hahaha kayanya istri lu pemalu orangnya." timpal Genta menanggapi.

Siang itu sembari makan siang, mereka mengobrol tentang topik kehidupan pernikahan. Dion bercerita kebahagiaan yang dia peroleh setelah menikah, dia berkata sejauh ini belum pernah ada masalah mungkin karena baru menikah juga.

"terus kalau lu ada masalah gimana?" Baskara kembali mewawancarai temannya itu, hanya mau mengetahui bagaimana cara Dion mengatasi masalah dalam kehidupan pernikahan.

"ehm, sebisa mungkin gue mau selesaian ini baik baik dan ga mau pakai emosi." jawab Dion yang kemudian di beri anggukan oleh kedua temannya.

"setuju sih kalau nyelesain masalah itu jangan pake emosi, apalagi lu kan orangnya emosian. Mulai sekarang latihan dan coba tahan." ucapan Baskara tadi langsung di beri tatapan sinis oleh Dion. Sebenarnya apa yang dia katakan tak salah, Dion memang seorang yang sulit mengendalikan emosinya. Hanya saja terkadang dia tak terima jika di bilang 'emosian.'

"kalau nih yaa kalau, istri lu selingkuh gimana? Walau ga mungkin sih karena Harin keliatan anak baik baik, sama kita kita aja pemalu." kini Genta yang bertanya.

"nah itu kan kemungkinan yang ga mungkin, jadi yaa ga usah di bahas." Dion menjawabnya dengan simple.

"iyaa udah jangan di bahas tapi jangan sampai deh, baik istri lu maupun juga lu nya. Jauh jauh dari yang kaya begitu."

when we're together | Doyoung Where stories live. Discover now