WWT - 11

4 2 0
                                    

Hari ini merupakan hari terakhir Dion libur, besok dia akan mulai kerja karena tak bisa cuti terlalu lama. Perusahaan saat ini sedang sangat sibuk.

Dia sebenarnya masih ingin duduk di rumah baru ini dan menghabiskan banyak waktu bersama dengan Harin, tapi tak bisa. Tak apa masih ada weekend untuk menikmati waktu bersama.

Ceklek...

Harin masuk ke dalam kamar setelah membuat dua cangkir teh tawar seperti biasa. Kini Dion jadi punya kebiasaan meminum teh sebelum tidur, sama seperti Harin dan sekarang dia juga jadi menyukai teh tawar. Selama tak manis asal ada Harin yang minum bersamanya, bukan masalah besar.

"kamu gapapa kan kalau saya tinggal kerja besok?"

"gapapa kok, besok mama bilang mau naruh art di sini buat masak sama bersih bersih. Maaf yaa Dion aku ga bisa masak, ga bisa nyuci baju sama ga bisa bersih bersih rumah." jelas Harin dengan penuh penyesalan. Kondisi Harin saat dulu tak memungkinkan dirinya untuk mengerjakan pekerjaan rumah, jangankan pekerjaan rumah saat dulu dia bahkan tak bisa beraktifitas seperti orang orang pada umumnya. Jadinya saat ini dia tak bisa apa apa.

"bukan masalah besar, ga usah di pikirin yaa." kata kata yang keluar dari mulut Dion benar benar membuat Harin merasa di mengerti, apalagi Dion mengatakan itu sembari mengusap kepalanya.

"makasih Dion."

Pada pukul sepuluh malam keduanya memutuskan untuk tidur. Seperti biasa Dion akan mematikan lampu kamar dan menggantinya dengan lampu tidur, sementara Harin akan menunggu di atas ranjang.

Dion melompat ke atas kasur yang otomatis membuat Harin sedikit terpental ke atas.

"Dion!"

"hahaha maaf maaf."

Dion menarik selimut putih itu lalu menutupi badannya dan juga badan istrinya "good night sweetheart."

"good night too, Dion."

Perlahan mata keduanya mulai terpejam. Dan waktu pun terus berjalan, keduanya tampak begitu menikmati waktu tidur mereka.

02.00 AM

Harin terbangun dengan keringat dingin yang bercucuran di dahinya, beberapa tetes air mata lolos keluar dari kedua manik matanya.

Wajahnya terlihat begitu ketakutan, Dion yang sadar Harin terbangun akhirnya ikut terbangun "kenapa?" tanyanya masih setengah sadar.

Dion menatap wajah istrinya yang terlihat ketakutan dan juga- menangis, tunggu apa? Harin menangis? Kenapa?

"hey what's happened? Nightmare?"

Harin tak menjawab, dia hanya melirik dengan tatapan yang sulit di artikan ke arah Dion. Wanita itu bangkit dari ranjangnya kemudian berlari ke kamar mandi.

Dion yang panik segera mengejar Harin, namun saat istrinya masuk ke dalam kamar mandi Dion menunggu di luar dengan perasaan cemas.

Di dalam sana Harin tengah mencuci wajahnya berulang kali menggunakan air, dia juga mencuci tangannya berulang kali. Tanpa sengaja matanya menatap bayangan dirinya pada sebuah cermin kecil yang tergantung di kamar mandi.

Harin menangis menatap bayangan dirinya sendiri, kenapa ketika dia baru saja merasakan kebahagian sebentar ada kenangan buruk yang terlintas di otaknya. Apakah Tuhan tidak mengizinkannya berbahagia? Namun terkadang Harin juga merasa tak pantas untuk mendapatkan semua kebahagiaan ini.

"maafin aku..."

Setelah semuanya sedikit membaik, Harin memutuskan keluar dari kamar mandi dan Dion masih berdiri menunggu di sana.

when we're together | Doyoung Where stories live. Discover now