"Atau aku panggil kak Tian aja ya kak suruh kesini? Barangkali dia lagi gak sibuk? " Tawar Narda lagi.

"Gak usah na, kakak malu kalo harus ngerepotin orang terus" Tolak Kiran lagi.

"Iya om, panggil ayah aja, kasian buna, Miko mau buna cepet sembuh. Ya buna ya? Boleh ya om panggil ayah suluh kesini buat peliksa buna? " Timpal Miko yang sedari tadi hanya diam.

"Tapi sayang... "

"Buna... Miko sedih liat buna sakit gini" Belum selesai Kiran berbicara Miko malah menangis lalu memeluknya.

"Iya iya.. Yaudah iya Na boleh kalo mas Tian nya gak sibuk, tapi kalo sibuk jangan dipaksa ya. Miko jangan nangis ya bunda gapapa kok" Kiran pasrah lalu menenangkan Miko.

"Yaudah kak, nanti aku telpon kak Tian juga. Miko sekarang kita sarapan dulu yuk? Nanti abis sarapan om mau bikinin buna kamu bubur terus Miko temenin buna disini ya, jagain buna nya selama om kerja oke?" Ucap Narda lalu Miko mengangguk sembari masih sibuk mengelap air matanya.

"Yaudah gih kamu sarapan dulu, nanti abis itu temenin bunda disini" Ucap Kiran lalu Miko dan Narda beranjak keluar dari kamarnya.


🌸🌸🌸

 

Hari hampir siang, benar saja sedari tadi Miko tak beranjak sedikit pun. Ia dengan setia terus menemani Kiran yang masih berbaring di tempat tidurnya. Sesekali Miko mengecek suhu tubuh Kiran dengan tangannya, lalu dibandingkan dengan suhu tubuhnya.

"Buna panas? Buna benel gapapa?" Tanya Miko saat dirasa suhu tubuh Kiran berbeda dengannya.

"Gapapa sayang, bunda kan-" Ucapan Kiran terhenti kala mendengar suara ketukan pintu. Itu pasti Tian pikirnya, soalnya tadi kata Narda Tian akan datang agak siang setelah ia menyelesaikan pekerjaannya di rumah sakit.

"Miko, tolong bukain pintunya sayang, bunda lemes jalannya. Boleh kan? " Tanya Kiran lalu Miko mengangguk.

"Boleh buna, itu pasti ayah. sebental ya Miko bukain dulu pintunya" Ucapnya lalu berlari keluar kamar.

"Jangan lari-lari Miko" Ucap kiran, padahal Miko sudah keluar dari kamarnya.

Benar saja tebakannya, yang mengetuk pintu itu ternyata Tian. Miko lantas mengajak tian untuk masuk ke kamar Kiran, dengan menarik-narik tangan kanannya.

"Ayah ayo, buna nya didalam, buna lemes katanya ndak kuat jalan" Ajak Miko.

"Assalamu'alaikum" Ucap Tian ketika masuk ke kamar Kiran. Sedangkan Miko sudah duduk kembali disamping Kiran.

"Waalaikumsalam mas, maaf aku ngerepotin. Harusnya kan mas langsung pulang terus istirahat, ini malah harus mampir dulu kesini" Ucap Kiran merasa tak enak.

"Gapapa kok tenang aja, saya gak ngerasa direpotin" Jawabnya lalu menarik kursi meja rias Kiran, dan mendudukinya.

"Gimana keluhannya apa aja? " Tanya Tian.

"Pusing terus perut bagian ini sakit mas, mual sama lemes juga"  Jelas Kiran lalu menyentuh bagian perutnya yang sakit.

"Sebentar,maaf ya sebelumnya saya nyentuh kamu" Ucapnya lalu menekan pelan bagian perut yang tadi Kiran tunjuk.

Lost [End]Where stories live. Discover now