Bimbang

107 9 46
                                    


Boboiboy pov

Hai. Perkenalkan. Nama ku Boboiboy Mecha Amato. Seperti yang kalian tahu, nama marga ku berasal dari nama panggilan Ayah ku sendiri.

Tidak hanya aku yang bermarga nama panggilan Ayah ku, ke tujuh kakak laki laki ku juga bermarga nama panggilan Ayah.

Jika kalian bertanya, aku merupakan anak terakhir a.k.a anak bungsu dari ke delapan saudara dengan marga 'Amato'.

Bunda kami berdelapan sudah meninggal karna di bunuh oleh teman nya sendiri.

Teman Bunda membunuh Bunda karna kecemburuan nya kepada Bunda karna Bunda sudah menikah dan memiliki anak sedangkan diri nya masih belum.

Namun, 2 hari setelah membunuh Bunda teman Bunda tersebut tewas dalam kecelakaan beruntun yang terjadi di jalan tol.

Dua minggu kemudian, kami pindah rumah ke suatu kota yang menjadi Ibukota Malaysia, yakni Kuala Lumpur.

Karna kami ada sembilan orang dalam satu keluarga, maka Ayah ku memilih rumah yang besar dengan banyak kamar, minimal 10 kamar.

Hidup ku rasa nya hampa tanpa ada nya Bunda.


















"Yeay!!! Akhir nya kita sampai di rumah baru kita!!" Teriak salah satu kakak ku yang sangat ceria yang sudah turun dari mobil duluan setelah sampai yang bernama kak Ufan.

Ke enam kakak ku dan aku turun dari mobil. Terlihat truk yang membawa barang pindahan kami yang sedang di turunkan.

Ayah langsung membuka kunci pintu utama rumah baru kami setelah memakirkan mobil di garasi yang letak nya tepat di samping rumah baru kami.

Setelah Ayah membuka pintu rumah baru kami itu, aku langsung masuk ke dalam rumah baru itu dan langsung melangkah kan kaki ku menaiki anak tangga menuju kamar ku yang berada di lantai 2.

Boboiboy pov end

Setelah pintu kamar nya terbuka, Boboiboy langsung masuk ke dalam kamar baru nya itu dan langsung pergi ke arah jendela, membuka tirai, membuka jendela nya membuat kamar nya menjadi terang kembali karna sinar matahari. Tidak terlalu terang karna matahari di tutupi oleh sang awan mendung yang menandakan kalau akan hujan nanti.

Lalu, ia melipat tangan nya di atas pagar pembatas di kamar nya dan meletakkan dagu nya di atas lipatan kedua tangan nya itu.

Memandangi ke arah luar di mana semua orang sedang melakukan aktivitas nya masing masing.

Ada yang sedang bermain, ada yang berolahraga, dll(dan lain lain).

"Kenapa Bunda yang harus pergi duluan?" Batin Boboiboy yang masih mengamati sekeliling rumah nya dengan pandangan yang sedih karna teringat Bunda nya.

Saat mengamati sebuah taman yang tidak jauh dari rumah nya, ia melihat ada orang yang sedang bermain lompat tali, ada yang tertawa, dan juga ada yang menangis.

Diri nya merasa bimbang. Bimbang dengan takdir yang kadang tidak adil kepada semua manusia.

Boboiboy terus mengedarkan pandangan nya sampai diri nya melihat sesosok perempuan yang sedang belajar dengan teman nya di halaman depan rumah nya.

Perempuan itu yang menyadari kalau ada yang memerhatikan nya langsung mengamati seorang remaja yang sedang berdiri di depan jendela.

"HAI!!!" Teriak perempuan itu sembari melambaikan tangan nya kepada Boboiboy dengan senyuman nya.

Boboiboy yang di sapa pun langsung beranjak dari jendela dan kembali masuk ke dalam kamar nya.

Perempuan itu yang merasa kalau remaja itu mengabaikan sapaan nya langsung kembali kepada buku nya.

One shoot BoboiboyWhere stories live. Discover now