CHAPTER 06 ♡♡

Start from the beginning
                                    

mengalahkan seperti kutub es di kutub utara, cowok itu beda banget sama yang menabrak dengannya.

"Maaf, kalau boleh tahu nama kamu siapa ya? Biar kita bisa akrab gitu?" ucap sedikit gelisah serta lidah terasa kelu karena ia takut melihat aura cowok yang duduk di samping dirinya.

"Nama gua Yuta, kenapa lo ngefans ama gua nanyain gua mulu."

"Cih sok sokan lu, seandainya kalau gua anak lama, gua jotos muka lu itu." aku sudah muak melihat muka datar Yuta, untung ia bisa senyum.

Dan tidak Yuta pun tidak menanyakan kembali namanya siapa? Malah diam aja nggak ngomong sama sekali.

Emang dasar kutub utara kok, dia nggak bakalan mencair es nya kalau modelannya kayak gini.

"Oo iya Yuta, kalau boleh tau kamu orang Jepang kan? Dan rumah kamu dimana?" tanya Aiko, agar tidak kelihatan kalau dirinya lagi kesal.

"Rumah gue di Jl Anggrek bulan no 17, dan disitu dekat orang yang kemarin baru berkemas kemas kayak habis pindahan gitu." kali ini Yuta ngomong panjang lebar kayak rumus persegi panjang aja. Canda rumus.

Deg...

Hati ku tiba-tiba kaget mendengar penuturan Yuta yang mengatakan rumahnya berdekatan dengan orang yang baru pindahan.

Dan dilihat lihat ia dengan Yuta ini sama-sama satu komplek di Jalan Anggrek bulan tersebut.

Yang artinya ia tetanggaan dengan orang kutub utara, dan bakalan berpapasan setiap kali ia keluar rumah dong.

"Gimana nih? Aku dengan dia satu komplek dan kita tetanggaan? Aku nggak mau itu terjadi." batinnya yang mulai nggak karuan.

Yuta yang melihat dia sedikit gelisah dan mukanya sedikit cemas, membuat dirinya ingin menjahilinya agar tidak cemas di depan mukanya.

"Dorrr" teriakan Yuta membuat ku kaget dan sekaligus melempar buku paket itu ke muka Yuta.

Akhirnya Yuta kena karmanya karena sudah mengkageti, dan sedikit syok melihat Yuta ditimpuk menggunakan buku tebal miliknya itu.

"Eh sorry Yuta, aku nggak sengaja soalnya tadi ada yang kagetin aku. Makanya aku reflek mukul buku tadi ke muka kamu." ucapnya sedikit gemetaran takut Yuta memukul buku itu ke muka nya.

Yuta pun beranjak keluar dari bangku dan menghampiri ku yang sedikit gemetaran lalu membuka mata perlahan.

Dan ternyata Yuta sudah berada di depan mukanya yang artinya Yuta akan memberikan pembalasan untuknya.

"Lo nggak usah takut ama gua, karena gua mau nenangin lo agar lo nggak gemeteran. Dan maaf soal tadi karena gua yang kagetin lo, jadi ini karma buat gue karena udah bikin lo kaget. Dan lo kenapa bengong tadi gue jelasin kalau rumah gue di daerah Anggrek Bulan?" jelas panjang lebar, sedikit tenang, mulai cemas kembali namun ia tidak memperlihatkannya takutnya nanti dijahilin oleh Yuta.

"Nggak papa, soalnya gue kayak pernah lihat jalan Anggrek, makanya agak syok gitu. Btw sekarang gak ada pelajaran kan." ucapnya agar sedikit netral biar Yuta tidak curiga dengannya.

"Nggak ada, karena jamkos sampai pulang, jadi gue tenang buat tiduran di kelas." ucapnya lalu siap-siap untuk tiduran di kelas.

"Oo iya silahkan." ucap ku lalu ia beranjak keluar dari bangku karena mau kenalan dengan anak-anak yang lain.

aku berjalan ke arah bangku sebelah kanan paling depan sendiri dekat pintu masuk kelas.

"Halo, nama kamu siapa? Salam kenal ya." ucap ramah dan tak lupa ia senyum.

STORY LOVE SMART GIRLWhere stories live. Discover now