Akhirnya

135 19 13
                                    

Jarum jam masih berdetik seperti biasa. Lalu lintas hingga perputaran bumi masih berjalan seperti sebagai mana mestinya. Hanya jantung Jungwon yang terasa berhenti bedetak.

Sean Sunoo Naraya yang cantik dan manis, tak pernah hilang dari pikirannya. Jadi ini orangnya?

Dengan perasaan tak karuan ia sambut lengan putih itu. Jungwon hanya membayangkan, apakah Jay juga sering menggenggam tangan ini sama seperti saat ia menggenggam tangannya?

Apakah ia juga sering mengusap lembut tangan ini dengan ibu jarinya?

Apakah tubuh ini yang juga sering dipeluk Jay, sama sepertinya?

Apakah secepat ini Jay melupakannya?

Tak lama kemudian ia memutuskan untuk izin pada Yuna ke kamar mandi, pertahanannya sudah runtuh. Yuna reflek langsung menyusulnya, Jay yang melihatnya juga reflek langsung berdiri. Padahal ia tengah menjelaskan sesuatu pada tiga adik tingkatnya.

"Gue aja Jay yang susul, gue yang jelasin. Lo di sini aja, nggak enak sama adek tingkat lo" ujar Sunoo berbisik dan langsung bangkit dan pergi mendahuli Jay.

Melihat Sunoo pergi, Jay akhirnya memutuskan untuk duduk kembali setelah bimbang sesaat. Ia kembali menyibukkan diri, memberi penjelasan pada adik tingkat sembari matanya mencuri-curi pandang arah kamar mandi.

Menit berlalu, Sunoo dan Yuna kembali sendirian tanpa Jungwon yang ada di sampingnya. Mereka juga menyampaikan pamitnya Jungwon karena tiba-tiba tak enak badan.

...

Sunoo tak pernah merasa Jay seceroboh ini saat berkendara. Saat mereka pulang, Jay langsung mengantar Sunoo pulang bak pembalap. Sunoo dari tadi sudah mengingatkan tapi Jay sama sekali tak memperhatikannya hingga ia hanya bisa memeluk pinggang itu erat.

"Untung gue nggak mati Jay" ujar Sunoo sarkatis begitu turun dari motonya. Jay hanya menanggapi dengan senyuman singkat, Sunoo bisa menyadari kalau lelaki itu sama sekali tak fokus.

"Dengerin gue" ujarnya memegang kepala Jay yang masih terbungkus helm.

"Fokus Jay, kalo lo masih nggak jelas gini gue nggak akan izinin lo pergi kemanapun. Gue takut lo kenapa-napa" ujar Sunoo lembut.

Jay yang diperlakukan seperti itu serasa diingatkan bahwa ia masih menapa bumi. Pikirannya sedari tadi kacau balau, hanya Jungwon yang berlarian di pikirannya.

"Pulang Jay, jangan kemana-mana gue mohon?" ujar Sunoo.

"kenapa emangnya?" ujar Jay.

"Semuanya udah berakhir and you did nothing wrong" ujar Sunoo sambil tersenyum teduh. Namun Jay terlalu sibuk untuk sekadar menyadari senyuman itu.

"Makasih Sunoo, gue pergi dulu" ujar Jay. Sembari mengelus pipi Sunoo sekilas.

Pergi loh bukan pulang

Jay segera memacu motornya menuju ke kosan Jungwon. Ia berusaha untuk memacu motornya secepat yang ia bisa.

Malam ini ia ingin menjelaskan segala kesalahan yang ada, ia ingin bertemu Jungwon malam ini. Ia total melupakan permintaan Sunoo.

Ia memarkir motor dengan tergesa. Ia berlari menuju kamar pemilik hatinya.

Belum sempat ia ketuk kamar itu, ia melihat pintu terbuka dari dalam.

"Mau apa lo ke sini?" ujar seseorang dengan ketus.

"Mau ketemu Jungwon, please izinin gue masuk" ujar Jay yang kini malah tampak memohon.

"Gue tau lo emang ada bakat brengsek, tapi nggak nyangka juga lo juara hancurin hati anak orang. Ke atap sekarang, gue ada perlu ngomong sama lo" ujar Niki sangat ketus. Ia sangat marah sekarang.

Back To YouWhere stories live. Discover now