PROLOG

127 28 55
                                        

Pantai, sebuah objek wisata yang ramai dikunjungi banyak keluarga. Ada banyak sekali kebahagiaan yang tercipta di tempat hangat ini. Orang-orang bersorak, bermain dan berbagi tawa sepanjang hari.

Lain halnya dengan pantai yang sepi itu. Udara malam yang biasanya melegakan, kini terasa sangat menyesakkan. Awan hari itu terlihat lebih gelap dari biasanya, seolah dunia tahu bahwa seseorang sedang bersedih.

Seorang anak lelaki berusia sekitar 8 tahun, sedang duduk di bibir pantai. Dengan kedua tangan kecil yang memeluk lutut gemetarnya. Di sampingnya, ada seorang adik kecil yang mungkin berusia 5 tahun. Adik kecil itu tampak tertidur dengan nyaman di bahu sang kakak yang justru sedang menahan tangis. Sesuatu didalam dirinya terasa sangat sakit sampai dia merasa sesak.

"Tiga..." ucap anak itu.

"D-dua" ucapnya lagi, dengan air mata yang masih tertahan.

Sampai pada angka terakhir, membuatnya sangat sesak. Seolah, semua harapannya telah hilang.

"S-satu." Dia menenggelamkan wajahnya, tangisnya pecah.

Tidak ada seorang pun yang datang menjemput mereka. Tidak ada siapapun juga yang mengkhawatirkan mereka.
Dunia kedua anak itu seakan runtuh begitu saja. Mereka harus merelakan hatinya demi orang dewasa yang serakah. Tidak ada yang tersisa.

Tidak ada keluarga.

Tidak ada tempat untuk pulang.

Dan...

Tidak ada lagi bahagia.

🍀

CLOVER AND FATES

Clover and FatesWhere stories live. Discover now