사쌩 (Singularity)

11 3 0
                                    

Sebelum semua ini terjadi.

Sore itu, Lani melintasi jalan pulang yang berbeda dari jalan yang biasa ia lewati. Alasannya sederhana, gadis itu ingin mencari jalan tikus agar jarak ke kampus lebih dekat dan menghemat ongkos. Dirinya harus lebih hemat lagi, karena tidak ingin membeli barang-barang tak berguna yang harganya lebih mahal lagi, tiket fansign dan tiket pesawat.

Langkah Lani sempat melambat saat melewati sebuah bangunan bergaya vintage tahun 90-an di ujung gang sebelum belokan menuju trotoar.

Lani berhenti tepat di depan bangunan itu, berniat untuk mengagumi arsitekturnya sejenak. Jarang sekali di tengah hiruk-pikuk kehidupan kota yang modern ini ia menemukan sesuatu yang antik. Hingga tanpa sadar dirinya memasuki bangunan itu.

Suara yang pertama kali menyambutnya adalah "Moonlight Sonata" karya Beethoven. Semakin penasaran lah ia, sampai akhirnya ia memutuskan untuk melihat-lihat isi bangunan itu.

Setelah masuk lebih dalam, ternyata bangunan tersebut merupakan toko buku antik. Ya, begitu tulisan di spanduknya yang terbuat dari kulit kayu yang diukir dengan bahasa Jerman.

Karena semakin tertarik, ia menuju salah satu rak yang berjejer kan buku-buku yang tampak magis menurutnya. Matanya seketika menangkap sebuah kitab kuno, lalu membuka halaman depannya.

Ada beberapa aksara yang sulit dipahami, membuatnya berdecak sebal. "Ini bahasa apa, sih?!"

Tiba-tiba saja Lani terlonjak kaget saat bahunya ditepuk oleh seseorang dari belakang. Sontak ia menoleh ke belakang dan mendapati presensi yang cukup membuat bulu kuduknya meremang.

Seorang wanita berjubah hitam lengkap dengan kerudung hitam menjuntai dari kepala hingga bawah menutupi wajahnya.

"S–siapa kamu?!" Lani sampai terbata-bata karena atmosfer di sekitarnya berubah menyeramkan. Apalagi saat wanita itu membuka kerudungnya dan menunjukkan wajahnya, Lani hampir saja berteriak saking takutnya.

Wajahnya putih pucat dengan mata berwarna hitam keseluruhan, ditambah gigi taringnya yang runcing saat menyeringai membuat Lani senam jantung.

"Selamat datang di toko buku antik! Ada yang bisa kami bantu?" Janggal, padahal yang berbicara hanya satu orang wanita, tapi Lani seperti mendengar suara lain yang mengucapkan kalimat yang sama.

Glek!!!– wanita yang sangat menyeramkan!

"A–aku, h–hanya mampir sebentar. Aku akan pulang sekarang." Belum sempat ia melangkah, suara mengerikan wanita itu kembali terdengar.

"Sepertinya kau tertarik dengan kitab yang kau pegang itu," Ia menjeda kalimatnya, mengamati Lani yang kebingungan karena buku misterius yang telah diletakan itu tiba-tiba ada di genggamannya. "Kau bisa membawanya pulang."

Kedua alis Lani bertaut, apa gunanya dirinya menyimpan kitab yang tidak bisa ia baca hurufnya itu?

"Kau bisa membaca huruf Hangeul? Kitab ini ditulis dengan Hanja," jelas wanita itu.

Dengan ragu-ragu, Lani mengambil kembali kitab itu. Ternyata benar, huruf-huruf itu Hanja. "Aku bisa membaca Hangeul, tetapi sulit untuk membaca Hanja."

"Aku akan memberimu mantra khusus yang bisa membuatmu melihat huruf-huruf di kitab ini menjadi Hangeul."

***

"Oke. Sekarang, mari kita baca," gumam Lani setelah sampai di rumahnya.

Perlahan ia membuka halaman yang telah disebutkan oleh wanita misterius tempo hari. Benar saja, semua huruf-huruf yang ada di dalamnya merupakan Hanja. Sesuai anjuran wanita misterius, ia membaca mantra untuk merubah huruf Hanja menjadi Hangeul.

Antologi KACAU✅Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt